#part 7

242 16 0
                                    


____

Masih Mutya pov

Aku menyimpan paketku di samping kasurku.

Aku hendak menyuruh adikku mengambil minum.

"Mei ... Meisya?" panggilku.

...

Tak ada jawaban.

"Al?" Aku memanggil adik bungsuku.

Tapi dia juga tidak menjawab.

MEISYA ASYIFA
Dipanggil Mei. Anak ketiga, adik Mutya. Usianya sekarang 8 tahun dan sekolah di SD dekat rumah mereka.

MUH. ALFIN
Dipanggil Al. Anak ke empat sekaligus anak bungsu. Usianya 4 tahun dan belum sekolah.

"Pada kemana, sih?" batinku.

Aku turun kebawah dan melihat mamaku sedang duduk santai menonton tv.

"Mei sama Al kemana, ma?" tanyaku padanya.

"Main di luar," jawab mama singkat.

Aku hanya mengangguk sambil berjalan keluar.

"Mei ... Al?" ucapku saat melihat adik-adikku bermain di halaman rumah.

Mereka menghentikan kegiatan mereka.

"Kenapa, Kak?" tanya Mei.

"Tadi kakak panggil kok ga jawab?" aku balik bertanya.

"Ga kedengeran, Kak," jawab Mei.

"Tadi keasikan main sama kakak tetangga," tambah Al.

"Kakak tetangga?" Aku kembali bertanya.

"Kakak itu," jawab Al sambil menunjuk ke rumah di seberang jalan.

Mei mengangguk.

Aku mengangkat kepalaku, melihat ke arah rumah yang ada di depan.

"Si tetangga cuek!" ketusku saat melihat cowok yang kemarin, masuk ke rumahnya.

"Mau lanjut main?" tanyaku.

"Ga ah, capeek." Mei menjawab sambil masuk kedalam rumah diikuti Al.

Aku berjalan masuk. "Eh, kak Moora sama kak Akbar mana?" batinku.

***

"Assalamualaikum." Suara kak Moora.

"Waalaikumsalam," sahutku sambil berjalan ke arah pintu.

"Dari mana, Kak?" tanyaku sambil membuka pintu.

"Dari RS periksa kandungan, terus mampir bentar di alfamart," jawab kakakku sambil memperlihatkan tentengannya.

"Sendiri?" tanyaku lagi.

"Gak lah. Tadi sama kak Akbar, tapi Akbarnya masih di luar. Ada urusan katanya," jelas kakakku sambil masuk.

Aku hanya mengangguk.

Kun pov

"Kun?"

"Yes, mom?" Ucapku sambil berjalan ke arah Ibuku.

"Tolong buangkan dulu sampah yang itu di depan," pinta Ibuku dengan logat Chinanya.

"Okey," jawabku sembari mengambil tempat sampah dan membawanya keluar.

Aku mendengar langkah kaki.

"Excusme?"

Aku meluruskan badanku yang tadinya membungkuk memindahkan sampah.

"Akbar?" ucapku sambil menunjuk orang di depanku.

_____

Nexttt

Vote biar author makin semangat

Tulis krisan kalian di komen

Follow jangan lupa ya readers

Share juga ke temen-temen kalian :)

✔Idolaku Jadi Imamku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang