"Kamu belum punya rumah di sini, kan?" Jelita bertanya sambil membelai rambut Arjuna. Arjuna menatap mata indah Jelita dengan murung. Tapi hatinya nyaman dengan perlakuan Jelita, walau menurutnya gadis ini sangat konyol.
"Di sini setiap orang harus punya rumah sendiri-sendiri, Lita."
"Iya, kecuali aku!"
"Kenapa, kamu tidak punya rumah sendiri, kalau punya kan aku bisa numpang." Arjuna tersenyum menggoda. Sedang yang digoda hanya menatapnya tanpa ekspresi apapun.
"Karena aku hilang ingatan, kata Mak Centring, aku harus tinggal bersamanya, dia merawatku dengan baik."
"Siapa Mak Centring, cantikkah?" Arjuna kembali menggoda Jelita, tapi tetap saja gadis itu tanpa ekspresi. Arjuna semakin yakin kalau gadis cantik di hadapannya sangatlah polos.
"Kata Mak, aku adalah anaknya yang diculik manusia, terus dibunuh, dan ingatanku dihapus." Arjuna terbatuk saking kagetnya, penjelasan yang tak dapat ia cerna, meski ia sudah menduga bahwa Jelita adalah arwah penasaran seperti dirinya, tapi kasus penculikan oleh manusia. Berarti Jelita memang bukan manusia. "Au ah gelap!" rutuknya dalam hati. Sementara tangan
"Boleh, aku ketemu Emakmu?" Jelita termenung sejenak seperti menimbang-nimbang permintaan Arjuna. Ia tak yakin Emaknya mengizinkan seseorang untuk bertamu ke rumahnya. Seingatnya tak pernah ada tamu ke rumahnya, bila ada yang meminta pertolongan Emaknya hanya berani berteriak dari luar pagar karena segan atau takut.
"Jadi, tidak boleh?" Arjuna mendesak dengan tatapannya. Akhirnya Jelita mengangguk, ia pikir Arjuna adalah teman yang ia sukai, malah menurutnya cinta pertamanya.
"Ayo, kita ke rumahku, kalau Mak Centring marah, aku akan ngambek, mogok bicara. Biasanya Emak suka mengalah." Jelita tersenyum penuh kemenangan. Tangannya menarik tangan Arjuna, lalu mereka berjalan mengitari telaga.
Anehnya, Arjuna kini dapat melihat deretan rumah yang rapih berderet di sepanjang telaga, beberapa orang yang berpapasan mengangguk hormat pada Jelita, lalu menatap tajam Arjuna, seperti tidak suka laki-laki itu berjalan bergandengan tangan dengan Jelita.
Arjuna meneliti setiap orang yang mereka temui, walau semuanya mengangguk hormat, tapi tak seorangpun yang bersuara, dan Jelita pun acuh tak acuh, ia hanya mengibaskan tagannya setiap menerima penghormatan.
Begitu pun keadaan fisik mereka, banyak sekali yang menakutkan, hanya Jelita paling cantik dari semua perempuan yang Arjuna temui dalam perjalanan. "Jangan-jangan sebenarnya wajah Jelita palsu". Gumannya dalam hati.
Sesekali ia mencuri-curi pandang pada wajah gadis di sampingnya. Sedangkan Jelita berjalan penuh percaya diri, tanpa mengumbar senyum, dan mempererat pegangannya pada lengan Arjuna, seperti ingin mengatakan kepada khalayak, bahwa ia sudah punya pasangan.***
============================================
Semoga suka yach, bacanya, maaf very slow up date....
![](https://img.wattpad.com/cover/223240015-288-k321836.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JELITA
FantasyJelita gadis cantik yang tak tahu siapa dia sebenarnya. Dia hanya tahu dia cantik dan punya kekuatan yang mumpuni sekedar membuat semua orang di sekelilingnya mengagumi dan segan padanya. Sampai suatu saat dia bertemu Arjuna. Laki-laki misterius yan...