-[Soyeon POV]-
Semenjak dinner hari itu, gue dan kak Doyoung jadi deket banget walau belum pacaran. Ya kata gue sih di usia gue yang sekarang ini pacaran bukan lagi untuk main-main, jadi gue ngga masalah kalo pdkt setahun dua tahun it's okay.
Hari ini gue udah mulai kuliah, sementara kak Doyoung emang dari setahun lalu udah kuliah. Tapi ngga sekampus sama gue. Gue di K'ARTS, kak Doyoung di SNU (Seoul National University). Percaya ngga percaya, kak Doyoung yang dulu cuek tapi sekarang jadi perhatian pake banget ke gue.
"Nanti makan siang bareng ya?" Ajak kak Doyoung begitu sampai di depan kampus gue.
"Oke! See you kak!" Ujar gue lalu hendak keluar dari mobil. Tiba-tiba dia menahan tangan gue.
"Peluk aku"
"A-apa?" Tanya gue bingung masih mencerna kalimat kak Doyoung.
"Peluk. Sini" Kak Doyoung merentangkan tangannya untuk gue masuk ke peluakannya. Akhirnya gue melepas pelukannya lalu pamit kuliah.
"Belum jadian lo?"
"AAAA!!" Teriak gue kaget karena ada Chanyeol yang ngagetin gue. Iya gue, Chanyeol sama Nara satu kampus beda jurusan.
"Berisik lo" anjir jadi Chanyeol yang cuek ya.
"Dah ah minggir lo" Ujar gue sambil berjalan menuju kelas gue.
"WOI LO BELOM JAWAB!!"
"Di chat!" Balas gue tanpa menoleh ke belakang.
___
Sekarang gue sedang makan siang di XB's cafe bersama kak Doyoung. Hari ini dia agak aneh. Pertama, pagi-pagi minta peluk, ngajak makan siang, dan sering banget perhatian ke gue.
"Kak" Panggil gue setalah makanan kami sudah habis.
"Kenapa?" Tuh kan, biasanya jawab 'Ya?' sekarang 'Kenapa?'.
"Kok.. kak Doy hari ini beda? Pagi-pagi minta peluk, ngajak makan siang, terus perhatian buangett! Bukan aku ngga suka, tapi beda aja" Tanya gue sambil memperhatikan gerak-gerik kak Doy.
Kak Doyoung yang tadinya menopang dagunya, kini duduk tegak. "Tapi kamu... jangan marah ya?" Gue mengangguk walau hati gue ragu.
"Besok.. aku ke London selama sebulan"
"Ng-ngapain?" Tanya gue penasaran.
"Ada urusan sama bang Taeil, waketos yang tahun sebelum aku, inget kan?" Gue mengangguk lagi, kali ini sambil tersenyum tipis.
"Gapapa kan sayang?"
"Ya gapapa lah. Lagian buat apa aku larang?" Kak Doyoung tersenyum manis sambil menatapku.
"Kalo gitu.. hari ini aku mau habisin waktuku sama kamu, oke?" Gue mengangguk lagi.
___
Sesuai rencana, gue dan kak Doyoung pergi jalan-jalan berdua. Selama di mobil, kak Doyoung senyum terus sambil sesekali nyanyiin lagu yang terputar di mobil.
Akhirnya kami sampai di Han River, gue suka banget tempat ini."Kamu mau es krim ngga?" Tawar kak Doyoung.
"Mau" Jawab gue sambil tersenyum.
"Oke, bentar ya" Gue menahan tangan kak Doyoung agar dia ngga terus berjalan. Entahlah, gue juga bingung sama perasaan gue. Maksudnya tuh, perasaan gue ngga enak, kayak.. gue takut terjadi sesuatu.
"Kenapa? Hm?"
"Sama aku ya belinya?"
"Ngga usah.. kamu duduk di sini aja, nanti capek. Tuh antriannya panjang, tunggu aja, oke?" Gue mengangguk ragu dan pasrah.
Perlahan tubuh kak Doyoung mulai mengecil dari pandangan gue, tapi masih kelihatan kok dia lagi mengantri es krim di seberang.
Waktu kak Doyoung udah mulai menghampiri gue dan akan menyebrang jalan, gue khawatir setengah mati. Ngga mungkin kan dia ketabrak kayak di drama? Oke Soyeon, santai."Sayang!" Panggil kak Doyoung sambil tersenyum dan sedikit berlari menyebrang jalan.
Hal yang gue takutkan terjadi. Gue ngga tau kalo bakal sedrama ini dan.. semengerikan ini.
BRAAKKK!!
Suara itu. Suara tabrakan tubuh kak Doyoung dan mobil. Dia tergeletak di jalanan. Beberapa bapak-bapak membawanya kepinggir dan gue mulai berlari ke arah kerumunan. Memasuki kerumunan itu, tubuh kak Doyoung berlumuran darah.
"Sayang.. hey, jangan nangis.." Lirih kak Doyoung sambil menghapus air mata gue dan otomatis darah di tangannya jadi menyisa di pipi gue.
"Kak.. tunggu.. tahan sebentar ya? Tunggu ambulans nya sebentar lagi datang.. kak Doy harus tetep sadar ya?" Kak Doyoung hanya mengangguk lemas tanpa memudarkan senyuman di bibirnya. Gue takut, gue takut yang gue bayangkan akan bener-bener terjadi.
Tak lama, ambulans datang dan membawa tubuh kak Doyoung ke rumah sakit. Gue mengikuti mereka dari belakang membawa mobil kak doyoung. Semoga dia masih sadar, gue bener-bener takut.
Lebih baik gue ngga mendapat balasan cinta dari kak Doyoung dari pada harus kehilangan dia dengan cara begini.
___
"Sayang..." Panggil kak Doyoung. Gue tersadar dari tidur dan berharap semua itu hanya mimpi.
Gue salah. Semua itu nyata, gue ketiduran di sebelah kasur kak Doyoung. Air mata gue jatuh begitu saja. Gue bener-bener takut kehilangan sosok laki-laki yang sangat... gue cintai.
"Soyeon, kamu pulang aja ngga apa-apa kok" Gue menoleh dan mendapati tante Irene, mama kak Doyoung di sofa.
"Tapi tan..." Ucap gue ragu.
"Besok pulang kuliah kamu kesini lagi ya? Tante ada urursan kalo siang. Malam ini kamu istirahat aja, kalau ada apa-apa pasti langsung tante kabari" Gue pun mengangguk pasrah lalu berpamitan pada kak Doyoung dan tante Irene.
Sesampainya di rumah, Nara sedang asyik makan es krim. Tiba-tiba gue teringat kejadian tadi dan langsung menangis tersedu.
"E-eh? Soyeon.. udah.." Nara memeluk gue dan menelantarkan es krim nya.
"Gue ngga mau makan es krim lagi" Ujar gue masih menangis.
"Lah? Kasian dong tukang es krimnya kehilangan satu pelanggan"
"Gara-gara es krim.. kak Doy jadi gitu"
Gue sungguh-sungguh waktu gue bilang ngga mau makan es krim lagi. Kenapa? Karena gue takut ini akan terjadi lagi, entah kapan dan pada siapa.
--<3--
annyeong!
vomment ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING |Kim Doyoung
Fanfiction"maaf, aku mencintaimu terlalu dalam hingga aku tak bisa kembali"- Lee Soyeon. kisah singkat tentang Soyeon dan perasaannya yang tak pernah terbalaskan.