Seharian (part.2)

7 0 0
                                    


Ya. Dapat dilihat semua murid lari dan saling mendorong satu sama lain. Karena bel sudah menandakan waktu nya pulang. Satu per satu motor dan mobil meninggalkan area tersebut. Begitu pula dengan Aldo, Noval, dan Gilang mereka bertiga berpamitan dengan Arlangga dan segera pergi.

Hari ini Arlangga tak membawa alat transportasinya karena diantar Mahdita. mungkin nanti hanya ada suruhan ibundanya untuk menjemput dirinya.

Ia pun berjalan keluar menuju gerbang sekolahnya itu sambil berbicara sendiri untuk menghilangkan bosannya.

“Agra sekarang mana sih” lirihnya sambil memasang AirPods ditelinganya.

Saat sudah dekat menghampiri gerbang ia sudah dapat melihat ada dua pengawal yang telah menunggu di depan mobil. Arlangga segera menuju mereka namun langkahnya terhenti oleh beberapa gadis di hadapannya.

“Arlangga foto dong” ujar gadis itu sambil membuka ponselnya. Arlangga terkejut karena ia tak tahu apa apa awalnya.

“Ihh ganteng banget ya. Jadi ini putra Darbi itu” ujar gadis di sisi lainnya dengan suara sedikit berteriak.

Melihat dan mendengar hal itu semakin banyak gadis yang menghampiri Arlangga dan menyentuh dirinya. Arlangga sedikit terkejut karena ia hampir saja terjungkal kebelakang karena ricuh nya gadis gadis itu.

Merasa diri nya sudah tak bisa bergerak maju ke depan Arlangga mengangkat tangannya lalu menjentikkan jarinya. Melihat hal itu kedua pengawal nya segera berlari mendatangi tuan muda itu.

Keduanya segera membasmi gadis gadis itu dengan sedikit dorongan lalu segera membawa Arlangga memasuki mobilnya namun tetap saja banyak yang mengikuti hingga ada yang hampir ikut memasuki mobil.

Untung dengan cepatnya Arlangga langsung menarik kembali dan mengunci pintu mobil itu dan segera pergi.

Ia menyenderkan kepalanya ke kursi dan menarik nafas panjang. “Pak, tadi kenapa diam aja?” Tanya nya sambil mengusap usap wajahnya.

“Maaf tuan. Tadi kami tidak melihat logo Darbi sedikit pun yang anda kenakan. Jadi kami tidak mengenali anda” Jawab pengawal itu dengan wajah bersalah.

Ya, logo pribadi Darbi hanya dapat digunakan oleh Presdir dan kerabatnya saja. Arlangga memang tak memakai benda apapun yang berlogo Darbi, karena ia tak ingin orang mengetahui siapa dirinya itu.

“Lalu tadi kenapa anda bisa tau bahwa itu saya?” Tanya nya sekali lagi. Arlangga tau bahwa pengawal yang berada di depannya ini bukan lah pengawalnya biasanya.

“Kami awalnya Curiga karena terjadi keributan para gadis. Lalu kami melihat anda menjentikkan jari anda persis ketika Nyonya menjentikkan jarinya. Makanya kami segera pergi menghampiri anda. Sekali lagi maafkan kami tuan muda” Balas pengawal itu. Arlangga hanya membalas dengan mengangkat jempolnya dan merebahkan dirinya di kursi itu lalu memejamkan matanya.

Gini amat hidup gue disini.

**
“Waw, jadi itu pesona Putra Darbi” lirihnya sambil melipat lengannya. Lirihannya pun langsung dibalas oleh seseorang.

“Pernyataan yang sama” Balasnya sambil menatap gadis itu dan tersenyum. Awalnya gadis itu mengangkat alisnya melihat laki laki itu namun tak lama ia tersenyum tipis begitu pula sebaliknya.

Yah wajar saja. Orang kaya sangat di gemari.

Lalu pergi meninggalkan laki laki di sebelahnya dan hanya menepuk pundak laki laki itu. Laki laki itu hanya menatap sebentar dan tak berbicara.

Oh, jadi lu Putra Darbi. Pantas lu langsung mau ganti rugi waktu Hp gue jatuh.

**
Setibanya di perusahaan, mobil yang baru saja tiba tersebut segera dibuka oleh pengawal yang menjaga pintu utama. Arlangga keluar dan segera memasuki perusahaan, Nampak para security yang sedang menundukkan kepalanya dan beberapa karyawan yang menyapanya dengan sopan dan penuh senyuman.

BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang