Keseharian ku

6 1 0
                                    

Aku selalu bangun pertama sebelum anggota keluarga ku yang lain bangun duluan. Aku selalu mengerjakan pekerjaan rumah sebelum berangkat sekolah. Aku bersekolah di salah satu SMK swasta di daerah Bandung. Saat aku Sd dan Smp aku adalah seorang atlet yang berprestasi, bahkan sudah mewakili provinsi dalam kejuaraan. Dan akademik ku seimbang dengan prestasi ku. Sejak sekolah dasar aku selalu menempati posisi pertama di kelas ku.

Jangan bilang bahwa aku beruntung. Keberuntungan selalu datang pada setiap keinginan yang gigih. Dulu aku bercita cita menjadi abri negara wanita. Namun sekarang berbeda karna semakin hari tujuan ku semakin goyah dan itu mungkin yang dirasakan remaja saat ini.

"Lelah sekali membersihkan rumah ini. Waktunya aku mandi untuk bersiap ke sekolah." Gumam Naya.

Skip

Setelah Naya selesai mandi dan telah siap mengenakan seragamnya Naya turun ke bawah dari kamarnya menuju dapur rumahnya. Tampaknya ibu Naya dan yang lainnya juga telah bangun. Ibu sedang menyiapkan makanan sedangkan adikku sedang mandi di kamar mandi, ayah juga telah siap dan menunggu sarapan buatan ibu.

Setelah sarapan itu selesai dimasak kami segera memakan dan diiringi dengan canda tawa. Lalu ayah mengantarkan ku ke sekolah.

Saat diperjalanan aku selalu memiliki pemikirin yang rumit mengenai sekolah ku dan teman teman ku. Arggghh semua itu membuatku pusing.

"Baru saja merasakan kehangatan di rumah dan sekarang akan merasakan sepi di sekolah" ucap Naya dalam hati.

Memang aku adalah seorang yang tidak pandai bergaul, aku selalu di cap buruk oleh teman teman ku. Walaupun aku adalah murid terpintar di kelas ku tapi tidak ada yang menghormati ku. Mungkin karena aku pelit. Sebenernya aku tidak pelit hanya saja aku tidak suka jika seseorang menanyakan jawaban ku ketika aku bersusah payah, namun jika seseorang yang bertanya untuk meminta penjelasan soal yang ia tanyakan maka aku akan menjawabnya. Tapi yang mereka cari bukan lah penjelasan namun jawaban instan. Dan aku yang selalu ambisius tentu tidak menyukai nya.

Aku duduk pada barisan paling depan dan aku selalu menjawab semua pertanyaan dari guru mata pelajaran.

"Anak anak sekarang kita akan memperlajari pemrograman web. Karna kalian sudah kelas XI RPL maka kalian akan mulai mempelajari pelajaran baru salah satunya adalah pelajaran saya mengenai web atau disingkat PWPB." Ucap pa Bani guruku.

"Ada yang sudah mempelajari sebelumnya tentang pemrograman web?" Tanya pa Bani lagi.

"Saya pak" ucap ku sembari mengacungkan tangan.

"Baik apa yang telah kamu pelajari naya?" Ucap pa Bani.

"Saya sudah mempelajari mengenai algoritma tentunya di kelas 10 dan saya memperdalam ilmu saya dengan mempelajari HTML, CSS, PHP, DAN PYTHON pak." Ucap ku ringan

Lalu aku mendengar suara dari teman teman yang duduk di belakang ku.

"Caper banget sih Nay"
"Hayang kapake wkwk" (hayang kapake : ingin dipuji/ ingin menonjol)
Ucap teman teman ku yang tidak menyukai ku.

Aku selalu berpikir mengapa suatu yang mestinya baik dan menjadi contoh namun selalu menjadi bahan olokan. Apakah aku memang tidak pantas ada disini? Dan mengapa mereka membenciku. Seingatku waktu awal masuk Smk mereka semua mendekatiku. Mereka menyalin semua pekerjaan ku, mereka bahkan setelah aku memberi jawaban ku tidak mengucapkan terimakasih sama sekali. Istirahat pun tidak ada yang mengajak ku ke kantin. Mereka semua hanya ingin memanfaatkan ku.

Ketika suatu hari aku tidak memberikan lagi jawaban maka mereka mengolok-olok keberadaan ku.

Akhirnya bell pulang sekolah pun berbunyi "kringgggg kringggg kringgg"

Aku pun langsung menuju rumahku dan tidak memiliki kegiatan lain karna aku malas bergaul dengan seseorang.

Perjalanan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang