EPS 5

15 2 0
                                    

Happy Reading

AUTHOR POV

Setelah Rafa mendapat sms dari 'penjaga' nya itu, dia tidak bisa berhenti untuk memikirkan siapa sebenarnya orang dibalik sms itu. Dia memang tidak bisa menganggap bahwa itu sebuah teror, karena tidak ada yang salah dari semua pesan yang orang itu kirimkan.

Beberapa hari sudah berlalu sejak hari itu. Meskipun orang itu hanya mengirim pesan beberapa kali, tapi tetap saja itu mengganggu. Rafa jadi merasa bahwa dia selalu di ikuti oleh seseorang yang tidak dia ketahui. Rasanya sangat menyebalkan.

Tapi dari pada itu, Rafa lebih kesal pada orang yang duduk didepannya ini. Dia adalah kak Rey.

.

.

RAFA POV

'Ini kakak kelas ngapain tiap hari jadi makan siang bareng genk gua. Kenapa dia malah jadi ikutan nimbrung ama kami tiap hari? Bukannya dia punya temen?'

Gua kesel setengah hidup ama ni orang. Ntah napa dia malah jadi nibrung ama kami dan gak ada yang ngelarang lagi!

Gara gara ni orang gua jadi gak bisa santai buat jadi diri gua sendiri didepan temen temen gua. Ya, seperti yang kalian tau gua selalu jadi orang yang berbeda ketika gua sama orang yang gua kenal dan gua sayangi. Gua akan jadi diri gua sendiri tanpa takut akan dimanfaatkan atau di khianati. Tapi jika gua didepan orang yang baru gua kenal gua akan memasang sifat dingin. Agar mereka tidak meremehkan gua. Gua akan menjadi orang lain saat itu juga.

Sangat sulit mencari waktu yang tepat untuk bisa menjadi diriku sendiri. Jika gua ngumpul ama genk gua gua akan memperlihatkan diri gua sendiri didepan mereka tapi gak bakal didepan kakak kelas ini.

Dia sangat menyebalkan. Gua dengan cepat menghabiskan makan siang gua dan mengajak Dani, Dini, dan Dimas untuk segera pergi kekelas meninggalkan kak Rey sendirian dikantin. Gua udah cukup sabar untuk menerima dia beberapa hari ini. Tapi sebelum gua bisa berdiri dari hadapannya,

"Tunggu"

"???"

Kami melihat ke arah kak Rey,

"Ada apa kak? Apa kakak perlu sesuatu?" Tanya Dimas.

"Tidak. Gua cuma pengen ngomong sesuatu ke kalian.... jadi, kalian bisa tunggu dan duduk sebentar saja"

Kami terdiam, lalu dengan patuh duduk kembali ditempat masing masing. Gua mencoba menebak apa yang akan dia katakan kepada kami, tapi tetap saja tidak ada kemungkinan dia punya urusan dengan kami. Secara dia bahkan tidak terlalu akrab dengan kami.

Gua melihat ke arahnya. Dia menghembuskan napas nya, dan mulai berbicara,
" jadi yang mau gua omongin sama kalian adalah..."

Ada sedikit jeda saat dia berbicara, itu membuat siapa pun merasa bahwa ini bahkan lebih menegangkan daripada melihat nilai ulangan.

"Boleh gak gua gabung ama genk kalian?"

Kami tercengang, untuk beberapa saat kami masih belum bisa mencerna apa yang dia katakan. Setelah gua mencerna apa yang telah dia katakan, untuk sesaat gua dikendalikan oleh emosi gua sendiri. Karena sepertinya gua benci ama kak Rey semenjak dia ngumpul ama genk gua. Sebelum gua bisa menolak, Dini tiba tiba memotong omongan gua,

"Boleh kok kak, malahan kita seneng kalo kakak gabung sama kami. Ya kan  Dani?"

Dani sepertinya bisa melihat aura gelap yang tanpa sengaja gua keluarkan karna emosi sesaat itu. Tapi dia tidak nyaman jika dia menolak permintaan kakak kelas ini. Apalagi Kak Rey cuma ingin ngumpul bareng sama kami.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Dalam Diam (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang