Chapter 2

71.1K 5K 57
                                    

Masuk ke dalam kamar setelah menata semua belanjaan ditempatnya masing-masing. Hal pertama yang Kyra lakukan didalam kamar adalah melempar tasnya ke atas ranjang.

Mengambil satu mini dress rumahan yang terlihat sangat simpel dengan motif bunga-bunga dari dalam lemari. Kyra langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti baju juga mencuci wajahnya.

Saat bajunya sudah tersingkap sampai ke leher, Kyra menghentikan pergerakannya. Wangi pelembut pakaian pada bajunya sudah berganti menjadi wangi batita yang dia temui di supermarket tadi. Wanginya benar-benar khas seorang bayi.

Dari dulu Kyra selalu suka dengan wangi bayi, bahkan sekarang dia punya beberapa koleksi parfum dengan wangi bayi.

Menggelengkan kepala, Kyra dengan cepat mengganti baju lalu memasukkan baju tadi ke keranjang cucian.

Melangkah mendekati ranjang, Kyra merebahkan tubuhnya di atas rajang. matanya menatap jendela kamarnya yang tertutup rapat.

Dia kembali mengingat kejadian di supermarket tadi.

FLASHBACK

"Emm permisi, apa benar dia anak Anda?" Tanya Kyra kepada laki-laki di depannya.

"Hmmm." Laki-laki di depannya berdehem sebagai jawaban. Pandangannya masih setia pada batita dalam gendongan Kyra. Kyra yang diberi jawaban seperti itu tetap diam, menunggu kelanjutan jawaban dari laki-laki yang mengaku papa sang batita.

"Kenapa?" Akhirnya laki-laki itu kembali mengeluarkan sebuah kata pada Kyra. Kyra yang ditanya seperti itu hanya menggeleng.

Dia mengelus kepala batita dalam gendongannya, "baby kakak harus pulang, kamu ikut papa kamu yaa?" Kata Kyra lembut pada si batita.

Batita itu hanya diam, kepalanya masih nyaman menyender di bahu Kyra. Sesekali tangan kecilnya menggaruk pipi yang terasa sedikit gatal karena tersapu rambut pendek Kyra yang di gerai.

"Ayo sayang ikut papa, nenek sama kakek udah nunggu di rumah." Merasa anaknya susah dibujuk akhirnya laki-laki itu mengambil paksa anaknya dari gendongan Kyra. Perpindahan batita itu ternyata tidak berjalan mulus, karena setelah berada di gendongan papanya batita itu malah menangis kencang sambil mengulurkan tangannya ke arah Kyra.

Membiarkan anaknya tetap menangis, laki-laki itu berjalan cepat menjauhi Kyra. Tapi, baru lima langkah ia tapaki anaknya malah semakin kencang menangis dan menjerit. Membuat beberapa pelanggan supermarket menengok penasaran pada suara tangisan itu. Beberapa orang bahkan menatap Kyra dengan tajam karena lagi-lagi yang membuat kegaduhan adalah batita yang mereka lihat menangis tadi.

Sekarang batita itu tidak hanya menangis dan menjerit. Dia bahkan menarik kedua telinga papanya, berharap hal itu dapat menghentikan langkah papanya dan mengembalikan dia pada gendongan perempuan yang dia sebut mama.

Karena tarikan pada telinganya serta tangis sang anak yang semakin kencang. Akhirnya, laki-laki itu pasrah dan kembali mendekati perempuan yang masih berdiri di tempatnya tadi. Dia hanya mendekat tanpa memberikan anaknya agar kembali di gendong perempuan yang ada didepannya.

"Ayo pulang sama papa, nenek sama kakek udah nunggu di rumah." Ucap laki-laki itu kepada El. Tapi El tidak merespon, dia tetap mengulurkan tangannya pada Kyra. Sedangkan Kyra masih tetap diam karena dia bingung harus bagaimana.

"Pulang sekarang yuk, kakak.... " Ucapan laki-laki itu terpotong oleh jeritan anaknya.

"MAA!" Koreksi batita itu pada papanya.

"Iya maksudnya mama juga harus pulang. Nanti kita ketemu mama lagi okay?" Bujuk laki-laki itu pada anaknya agar cepat pulang.

"Ma kut." Ujar batita itu dengan suara terbata karena masih menangis.

Baby ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang