Awal Mula

38 1 0
                                    

Happy reading.

Matahari telah keluar dari peraduaannya. Langit gelap mulai berubah menjadi titik-titik putih dan mulai menyinari sudut-sudut kota. Pejalan kaki yang mengangkut barang rongsokan, mobil-mobil berderum menambah kebisingan jalan. Aktivitas anak manusia mulai kembali bekerja.

Cuacanya masih dingin sebagaimana kabut masih menyelimuti. Rumah-rumah masih menutup pintu dengan rapat. Hening, tidak ada suara dari rumah-rumah itu. Namun yang paling mencolok, rumah berlapisi cat bewarna coklat tua menunjukkan kesibukannya.

Seorang perempuan bermantel merah dengan topi pantai keluar dari rumah itu. Dandanannya tidak mencolok, namun kacamata hitam yang ia gunakan membuat orang-orang yang lewat jalanan memperhatikannya dengan seksama. Beberapa dari mereka berbisik-bisik penuh tanda tanya.

Perempuan itu tidak memperdulikan tatapan orang-orang, ia tidak perduli dan melanjutkan kegiatannya. Mobil hitam dengan dua penjaga mempersilahkannya masuk kedalam mobil itu.

"Jangan lupa tanda tangani kontrak penting itu." Teriak perempuan lebih tua dari dia yang menyusulnya keluar dari rumah itu.

Yang diajak bicara hanya diam. Tidak menggubris ataupun menoleh sedikitpun kepada sumber suara.

"Kau adalah Alya. Seorang perempuan yang di agung-agungkan kecantikannya. Jangan lupa dengan predikatmu itu." Katanya lanjut.

Perempuan itu yang bernama Alya menoleh. Seakan-akan kalimat terakhir yang diucapkan oleh perempuan yang lebih tua darinya memiliki maklumat yang berhasil menguasai dirinya untuk berbalik. "Kalau aku tidak setuju bagaimana madam?". Tanya Alya menantang.

Yang dipanggil dengan sebutan madam berjalan cepat mendekati. Ia membawa sebuah map merah. "Reputasi dan kecantikanmu akan hilang." Jawabnya cepat. "Kau hanya hidup berdasarkan wajah sialanmu itu. Seandainya wajah Ibumu tidak diwariskan seperti itu kau akan mati kelaparan dan tidak diperdulikan orang-orang."

Raut wajah Alya membeku, tangannya mengepal berusaha menahan emosi yang sudah meluap-luap hingga ubun-ubun. Napasnya turun naik dan terdengar gusar, tanda ia sedang menahan amarahnya. Bibirnya terbuka sedikit, namun beberapa detik berlalu tidak ada suara ataupun jawaban atas ucapan sarkasme madam itu.

Madam itu mendekat. Tangannya membelai rambut hitam panjang Alya. Tangan lainnya mengambil kacamata yang dipasang Alya untuk menutupi sedikit rona wajahnya.

Orang-orang yang tadinya penasaran siapa perempuan berbalut mantel merah itu mulai bersorak. Mereka mengenalinya.

"Itu Alya. Perempuan dengan kecantikan paling tinggi di wilayah ini." Kata salah satu diantara mereka.

"Kecantikannya memang tidak bisa diragukan. Ia benar-benar mewarisi kecantikan Ibunya." Kata yang lainnya lagi.

Madam itu berdecih mendengar suara-suara itu. Ia mendekatkan diri kepada Alya dan membisikkan sesuatu. "Kau dengar itu apa kata orang-orang yang melihatmu. Mereka kagum dan perduli pada dirimu karena kecantikan wajahmu, karena gelarmu dan karena Ibumu. Selebihnya tidak ada. Kalau kau masih berani tidak menandatangani kontrak ini kau akan kehilangan kebahagiaanmu. Kebahagiaanmu berasal dari pujian orang-orang bukan?".

"Aku tetap tidak akan menandatanganinya."

"Kalau begitu kau akan kehilangan segalanya. Kau sudah siap untuk hidup jauh dari pujian?"

Alya mengambil map merah itu dari tangan madam. Ia merobeknya tepat diwajah perempuan itu. "Aku tidak akan memperlakukan diriku sendiri seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. Terlebih kontrak ini hanyalah alibi untuk menutupi sifat kalian yang ingin mendominasi diriku. Kalian pikir aku tidak tau bahwa kontrak ini dibuat hanya untuk membuatku patuh dan mengikuti semau kemauan kalian?!" Jawab Alya dengan nada tinggi.

"Sialan kau!" Madam itu sudah kehabisan kesabaran ketika map merah tadi telah habis dirobek oleh Alya. "Hidupmu selama ini berasal dari kontrak ini dan sebelum-sebelumnya juga seperti itu. Kau sudah berani melawanku. Kau lupa siapa aku dan siapa dirimu. Tunggu esok hari dan duduk manis didepan tv mu itu." Madam itu berbalik dan menutup pintu kayu dengan kuat. Alya juga berbalik, dan masuk dalam mobil.

***

Cerita ini akan aku up seminggu dua kali.

BEAUTIFUL HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang