"Huh? Aku rasa aku tidak memahami kalimatmu barusan" kata Hoseok dengan tawa kaku
Seokjin menepuk pundak Hoseok dan memberikan senyuman yang manis
"Ah bukan, maksudku kukira Namjoon akan menikah dengan seorang wanita nantinya, tapi ternyata pilihannya berbeda" jawab Seokjin santai"Jangan terlalu dipikirkan yah Seok, aku hanya menyampaikan perasaanku kok" katanya lagi
Hoseok tidak yakin dengan kalimat jawaban paling tepat untuk pernyataan Seokjin.
Jadi yang dapat dia lakukan adalah memberikan senyuman kaku sebagai balasan.
"Btw, bagaimana kalian bisa dekat?" Tanya Seokjin
Hoseok menggaruk tengkuknya malu, tentu malu saat ingat bagaimana Namjoon mendekatinya dulu.
"Uhm, Namjoon adalah teman sekelas dalam salah satu mata kuliah di kampus dulu. Dia buruk nyatakan perasaanya, juga buruk dengan kontak fisik, jadi butuh waktu berbulan-bulan untuk kami melakukan masa 'pendekatan'" kekeh Hoseok
Seokjin mengangguk paham
"Kalian sudah berapa lama bersama? Dan kapan kalian akhirnya memutuskan untuk menikah?" Tanya Seokjin"Maksudku kaliankan 'pria'?" Lanjutnya lagi
"Kami sudah 5 tahun bersama hehe, dan memutuskan untuk menikah sekitar 8 bulan yang lalu, kami dan keluarga besar tidak terlalu bermasalah dengan pernikahan sesama jenis. Toh pada akhirnya yang kita butuhkan di dunia ini adalah kebahagiaan?" Jawab Hoseok mantap dan tersenyum sumringah, agak malu untuk mengungkapkan semuanya secara gamblang, tapi Seokjin adalah sahabat Namjoon, jadi apa yang menjadi pertanyaan oleh Seokjin haruslah dijawab.
"Wah caramu berkata 'keluarga besar' membuatku berpikir, apa benar keluarga Namjoon tidak apa-apa saat anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga malah tidak memberikan cucu?" Kata Seokjin
Hoseok mengernyit, kalimat pertanyaan Seokjin seakan tidak diarahkan kepada Hoseok, tapi diarahkan kepada keputusan Hoseok dan Namjoon.
Seokjin menanyai Hoseok banyak hal, dan karena banyak hal itulah Hoseok masih terjebak dalam pikirannya.
Meski pesta telah usai sejak tadi, dan kini Hoseok dan Namjoon sudah berada di kamar yang sama untuk istirahat, Hoseok tidak bisa tenangkan pikirannya.Semua pertanyaan Seokjin tadi, membuat Hoseok berpikir betapa dekat dan maha tahunya Seokjin terhadap Namjoon dan keluarganya. Hoseok tentu tidak marah, dia terpukau dengan kepedulian Seokjin.
"Baby?"
Hoseok kini menatap Namjoon yang menatapnya penuh tanya
"Kau sibuk dengan pikiranmu"Hoseok terkekeh dan mengecup bibir Namjoon dengan cepat
"Yeah, just wondering, seperti apa sih Seokjin sebagai sahabat itu? Kau selama ini hanya menceritakan bagaimana kalian selalu masuk dalam masalah yang sama dan membuat masalah yang sama" Tanya Hoseok"Hahah, hm bagaimana yah, kalau aku jelaskan, Seokjin itu sahabat yang perannya rangkap. Sebagai perawatku, sebagai koki, sebagai hyung, sebagai senior, yah intinya tidak bisa dijabarkan. Dia punya banyak kelebihan" kata Namjoon
"Sebagai tambahan dia tampan sekali" kata Hoseok yang segera disetujui Namjoon
"Tapi Hoseokie lebih manis dari Seokjin" kata Namjoon sambil mencubit gemas pipi Hoseok.
Hoseok kini cemberut.
"No no no.. tuan Namjoon kamu tidak bisa membandingkan orang lain, itu tidak benar" kata Hoseok cepat dan langsung berbalik badan, memunggungi Namjoon.
"Seokjin itu baik dan tampan, dia juga sahabatmu.. jadi tidak bisa dibandingkan." Kata Hoseok
Namjoon terkekeh
"Ya, baiklah aku mengaku salah. Seok berbaliklah dan tidur dengan menghadap aku, please" pinta Namjoon
Hoseok mengangkat bahunya malas dan tidak bergerak.
"Baiklah, jika itu keputusanmu. Aku hanya ingin bilang bahwa, rumah ini rumah tua dan jangan membangunkan aku jika nanti malam kau merasa ada yang sedang memperhatikanmu dari jendela atau lemari" kata Namjoon
Jangankan hitungan menit, kini Hoseok sudah ada dalam dekapan Namjoon.
Namjoon tertawa kecil melihat Hoseok yang kini memeluknya erat dan berpura-pura telah tertidur.
Kalau sesuai rencana, Hoseok dan Namjoon hanya akan menginap 1 malam, tapi setelah berbincang dengan Seokjin pagi ini, mungkin mereka akan tinggal agak lebih lama.
Seokjin mengajak mereka menginap di salah satu vila miliknya. Katanya untuk merefresh pikiran.
Namjoon tertawa melihat keantusiasan Hoseok.
Hoseok kini sedang bergelut dengan pakaian dan packingannya.
Tentu dia semangat, ini adalah kesempatan mengenal Seokjin dan melihat Namjoon sebagai sosok sahabat Seokjin.
Setelah Hoseok mempersiapkan packingannya dan Namjoon, Hoseok membaringkan kepalanya pada paha Namjoon yang sedang asyik memainkan handphonenya.
Senyum Hoseok belum luntur. Di kepalanya tergambar skenario menyenangkan yang bisa dilakukan, berhubung vilanya berada di pegunungan, akan menyenangkan jika bisa berendam air panas bersama, saling berbagi selimut pada malan hari dan tidur larut malam karena becerita banyak hal.
"Kenapa Seokie excited sekali sih?" Kata Namjoon kini menatap Hoseok
"Karena ini saatnya aku join duo kalian hehe, kita bisa jadi trio. Dan ide tentang itu membuatku senang!" Kekeh Hoseok
Namjoon mengecup kening Hoseok dan tertawa
"Percayalah padaku, meski kau ucapkan kalimat paling tidak masuk akal di dunia ini, aku akan tetap mencintaimu"
Hoseok dan sang calon ibu mertua sudah sibuk sejak pagi untuk menyiapkan makanan untuk dibawa dalam acara menginap mereka.
Hoseok menyiapkan makanan cemilan kesukaan Seokjin, karena Hoseok kurang percaya diri jika harus memasak makanan berat untuk Seokjin, mengingat kata Namjoon Seokjin dapat memasak makanan seperti seorang chef. Dan Hoseok akan malu sekali jika makanannya tidak sesuai dengan pengecapan Seokjin.
Barulah setelah kira-kira pukul 4 sore, Seokjin datang menjemput.
Hoseok dan Namjoon memasukkan barang-barang kedalam mobil, yang dibantu oleh Seokjin sendiri.
Lalu mereka memulai perjalanan mereka.
Seokjin memutar lagu-lagu yang agak asing di telinga Hoseok, tapi jelas tidak asing bagi Namjoon dan Seokjin.
Karena kini mereka menyanyi dengan bergembira sesuai dengan ritme dan beat lagu tersebut.Hoseok menikmati hal ini.
Menyenangkan berada diantara mereka.
Meski telinga Hoseok agak tersakiti dengan suara Namjoon, setidaknya Seokjin punya suara yang lembut yang mengimbangi suara Namjoon."Eh btw, siapa yang mengajak Hoseok ikut?"
Lalu hening menyelimuti seisi mobil,
Hoseok tertawa kecil
"Oh? Aku tidak boleh ikut yah?"Namjoon terkekeh, meninju pelan bahu Seokjin dan menggelengkan kepalanya
"Hyung jangan ganggu Hoseok"Lalu Seokjin tertawa
Dan Hoseok?
Hoseok yang duduk dibelakang sendiri, tertawa kaku sendiri.
Entah mengapa, ada rasa takut Hoseok untuk berinteraksi dengan Seokjin.
Tapi Hoseok harus bisa, karena Seokjin adalah sahabat kecil Namjoon.
Next Chapter 🔜

KAMU SEDANG MEMBACA
Warmer
FanfictionMungkin kalau diutarakan, semua hal bisa terjelaskan. Mungkin memang akan tersakiti, tapi setidaknya kau tidak akan tenggelam dalam sebuah harapan yang kau bangun sendiri. Untuk lebih lengkapnya, please read 'For Your Information' Chapter 🙏💕