( IV )

1 1 0
                                    


"KAK HENTIKAN !" Pekik Kourtney yang berusaha melerai Niel dan Archer . Sementara Emma menahan Archer agar menepi dari situ . Mereka datang karena setelah diberitahu salah satu teman Niel melalui telepon .

Niel menghiraukannya . Dia terus memukul Archer membabi buta sementara Kourtney , Emma , dan orang orang lainnya yang berada di ruangan itu mencoba untuk menyudahi perkelahian mereka .

Pintu pun kembali dibanting keras oleh seseorang . Nampam muncul seorang pria bertubuh besar datang kesana dengan raut muka kaget .

"Nielson , hentikan" ucap pria itu yang dapat membuat Niel menoleh dan melepas cengkraman di kerah baju Archer .

"Pak Kim..." kata Niel dengan rasa bersalah . Pak Kim adalah kepala kepolisian disitu dan Niel adalah bawahannya .

"Mari kita bicara dan selesaikan masalah ini baik baik" Pak Kim pun mengajak Niel dan Archer untuk menuju ruangannya dan mengobrol disana , meninggalkan Kourtney dan Emma yang terlihat bingung .

Suasana ruangan pun hening seketika setelah Pak Kim , Niel , dan Archer meninggalkan ruangan . Satu persatu manusia di dalamnya pun keluar , termasuk Kourtney dan Emma .

1 Jam Kemudian ....
Mereka pulang dari kantor Niel menggunakan mobilnya . Setelah Niel dan Archer pergi ke ruangan Pak Kim dan membicarakan apa yang terjadi , mereka hanya diam dan mengacuhkan satu sama lain layaknya patung . Kourtney dan Emma pun bingung harus memulai percakapan dari mana .

Selama perjalanan Archer cuma memandangi jalanan dan kendaraan yang lalu lalang di hadapannya . Ia meringis pelan ketika ia memegang pipinya yang biru dan bengkak , bahkan ada gusinya yang berdarah . Bukan main pukulan Niel padanya .

"Anu , kalian mau makan diluar ?" Tanya Emma memecah keheningan di mobil . "Aku tahu restoran dekat sini , restoran Seafood" tambahnya .

"Hmm... itu bagus , sudah lama kita tidak makan di luar kan ?" Kourtney pun membantu untuk mencairkan suasana , dan tampaknya kedua lelaki di bagian depan mobil hanya terdiam .

"Yasudah" jawab Niel singkat . Kourtney dan Emma pun melakukan high five layaknya anak anak yang sudah melaksanakan suatu misi .

Mereka pun belok ke arah restoran seafood yang ramai saat itu . Restoran itu agak besar dan terlihat sangat kerlap kerlip dari luar . Tak hanya bisa makan disini , restoran itu menyediakan karaoke bar dan juga punya akuarium cantik yang menjadi spot foto yang bagus .

Layaknya sebuah keluarga harmonis , mereka berjalan memasuki restoran itu diikuti Niel dari belakang . Restoran itu ramai pengunjungnya , dan bukan hanya orang Amerika saja .

Mereka mengambil meja dengan nomer 12 di samping panggung yang mempunyai piano besar di atas panggung .

"Aku mau pesan marinated lobster dan jus jeruk" unjuk Kourtney lalu melirik kakak dan kedua adiknya . "Kalian apa ?" Tanyanya .

"Aku mau ikan bakar saus tiram dan minumannya eumm... es jeruk bali" Emma pun memilih menu yang menggugah selera makanannya .

Kedua gadis itu pun menatap Archer dan Niel . Archer sedari tadi hanya membolak balikkan buku menu dan tidak memesan apa , dan Niel hanya melihat keramaian di sekitarnya .

Sadar kalau diperhatikan , Archer pun membuka suaranya . "Sayur cumi dan milkshake vanilla" jawab Archer malas . Lalu kemudian menenggalamkan pikirannya dengan melamun .

"Lalu..." Kourtney sengaja menggantungkan omongannya dan melirik Niel . Niel pun menoleh padanya .

"Bir" jawabnya cepat pada Kourtney lalu mengabaikannya sebelum dia melanjutkan kata katanya lagi .

"Tidak , kau tidak boleh minum bir , ingat kata dokter kalau ka--" Kourtney ingin membantah kakaknya yang keras kepala ini tetapi dengan cepat membungkamkan mulutnya ketika melihat mata tajam Niel menusuk pandangannya seakan akan bisa membunuhnya .

Emma pun beranjak pada tempat duduknya lalu menuju tempat pemesanan . Meninggalkan ketiganya dengan perasaan canggung .

Niel mengedarkan pandangannya . Sebenarnya dia membenci keramaian dan bising . Dan itu biasanya membuatnya stress sendiri . Lalu dia beralih menatap kedua adiknya secara bergantian .

"Jika salah satu diantara kalian membuat masalah lagi . Mungkin kalian sudah mati ditanganku" ujar Niel sembari mengepalkan tangannya di depan Archer dan Kourtney . Kourtney menelan salivanya karena ketakutan . Niel adalah orang yang sangat menyeramkan dan menakutkan ketika dia mabuk atau marah . Biasanya dia tidak segan segan merusak apa saja yang dia ingin rusak . Tetapi dari dalam dirinya , dia adalah orang yang penyabar dan paling penyayang di keluarga mereka .

"Dan kau..." Niel menunjuk Archer dengan jari telunjuknya . "Aku akan menghukummu tuan muda , jadi jangan harap kau bisa kabur nanti" ancam Niel lalu memalingkan mukanya . Tampaknya Archer biasa saja , bahkan dia memasang wajah datarnya .


●•●•●•●•●

Mereka berempat sedang menyantap makan malam mereka , kecuali Niel . Dia hanya meneguk bir nya berkali kali membuat Kourtney cemas akan kondisinya nanti , masalahnya nanti dia pasti mabuk dan kalau dia mabuk siapa yang akan menyetir mobilnya ? .

Bruk

Niel berdiri dari tempat duduknya dan menuju toilet restoran . Dia berjalan agak sempoyongan tetapi masih dalam keadaan sadar belum sepenuhnya atau setengah mabuk .

Tak sengaja saat membuka pintu toilet dia menubruk seseorang lelaki yang sepertinya lebih tua darinya memakai setelan jas warna hitam dan terlihat seperti pejabat .

Merasa salah , Niel pun meminta maaf padanya . "Sumimasen..." pinta Niel seraya menyatukan telapak tangannya lalu menunduk menandakan sedang meminta maaf .

Pria itu hanya tersenyum , lalu dia menepuk nepuk bahu Niel sambil berbisik di telinganya .

"Jangan terlalu mabuk , Niel" pria itu masih tersenyum lalu pergi meninggalkan Niel . Niel terdiam sebentar dengan wajah datarnya , tiba tiba dia merinding dan merasakan bulu kuduknya meremang .

"Siapa... dia ? Kenapa dia mengenalku ?"

(Jan lupa vomment dan tetap stay at home...)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black FlashesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang