10. Bang Jungwoo

1.7K 215 170
                                    

VOTE & COMMENT YAA-!
AKU MAKSA LOHH HEHE 😀

Ada yang bercita-cita jadi eskrimnya atau cherry-nya? Wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang bercita-cita jadi eskrimnya atau cherry-nya? Wkwkwk

❇ ❇ ❇

“Kenapa malah kesini?” protes gue saat mobil pak Taeyong berhenti di sebuah restoran.

Dia mematikan mesin mobilnya, lalu menatap gue, “menurut kamu apa yang orang lakukan saat ke restoran?”

“Yaa... makan” sahut gue.

“Begitupun saya” ucapnya final, lantas membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Namun sebelum menutup kembali pintu mobilnya, pak Taeyong lagi-lagi menatap gue, “kenapa diem aja, cepet turun” titahnya.

Dengan rasa kesal, lelah dan segala macamnya, gue pun turun dan mengikuti langkah pak Taeyong.

Saat ingin masuk ke dalam restoran, pak Taeyong menghentikan langkah. Dia merogoh saku, mengambil ponselnya yang baru saja berdering.

Ya, halo?

"...."

Kamu kenapa? Yeri-ah!

"...."

Hah? Ok ok. Tahan sebentar dan jangan kemana-mana”

Pak Taeyong mematikan ponselnya lalu berbalik arah menuju mobil. Hadeuhh, gue udah merasakan hawa-hawa nggak enak nih.

“Maaf Jeanna, saya harus pergi sekarang, Yeri butuh saya”

Tuhkannn!! Sudah ku dugong :)

Detik kemudian dia memberi gue 5 lembar uang ratus ribuan. “Kamu pulang naik taksi ya”

Belum sempat protes, pak Taeyong lebih dulu menghidupkan mesin mobilnya lalu melaju pergi meninggalkan gue.

Orang yang berlalu lalang di sekitar menatap gue dengan tatapan... Yaahh u know lah, gimana tatapan orang kalo liat cewek di turunin di depan restoran malem-malem, plus di kasih uang pula.

“Sialan!” umpat gue.

Gue beranjak dari halaman restoran menuju trotoar untuk menghentikan taksi. Tapi sialnya, suara petir tiba-tiba terdengar bersamaan dengan rintik-rintik air yang mulai jatuh membasahi bumi.

“Anjir, drama banget hidup gue”

Sebelum hujan makin deras, gue memilih untuk berteduh di halte yang nggak jauh dari tempat gue berdiri.
Sepi, cuma ada gue seorang diri.

“Dasar Lee Taeyong jahannam, nggak ada akhlak! Dia punya otak nggak sih astaga! Tega banget ninggalin gue sendirian kayak gini” gerutu gue.

Mata gue celingukan mencari keberadaan taksi, tapi nggak ada satu pun yang keliatan. Ujan yang gue harap berhenti malah makin deres, di tambah lagi dengan tas dan ponsel gue yang tertinggal di mobil pak Taeyong.

Pak Taeyong ; MTMHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang