Menginap di Rumah sakit berhantu part 2

422 24 0
                                    

Hari ini menjadi hari ke tiga aku menginap disini, stok makanan dan minuman sudah habis, aku pun memutuskan untuk membeli makanan di luar rumah sakit ini. Walaupun disini ada  kantin tapi aneh nya, kantin tersebut tidak pernah buka, jadi ya terpaksa aku harus keliling mencari warung makan. Sekitar 15 menitan aku keliling, akhirnya aku menemukan warung makan tersebut, ya walaupun harga nya cukup mahal yang penting bisa menahan perut ku yang lapar ini.

Oh ya Aku juga sempat mengobrol dengan ibu pemilik warung tersebut. Konon  katanya sekitar jalan ini banyak sekali terjadi kecelakaan, entah itu mahasiswa ataupun warga sekitar. Mulai dari patah tulang, hingga ada juga yang langsung tewas di tempat. Suasanya cukup bikin bulu kuduk berdiri. Tak heran aku mendengar cerita ibu pemilik warung tersebut, karena jalan sekitar sini jalan nya terbilang ngeri, mulai banyak nya tanjakan dan tikungan yang tajam. Banyak juga semak-semak dan pohon-pohon besar. Apalagi malam kalo lewat sini sangat gelap dan sepi, tidak ada satupun orang berlalu lalang sekitar jalan ini. Banyak nya mahluk tak kasat mata yang sering muncul yang sering bergentayangan, kata ibu pemilik warung makan tersebut. Mulai dari korban kecelakaan yang meminta tolong, ada yang menangis kesakitan, kaki yang terputus, dan ada juga yang iseng sosok kuntilanak yang sering menganggu pengendara.

Langit mulai gelap, kira-kira pukul 18.40 aku  sampai di depan rumah sakit tersebut. Di tengah perjalan di sebelah ruang UGD tepat nya,  ada beberapa ruangan terbuka dan banyak nya bed tapi tak satu pun ada pasien disana, gelap sekali di ruangan tersebut. Dan tidak ada satupun dokter maupun perawat yang lewat sekitar ruangan ini, hanya aku sendiri yang melewati ruangan ini, tak jarang aku menengok ke arah bed itu. Aku merasa ada yang memperhatikan ku, dan aneh nya bed tersebut bergoyang sendiri, padahal tidak ada orang satupun disana. Dengan spontan aku langsung jalan cepat menuju lift  dengan rasa panik nya bukan nya memencet lantai 2  malah aku memencet entah itu lantai 5 atau 6, trus pintu lift itu terbuka dan sekitar area lantai tersebut sangat kotor dan area itu belum berfungsi/ masih perbaikan  banyak nya anak kecil yang berlarian sekitar umur 5 tahunan ia berlari sambil tertawa, wajah nya yang  rata. Kemudian aku dengan cepat kambali ke lift tersebut. Pintu lift sudah  tertutup tapi suara anak kecil yang tertawa itu masih terdengar sangat keras di dalam lift ini. Aku berusaha mengabaikan suara itu sambil membaca doa dalam hati, tak lama suara anak kecil itu menghilang.

Setelah sampai di ruang tunggu pasien, aku berusaha tidak takut berada disini walaupun disini sangat sepi, hanya bermain game dan menonton YouTube untuk menghilangkan rasa bosan ku ini. Mata ku mulai berat dan aku memutuskan untuk tidur di kursi ini.

Pada tengah malam aku terbangun, aku kebelet buang air kecil, untung saja jarak toilet nya cukup dekat, ketika aku memasuki toilet ini, dengan santai nya aku memasuki toilet tersebut. Awal nya aku biasa Saja, tapi beberapa menit kemudian, banyak sekali keanehannya, disaat aku sedang buang air kecil pada saar bersamaan aku menekan tombol  Urinoar, biasanya digunakan dalam posisi berdiri dan lebih khusus digunakan oleh kaum laki-laki. tiba-tiba suara benda yang sedang terjatuh suara tersebut sangat keras, suara tersebut dari arah belakang ku, kemudian ada kepala yang jatuh dari atas kepala tersebut mengeluarkan banyak darah di lantai, mata nya lagi satu copot dan tergeletak di sebelah kaki ku, sosok kepala tersebut seorang laki-laki tua wajah nya sangat mengerikan dan sosok itu tersenyum ke arah ku. Disaat itu juga aku mengucapkan doa tanpa hentinya, tak berselang lama sosok kepala itu hilang.

Setelah dari Toilet aku kembali ke tempat penunggu pasien, dan aku memutuskan untuk melanjutkan tidurku. Tak lupa aku membaca doa dan berjapa menyebutkan nama-nama dewa sebanyak 108 kali, menurut kepercayaan ku, hal itu bisa melindungiku dari hal-hal buruk terjadi pada ku.

Hari ke empat menjadi hari terakhir kali nya aku berada disini, karna bapak ku harus di rujuk kembali ke RS sanglah. Setelah mengetahui tempat rujukan tersebut, aku  senang sekali karna disana banyak penunggu pasien yang menginap.

Perjalanan Anak Indigo - Kisah Nyata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang