Tepat pukul 7 pagi,bel SMA tempat dimana alicia menimba ilmu, berbunyi. Seluruh siswa berbondong-bondong pergi ke lapangan,ya karna sekarang senin,mereka harus melakukan kewajiban sebagai siswa,tak lain ialah upacara.
Beruntung,cuaca tidak terlalu panas,bukan tidak mungkin belum. Alicia dan juga temannya -Serlin- berada dibarisan paling belakang. Bukannya sengaja,hanya saja alicia dan serlin tidak kebagian tempat,lagi pula dibelakang lebih enak kan?,bisa mengobrol walau berbisik,atau berjongkok jika pegal? Meskipun dibelakang mereka ada para eskul paskib dan pmr yang berjaga.
45 menit berlalu,upacara telah selesai. Membuat para siswa sedikit bernafas lega. Jam menunjukan pukul delapan kurang 15 menit,pantas matahari 'sehat' kini menyorot ke lapangan tersebut.
Seluruh murid berhamburan,termasuk alicia yang juga bernafas lega ingin sekali cepat-cepat memasuki kelas,kaki nya terasa pegal ia ingin sekali duduk.
Tiba-tiba serlin berseru, "Eh ca! Doi tuh!",sembari menunjuk ke arah gerombolan 4 lelaki--yang salah satunya ada 'gebetan' alicia disana--.tentunya membuat alicia menunduk malu,bukan karna ada doi melewat namun suara serlin yang lumayan keras membuat ia tak bisa menahan malu lagi.
"Hush! Jangan keras-keras bego! Malu gue" Alicia menurunkan tangan serlin yang tadi menunjuk lelaki itu.
Namanya Dareen,lelaki tampan,ramah,dan juga memiliki senyuman hangat,membuat alicia meleleh karenanya. Mereka memang dekat,sekitar 3 bulan mungkin. Sedikit memberitahu awal kedekatan mereka saat itu Dareen memiliki masalah,dan memilih untuk berdiam dibelakang sekolah yang kebetulan alicia pun sedang berada disana.
Awalnya,alicia tidak menghiraukanya dan sibuk memberi makan kucing yang entah darimana,karena Dareen pun sama demikian,tidak menyadari kehadiran alicia disana.
Dan disanalah,alicia mendengar keluh kesal seorang Dareen dari mulai ia berteriak memaki,memukuli diri sendiri atau pohon disekitarnya hingga terduduk disamping pohon sambil menangis tersedu.
Alicia ada disana sebagai sanksi atas kerapuhan seorang dareen,ia yang melihat itu merasa iba memilih untuk menghampiri dareen sambil memberi sapu tangan dan juga air mineral.
Dareen yang terkejut menoleh ke arah samping,lalu dengan cepat menghapus air matanya. Ia tak ingin dicap sebagai cowok lemah.
"Gak usah dihapus,gue udah liat. Lo nangis aja gapapa,wajar aja ko kalo lo nangis" Dareen tertegun,alicia tersenyum tipis sebelum melanjutkan ucapanya."lo bukan cowok lemah ko,lo juga sama punya hati,lo juga manusia wajar kalau lo sedih sama nangis kayak gini" Alicia yang berdiri disampingnya kini,beralih untuk duduk disebelah Dareen tanpa diminta. Dan disitulah awal mereka,dimana Dareen mencurahkan isi hatinya dan ada sosok alicia yang berada disampingnya untuk memberi sejuta solusi dan sejuta kehangatan.
Bayangan itu sedikit terlintas dipikiran alicia,ia sedikit tersenyum mengingatnya. Karena kejadian itu pula,ia semakin dekat dengan Dareen,mereka juga sering disoraki 'cie' oleh temanya. Karena memang mereka begitu serasi,atau bahasa gaulnya realtionship?.entahlah.
Namun untuk saat ini ia tak ingin berharap lebih kepada darren,kalian juga mengerti.
"Eh woi! Ngelamun ae! Masuk yu,panas nih" Ucap serlin mengingatkan. Alicia membalasnya dengan mengangguk,mereka pula berjalan ke arah kelas mereka.
Skip pelajaran
Bel istirahat pertama kini berbunyi nyaring dipenjuru sekolah. Seperti biasa,semua murid berhamburan ke kantin untuk mengisi perut kosong mereka.
Saat ini alicia tengah memasukan buku dan peralatan lainya ke kolong meja.
"Ser,ke kantin yuk!" Ajak alicia pada serlin yang kini tengah sibuk memainkan ponselnya, namun ajakan alicia tadi tidak didengar oleh sang empu.
"Woi!"
"E'ayam mati! Apesi woi?!"sewotnya
"Mau ke kantin kagak?,kalo ga gue sendiri nih"
"Yodah sono" Ucapnya lalu kembali memainkan ponselnya,salah satu paforitnya ketika sedang istirahat atau jamkos,bermain game.
"Ya gue gimana mau ngelewat jubaedah! Orang lu ngehalangin jalannya!" Memang meja mereka berada didekat dinding,dimana serlin disebelah kiri-jika menghadap papan tulis- dan alicia berada disamping dinding. Otomatis,jika alicia ingin melewat ia harus 'permisi' terlebih dahulu pada temanya ini.
Serlin nyengir. "Oh iya"
Ia menyamping,lalu alicia melewati nya. Dalam hati ia berkata "untung gue kurus,jadi muat".
ada yg kaya gtu?. Ga deng becanda.Sesampainya dikantin ia segera memesan lalu mencari tempat duduk yang kosong,tapi nihil semua meja telah dipenuhi makhluk" Kelaparan.
Ia menghela nafas,lalu mengambil makananya ke si pendagang dan memilih untuk ke belakang sekolah saja.
Salah satu spot paforitnya disekolah yaitu taman belakang,meski terlihat sepi namun ia merasakan kenyamanan disini. Duduk dibawah pohon rindang,sembari memakan salad yang ia beli tadi.
"Woi!" Suara itu mengintrupsi,disebelah kanan alicia terdapat seorang pemuda sedang berjalan kearahnya,dengan headset terpasang disatu telinganya dan hp yang ia pegang.
"Lo ngapain kesini?" Alicia kembali melahap saladnya
"Suka-suka lah,bukan punya lo ini" Pemuda itu duduk disamping alicia,sembari menyandarkan punggungnya dipohon itu.
Alicia mengendus. "Lo ngeroko ya!"
Pemuda itu mengangguk,"iya,tadi tapi gue matiin karna liat lo"pantas sedari tadi ia menghirup bau tak asing
"Dih,lain kali kalo lo mau ngeroko jauh-jauh dari gue, jir! Sesek gue"
"Udah dibuang kali,oiya ci gue nyontek lagi tugas tadi ye,kan lo baek teros imut,lucu,cante',montok,ratu boke-"
Pletak!
"Wadaw!,sakit anjir! Kenape sih?"
"Tu mulut emang gapernah disekolahin ye?!"
"Gini ya ci,mulut gue kan nyambung tu ya ama muka,kepala,badan, terus posisi sekarang gue lagi sekolah nah otomatis semua tubuh gue sekolah dong,iya ga?"
"Orang bodo makan tomat"
"Cakeepppp"
"BODOAMAT!"
dan setelahnya,alicia pergi meninggalkan tempat itu dengan seribu kekesalanya. Sedangkan kean,hanya mengkedikan bahu tak peduli lalu membawa sepuntung rokok dan ya kalian tau akhirnya seperti apa.
*****
See you next chap gais!
I'm so sorry telat up🙏 lagi hiatus soalnya hhe😅
#staysavegays🙏 lagi masa pandemi gini emang harus ati", jaga kesehatan klen oke!
Babai!😍
KAMU SEDANG MEMBACA
the impossible love [NEW✔]
Teen Fiction[HIATUS] Kean smith,pria yang menyukai sahabatnya sendiri Alicia vernanda. Namun perasaanya itu harus ia buang ketika mengingat satu hal. Mereka berbeda keyakinan. Sudah mencoba untuk bersama,namun Alicia menolak. Alasanya cukup logis "Gue ga mau ka...