Aku memandangi tempat ini begitu lama, menyusuri taman yang sudah disediakan oleh tempat ini
Ini adalah perusahaan tempat papa ku mencari uang, tempat dimana aku bisa makan dan minum sampai sekarang.
Sesekali seseorang menyapa ku, yang hanya ku balas dengan senyuman
Aku duduk di salah satu bangku yang disediakan disini menikmati keindahan taman iniYah,,meskipun tempat ini adalah tempat pembuatan barang-barang elektronik akan tetapi di luar perusahaan ini tak tercium bau bau yang menyengat seperti besi dan lain lain.
Papa sangat menjaga keindahan alam disekitar perusahaan ini.
Pandangan ku terhenti ketika ku melihat seseorang keluar dari pintu utama dengan memakai kemeja dongker dan celana hitamnya.
Aku bersusah payah menelan ludahku,menenangkan gemuruh didalam hatiku
Sontak aku berdiri dari tempat dudukku
Dia melihat kearahku lalu memalingkan wajahnya
Bersusah payah ku coba untuk mengejarnya dengan keadaan kaki ku yang memang benar-benar lemas tak berdaya
Katakan aku berlebihan..
Iya memang seperti itu."Kak fa!" panggilku ketika aku sudah berada belakangnya
Ya,dia adalah Fausetya Aditya, Seorang laki laki yang sudah menginjak umur 20th tersebut
Seseorang yang selalu menghantui fikiranku selama ini.
Yang selalu buat tidurku menjadi tak nyenyak
Seseorang yang selalu menjadi teman tidur dalam mimpikuDia memberhentikan langkahnya,membalikkan badannya padaku, memandangku sebentar kemudian memalingkan wajahnya ke arah dedaunan yang berjajar rapi di sampingnya
Apa aku terlalu memuakkan sampai sampai dia tak memandangku sama sekali?
Apa daun itu lebih indah dan menarik dari diriku?
"Aku.."ucapku pelan
"Bukankah rindu itu akan hilang jika sudah bertemu?"
Jleb!
Seakan akan dia berkata "udah terobati kan rindunya? Yaudah gausah ganggu aku lagi"
Aku tersenyum berusaha mengumpulkan semua tenaga ku untuk berbicara padanya
"Iya benar,akan tetapi rindu itu akan lebih menyiksa jika seseorang yang dirindu itu pergi lagi"
Seakan akan aku mengatakan padanya "aku ingin kau menjadi milikku, agar rindu ini selalu terobati"
Dia hanya memalingkan wajahnya.
Kemudian mengangguk pelan dan pergi begitu saja meninggalkankuKu berusaha menarik kaki ku berjalan menuju tempat dimana mobilku berada.
____
"Papa" panggilku ketika papa baru saja memasuki mobil
"Maaf, papa lama, bosen yaa?"
"Ngga kok pa, gapapa" ucapku
Papa mulai menyalakan mesin mobil dan meninggalkan tempat ini
"Tumben banget loh tadi, si faus kaya menghindari papa gitu, biasanya dia itu yang minta tanda tangan ke papa, tapi tadi temennya yang bilang, katanya faus lagi sibuk." Aku tak heran jika papa sering membicarakan tentangnya,
Semenjak aku menanyakan tentang nya. Papa seolah olah mengerti,
Akan tetapi aku tak pernah sefrontal itu untuk mengatakan aku menyukainya.
Hanya mama saja yang tahu.
Aku tak seberani itu bercerita kepada papa.
Bahkan mama yang memintakan nomor hp nya dan memberikan nya padaku
Aku menghembuskan nafas kasar, Apa mungkin ini karena kejadian tadi?
Aku tak habis fikir!
Dimana letak kesalahan bagi sang perindu menyampaikan kerinduannya??
.
.
.
.
.
Udah deh,, maap banget mungkin banyak typo
Dan sedikit lebay alay.
Ini karya ku .
Mohon di hargai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Misterius Boy
Teen Fiction"Aku.."ucapku pelan "Bukankah rindu itu akan hilang jika sudah bertemu?" Jleb! Seakan akan dia mengatakan padaku "sudah terobati kan rindunya? Yaudah gausah ganggu aku lagi" Aku hanya bisa tersenyum dan berusaha mengumpulkan sekuat tenaga ku untuk...