Hoseok menikmati semua pembicaraan Namjoon dengan Seokjin, meski sebagian besar adalah mereka menceritakan semua kejadian masa kecil mereka.
Menyenangkan sekali.
Hoseok jadi tahu Namjoon sangat mengangumi Seokjin sama sepertinya, Seokjin dengan keceriaannya benar-benar mempengaruhi hampir seluruh masa kecil Namjoon, mengingat Namjoon adalah seorang pemikir yang sulit menikmati hidup. Tapi mendengar Namjoon mempunyai Seokjin yang selalu berada disisinya membuat Hoseok sangat bersyukur dengan keberadaan Seokjin.
Hoseok ingin memuji Seokjin, entah pujian tentang apa. Dia hanya ingin memuji Seokjin.
Tapi, sungguh Hoseok tak pernah merasakan ketidaknyamanan lebih dari saat bersama Seokjin.
Seakan semua hal yang dia lakukan dapat menyebabkan Seokjin membencinya hingga mati.
Tanpa bukti.
Tapi perasaannya mengatakan seperti itu.Hoseok kini sedang mengeluarkan semua makanan yang telah dibuatnya bersama sang ibu mertua.
Dan Seokjin berada tidak jauh darinya, Seokjin sedang sibuk mempersiapkan makan malam.
"Adakah yang bisa kubantu?" Tanya Hoseok ragu-ragu
Seokjin menggeleng
"Ngomong-ngomong aku membawa makanan yang telah kumasak bersama Ny. Kim. Kita boleh makan itu, dan kau bisa berisitirahat, karena kau yang menyetir sejak tadi" kata Hoseok lembut dengan senyum kecil
"Aku tidak membutuhkan kepedulianmu" kekeh Seokjin
Hoseok terkesiap, tapi karena Seokjin tertawa, apakah berarti ucapannya bercanda?
"Ahaha, oke baiklah" kekeh Hoseok kaku
"Tapi daripada kau tidak punya pekerjaan, bolehkah kau siapkan grill toolsnya?" Tanya Seokjin
Hoseok mengangguk dengan antusias
"Ada di gudang"
Hoseok segera meloncat ke arah Namjoon, tentu minta ditemani
Tapi sebelum dia ucapkan kalimat, Namjoon telah dipanggil oleh Seokjin untuk membantunya di dapur.
Takut Seokjin marah karena menunggu, Hoseok akhirnya pergi sendiri.
Dan Hoseok hampir menangis saat berada di dalam gudang gelap itu.
Tapi Hoseok itu totalitas, meski ada air mata ketakutan yang terbentuk di pipinya tapi Hoseok telah selesaikan tugasnya.
Hoseok melihat Namjoon dan Seokjin sudah berada diluar, sudah ada daging dan bumbu yang akan digunakan, dan Hoseok terlambat mempersiapkan alatnya.
Ada rasa bersalah, tapi karena melihat Namjoon yang sigap membantunya dan Seokjin yang tidak mengatakan apa-apa, jadi Hoseok baik-baik saja.
Seokjin masuk kembali kedalam rumah, katanya untuk mengambil barang-barang yang lain. Hoseok mengikutinya dari belakang, hendak sekalian membawa makanan yang telah dimasak olehnya dan sang ibu mertua, kehendak hati berniat untuk memakannya dengan daging yang akan dibakar nanti.
Tapi Seokjin menghentikan langkahnya.
"No, kita tidak akan makan itu. Makanan itu tidak cocok dengan BBQ" kata Seokjin cepat
"Ah? Begitu yah.. tapi coba kutanya Namjoon, mungkin dia ingin makan ini berbarengan dengan daging BBQnya" kata Hoseok
"Hoseok, kalau aku bilang tidak yah tidak. Kau memangnya mengenal Namjoon sebaik apa?" Kata Seokjin

KAMU SEDANG MEMBACA
Warmer
FanfictionMungkin kalau diutarakan, semua hal bisa terjelaskan. Mungkin memang akan tersakiti, tapi setidaknya kau tidak akan tenggelam dalam sebuah harapan yang kau bangun sendiri. Untuk lebih lengkapnya, please read 'For Your Information' Chapter 🙏💕