Happy reading ♡
TIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNN!!!!!!
Suara kelakson motor terdengar begitu nyaring, sehingga pria yg tadi tengah tertunduk tersebut terkejut dan langsung menginjak pedal rem begitu menyadari kondisi di depannya.
Sedangkan gadis itu masih setia memejamkan mata serta menutup telinga dengan kedua tangannya.dia tampak masih begitu syok.
Gadis itu pun tersadar dan langsung mengangkat pandangan nya dan menengok ke arah pengendara motor yang sudah menyelamatkan nyawa nya itu.
Berkat tindakan pria tersebut, dia terhindar dari kecelakaan yang bisa saja merenggut nyawa nya.
Sang pengendara motor tersebut hanya memperhatikan gadis itu dibalik helm full face nya dan tak lama langsung memalingkan wajahnya .
Belum sempat untuk gadis itu berterimakasih, pria tersebut sudah melajukan motornya lagi.
" hey ! tunggu ! "
><
"Tasya, gue duluan ya? Abang gue udah jemput."
Seluruh murid SMA Garuda sudah berbondong-bondong keluar dari kelas untuk menuju rumah masing-masing. Begitu pula dengan Tasya dan Dinda yang berjalan berdampingan keluar gerbang sekolah.
"Oh ya udah, hati hati ya!" Ujar Tasya seraya melambai kan tangan nya dan dibalas Dinda dengan acungan jempol.
Saat melewati area parkiran, Tasya melihat Ansell beserta tiga temannya tengah bersiap-siap untuk menaiki motor mereka.
Sebelum terlambat Tasya pun segera menghampiri mereka. Namun sayangnya, sedikit lagi langkah nya berhenti dihadapan ansell, dia dan teman-temannya telah lebih dulu melajukan motor mereka keluar area sekolah.
Lagi lagi dia tidak sempat mengatakan terima kasih kepada Ansell.
Gadis itu hanya bisa menghela nafas lirih. Kenapa begitu sulit untuk bisa mengatakan terimakasih saja, pikirnya.
><
Sekarang Tasya sudah memasuki pekarangan rumah nya yang terbilang luas itu. Dia memang berasal dari keluarga berada, hanya saja itu semua tak berarti apa-apa baginya.
Tidak ada mobil yang terparkir di sana, pertanda bahwa orang tua nya belum pulang kerja.Melihat itu Tasya hanya bisa menghela nafas kasar.
Tasya memasuki rumah nya dengan langkah lesu. Benar-benar seperti tidak ada tanda kehidupan di rumah ini. Tampak mewah namun sangat sepi seperti rumah tak berpenghuni kalau saja tidak ada pekerja rumah tangga di sini.
"Eh, non Tasya sudah pulang, mau minum apa non? Biar bibi buatin."
Seorang wanita paruh baya datang menghampiri Tasya dari arah dapur, seperti biasanya. Dia selalu berharap bahwa orang yang dihadapannya ini adalah orang tua nya. Akan tetapi itu hanya khayalannya saja, pada kenyataannya orang tua Tasya merupakan orang yang gila kerja.
Mereka selalu pulang malam, ditambah lagi sering pulang pergi keluar kota atau bahkan keluar negeri dengan alasan pekerjaan. Membuat mereka tidak memiliki waktu untuk sekedar berbincang ringan layaknya keluarga yang Tasya impikan. Semua harapan nya justru berbanding terbalik dengan kenyataan saat ini.
"Nggak usah bi. Tasya ke atas aja, mau istirahat." Tolak Tasya dengan senyum hangatnya.
Siapapun yang melihat senyum Tasya tadi, mereka pasti tau bahwa tersirat kesedihan dalam matanya.
Mira, pembantu rumah tangga keluarga tersebut selalu merasa sedih dan kasihan setiap melihat anak majikan nya yang jarang mendapat kan kasih sayang orang tua nya itu. dia bisa merasakan aura kesedihan dari raut wajah Tasya setiap harinya.
Hanya saja, Tasya terlalu pintar menyembunyikan kesedihannya dibalik senyuman yang selalu dia perlihatkan kepada siapa pun.
><
Dingin nya angin malam serta hamparan bintang di langit yang sangat menenangkan, selalu menjadi hal favorit seorang gadis cantik berkulit pucat ini.
Sudah menjadi kegiatan rutin nya setiap malam, sebelum tidur dia pasti akan pergi ke balkon kamarnya hanya untuk sekedar menikmati sejuknya angin malam sembari memperhatikan bintang yang bersinar jauh di atas langit.
Gadis itu tengah menyandarkan tubuhnya pada pembatas balkon, memperhatikan sebuah kertas dengan hati yang hancur.
Setetes air mata lolos meluncur mengenai pipinya. Dia menangis dalam diam di sana. Meluapkan segala kesedihan yang tertahan dalam dirinya.
Inilah dia, inilah dia yang sebenarnya. Seorang gadis cantik yang selalu terlihat baik baik saja, yang selalu menampilkan senyum hangatnya, tanpa orang sadari bahwa tersimpan begitu banyak kesedihan di dalamnya.
Dia selalu menyembunyikan kesedihannya, memendamnya sendiri adalah jalan yang dia pilih.
Dia hancur tapi berusaha untuk tangguh. Dia selalu berusaha untuk bahagia, dia selalu berusaha untuk tersenyum. Menyamping kan kondisi hati dan perasaannya yang penuh luka.
Ya, Dia lah seorang Natasya Quela Hardin. Gadis biasa dengan hati luar biasa.
~tbc~
Vote nya jgn lupa ( ˘ ³˘)♥
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Teen Fiction" kisah tentang takdir kehidupan seorang remaja yang penuh perjuangan. " • bahasa nonbaku • :/ 2020