Eps 03 "Jawaban"

74 18 0
                                    

Siang itu tidak terlalu panas, kantin sekolah terlihat seperti biasa, ramai oleh anak-anak sekolah. Begitupun sebaliknya perpustakaan terlihat sepi, tidak seperti biasanya, lenggang.

Aku menatap jam dinding masih menunjukan jam dua kurang lima belas menit, siang. Sekarang posisiku sedang duduk di atas meja perpustakaan. Sudah kebiasaanku menikmati jam istirahat untuk mengunjungi perpustakaan, selain tempat yang nyaman setidaknya uang jajanku tidak cepat habis.

Mungkin terlalu kebiasaan, sampai-sampai aku sering ketiduran, tapi bagaimanapun juga sebagai pelajar pasti akan merasakan yang namanya lelah atau penat setelah belajar, belum lagi pikiran yang terkadang mengganggu konsentrasi dan mental.

Selain mengunjungi perpustakaan, aku bisa sedikit lebih tenang di sana, setelah mengingat mimpi buruk yang yang sering menghantuiku, walaupun aku tidak terlalu percaya. Tapi tetap saja, itu terus menghantui pikiranku. Sampai saat ini pikiran itu terbawa kedalam jurang halusinasi alam bawah sadarku.

"Ahh setelah kejadian tadi, benar-benar membuatku hampir tak menyadari kalo itu hanya mimpi, entahlah jawaban yang tidak dapat aku jawab sendiri. Sudahlah sebaiknya aku segera membereskan buku-buku ini, dan bergegas pergi menuju kelas" gumamku merapikan buku-buku,
menyimpannya ke tempat semula.

••••

Aku keluar dari perpustakaan, lorong sekolah masih terlihat ramai walaupun sedikit, keadaanku sekarang terasa lemas, mungkin karena belum makan siang. Sepertinya ini masih jam istirahat, aku sangat lapar, sampai lupa membuka bekal makan siang.

Seharusnya aku tidak terlalu fokus dengan buku-buku, tapi bagaimanapun juga itu membuatku tenang. Tapi sama saja hasilnya, tidak bisa di ubah, sampai-sampai aku berhalusinasi aneh, dan terbawa tidur. Belum lagi tadi malam, ah benar-benar. Hari ini benar-benar membuatku lelah.

Brukk

"Aduh" ringisku memegang dahi, belum sempat keluar sempurna dari pintu perpustakaan, aku menabrak seseorang. Mungkin hari ini, hari yang benar-benar sudah di takdirkan untukku, berjalan saja tidak benar.

"Ah aku minta ma-" aku mendokak, meminta maaf padanya, belom sempat meminta maaf ucapanku terpotong mendadak, setelah melihat wajahnya yang tidak asing lagi.

"Kamu!" seruku dengan nada sedikit tinggi, menunjuk padanya dengan jari telunjuk sedikit bergetar. Bukan karena dia tampan atau menyeramkan, tapi dia adalah pria yang selalu ada di mimpiku, pria yang tidak aku kenal, pria yang misterius, pria yang tidak aku tahu, pria yang baru saja aku lihat dalam mimpiku. Dan sekarang dia dihadapanku cukup dekat.

"Wah apa lagi ini!" ucapku sedikit geram, sedikit menjauh darinya. Dia hanya menatapku aneh, tanpa bereaksi sedikitpun.

"Bukannya ini kehidupan nyata? Ini bukan mimpi lagikan? ada apa ini! Ah benar-benar gila, sekarang dia muncul dihandapku! Haha lucu sekali. Ahh sudahlah, aku minta maaf telah menabrakmu, sebaiknya aku berjalan dengan benar dan menggunakan kedua mataku juga dengan benar" ucapku sedikit geram padanya, tersenyum sinis,  dengan mengeluarkan seluruh unek-unek. Dan pergi meninggalkannya.

Dan tanpa basa-basi lagi, aku tidak mau memperpanjang, aku langsung memilih untuk meminta maaf padanya dan pergi meninggalkannya. Walaupun dia menerima maafku atau tidak, aku tidak masalah. Tidak mendapatkan jawaban darinya pun tidak membuatku di keluarkan dari sekolah.

"Gadis aneh" ucapnya, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, masuk kedalam perpustakaan.

••••

"Kamu dari mana saja? " tanya Sunny sedikit khawatir, memegang minuman kaleng di tangannya. Dia adalah teman yang paling akrab dan dekat denganku.

Lucid Dream [MONSTA X]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang