( II )

4 1 1
                                    

Niel menatap kosong acara televisi di depannya itu . Sehabis pertengkaran tadi dengan Archer , nafsu makannya menghilang begitu saja . Bahkan dia menghiraukan Archer yang sudah berganti pakaian dan mengobati luka di mukanya sendiri yang berjalan menuju ruang makan .

Sesampai si bungsu di ruang makan . Kourtney menegurnya sebelum dia duduk di salah satu bangku tempat meja makan .

"Berbaikanlah dengan kakakmu , sebelum kau akan benar benar dibunuh setelah melakukannya lagi" Kata Kourtney yang sesudah meminum air .

"Untuk apa aku berbaikan dengannya ? Toh aku juga tidak ada salah kan" balas Archer seraya mencomot udang goreng yang ada di depannya . Benar benar anak yang keras kepala .

"Kalau kau tidak mau dapat uang jajan ya sudah" Kourtney meninggalkan Emma dan Archer yang masih berada di meja makan . Lalu ia menuju westafel untuk mencuci piringnya dan juga piring Niel .

"Dasar.." batin Archer dalam hati .

Sekarang adalah hari sabtu , jadwal kuliah Kourtney jam 2 siang sementara sekarang masih jam 7 pagi .

Kourtney pun keluar dari kamarnya sehabis tidur semalam . Dan mencium aroma sesuatu di dekat ruang tamu .

"Astaga , kak Niel !" Dia terperanjat karena menemukan Niel yang sudah tak sadarkan diri karena terlalu banyak meminum alkohol sedari tadi malam .

"Oit , bangun kak ! Nanti telat bekerja ! Hooiii" Kourtney mengguncang tubuh kakaknya yang masih terkulai di atas sofa ruang tamu . Astaga ! Bau alkoholnya meresap ke mana mana .

Emma yang barusan keluar dari kamarnya langsung menghampiri Kourtney di ruang tamu .

"Lho kak Niel ? Kak Niel kenapa Kak Kourtney ? Dia habis minum ?" Tanya Emma seraya mengguncang guncangkan tubuh Niel . Tangannya tak sengaja memegang bekas air alkohol di baju Niel .

Kourtney menatap adiknya Emma . Dengan pakaian rapih sepertinya Emma akan pergi keluar sekarang entah kemana itu ?

"Sebentar , kau mau kemana ?" Kourtney memandang adiknya itu dari atas sampai bawah tubuhnya .

"Aku mau pergi latihan cheerleader untuk pertandingan bola tangan musim ini" Emma membenarkan posisi tas slempang nya lalu membersihkan tangannya yang terkena alkohol dengan sapu tangan .

"Oh" jawab pendek Kourtney . "Lalu bagaimana Archer ? Aku pergi ke kampus nanti siang sedangkan kakakmu ini akan pergi bekerja , ya kalau sudah bukan dengan kondisi seperti ini"

"Dia pergi juga kok , katanya dia mau latihan drama di rumah temannya untuk pentas minggu depan di sekolahnya " kata Emma .

"Hah , aku tak percaya--"

"BERISIK !" Teriak Niel setengah sadar pada Kourtney dan Emma . "Astaga" ucap Kourtney dan Emma bersamaan karena kaget .

"Minggir !" Niel beranjak dari sofa menuju kamarnya . Pakaian yang berantakan dan bau alkohol masih tercium di tubuhnya itu . Entah apa yang terjadi padanya , mungkin dia sedang stress jadi melampiaskannya dengan meminum alkohol .

Kourtney dan Emma hanya memandangi punggung kakaknya yang menghilang di balik pintu kamarnya .

•°•○●•°•○●•°•

Archer membuka pintu kamarnya . Melihat sekitar dan menyelidik setiap sudut rumahnya . "Aman..." batinnya dalam hati . Lalu ia pun keluar dari tempat persembunyiannya a.k.a kamarnya sendiri .

Semenit kemudian handphonenya bergetar dari saku celananya . Temannya , Edie menelpon dirinya .

"Halo"

"Yo , kau sudah putuskan kalau kau mau ikut balapan sore ini ?" Tukas Edie di seberang telepon .

"Ya , aku ikut lagian juga tidak ada siapa siapa di rumah . Aku bisa menguncinya"

"Baiklah , seperti biasa ada taruhannya ... kau tahu kan apa"

"Sudah tentu aku tahu , yasudah sampai bertemu nanti , ada pekerjaan yang harus aku lakukan . Dah"

Setelah Archer memutus hubungan telepon dengan sepihak , ia pun bergegas menuju ruang belakang . Meskipun dia badung dan nakal , dia masih mengingat bagaimana Niel membagi bagikan tugas ke setiap anak dirumah , dan hari ini jadwalnya untuk mencuci baju . Dia mengambil beberapa tumpukan baju besar dari tempat baju kotor dan dibawanya baju baju itu ke tempat dia akan mencuci .

"Huuuh , bau alkohol ..." Kata Archer ketika mencium salah satu baju yang basah sekali . Dia sangat benci akan alkohol dan baunya .

Kourtney memantapkan langkah nya menuju kelas seniornya . Tentu saja dia harus bersusah payah mengajak Niel ke kampusnya lagi . Akhirnya setelah adu mulut yang panjang , Niel menyetujui untuk meminta maaf tetapi dengan dasar bukan untuk Kourtney , tetapi dengan menjaga imagenya saja .

"Halo , ada kak Chris disini ?" Tanya salah satu mahasiswa yang sedang berdiri di depan ambang pintu kelas .

"CHRISSSS !" Teriak dia kedalam keramaian kelas yang sangat amat berisik .

Seseorang yang bernama Chris itu pun muncul beberapa menit kemudian di hadapan Kourtney .

"Oh kau , hai–"

"Maafkan sikap kakakku kemarin" Kourtney menggenggam tangan Chris lalu menundukkan kepalanya . "Tolong bilang ke pak Harrison jangan mengurangi nilai sikap ku" Kata Kourtney dengan nada memelas pada Chris .

"Ha ha ha , apasih . Memangnya kenapa ? Kau takut kalau aku mengadu ke ayahku ?" Canda Chris dengan mencolek bahu Kourtney .

"Oh bukan , errr... tapi iya"

Bertepatan dengan waktu itu , Niel pun baru datang . Tentu dengan setelan baru dan wangi baru .

"Hei sini !" Lantang Kourtney pada Niel .
Niel pun datang dan menghadap mereka berdua .

Kourtney memberikan isyarat pada Niel . Tanpa basa basi lagi , Niel menjulurkan tangannya pada Chris agar tidak membuang buang waktunya .

Awalnya Chris ragu , tetapi karena melihat raut muka Niel yang sebentar lagi akan mengeluarkan taring , dia cepat cepat menjulurkan tangannya pada Niel .

"Aku mengawasi mu" Ujar Niel yang ternyata bukan permintaan maaf yang keluar dari mulutnya . Niel mengeratkan jabat tangannya sehingga Chris mengaduh pelan .

Tanpa mereka sadari , sepasang mata menatap mereka dari balik dinding koridor , "Keluarga Darkingston ? Mereka masih hidup ?" Ucapnya pelan .
Lalu seseorang itu menghilang pergi ke suatu tempat . 

(Tbc~)

Black FlashesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang