Part Five

3 1 1
                                    

Vierro POV

Menjadi artis adalah bukan keinginanku dari kecil . Dengan paras tampan bak bangsawan eropa , aku mendadak jadi artis (?) setelah bertemu seseorang dan sekarang menjadi manajer ku sekarang . Seharusnya aku menikmati hari hari biasa dirumah , bukan sibuk dengan syuting , tur , dan fansign atau segala macam yang berbau pekerjaan artis . Tapi tak apalah , para fans ku juga mengerti apa yang kumau dan bagaimana perasaanku sekarang jadi mereka tidak mengangguku .

Berita bahwa aku berkuliah sudah tersebar di media . Satu per satu orang pasti membaca nya , bahkan fans ku . Takutnya mereka menghampiriku disaat aku sedang belajar di kampus dan berteriak teriak memanggil namaku sambil membawa spanduk . Melelahkan . Sama saja menambah beban hidupku karena aku khawatir .

Kekesalan ku bertambah karena ada cewek dengan cerobohnya menjatuhkan minuman bubble tea nya ke kursiku dan mengenai celana mahalku , sial sial sial ! .
Aku memutar pandangan ku pada cewek itu dan akan memarahinya habis habisan .

"Yak ! , kau tidak bisa jalan dengan benar hah ? Dasar sialan !" Marahku sangat keras . Keras sekali sampai sampai semua mata pengunjung menoleh padaku . Pasti mereka bertanya apa aku Vierro ? Si artis itu ? Anak presiden itu ? .

Aku kesal sekali karena dia tidak menyahut dan hanya menundukkan kepalanya sembari menggigit bawah bibirnya yang gemetaran . "Hey , aku berbicara padamu . Apakah kau gagu hah ?" Amarahku sekarang sudah di ujung tanduk .

"Ma-maafkan a-aku" ucapnya terbata bata , maaf ? Kau pikir itu cukup ? .

"Hey , sudahlah dia tidak sengaja . Kau kan bisa ganti baju" James berniat untuk menengahi kami . Aku juga melihat beberapa bodyguard ku menghampiri ku kemari . Tapi rasa marahku lebih besar sekarang dari apa pun .

"Lihat cewek ini , bagaimana kau bisa mengeringkan pakaianku hah ? Apakah kau bisa membelinya ? Berbicaralah dasar gadis bisu !" Oke sekarang aku merasa berlebihan dan agak kasar kepadanya . Sama saja sekarang aku tambah gondok dibuatnya ketika dia sama sekali tidak mau mendongakkan kepalanya dan menatap wajahku .

"Jawab aku !" Aku mengambil kasar dagunya dan mengangkatnya . Keliatan matanya sangat merah dan menahan tangis yang akan keluar saat itu juga . Eh tunggu ? Bukannya ini cewek yang sengaja aku injak dan robek kertasnya di aula tadi pagi ? Mengejutkan . Aku menyeringai kecil begitu mata kami berdua bertemu .

"Kita bertemu lagi ya , cewek sialan" ucapku pelan kepadanya , mungkin dia masih bisa mendengarkannya .

Karena merasa ada pengunjung yang diam diam merekam kami berdua , aku mencengkeram pergelangan tangan cewek itu dan menarik paksa untuk keluar dan menuju belakang cafe . Tentu saja di ikuti dengan James .

"Urusi mereka" bisikku pada salah satu bodyguard . Maksud "mereka" adalah pengunjung yang diam diam mem-videokan pertengakaranku tadi . Aku pun langsung membuka pintu cafe dan tanganku masih mencengkeram pergelangannya agar dia tidak mencoba kabur .

"Baik tuan..."

🌟🌟🌟🌟🌟

Sesampainya kami di belakang cafe , tiba tiba cewek itu berlutut padaku .

"Tolong , maafkan aku . Aku tidak sengaja . Kakiku terantuk di kaki kursi tadi dan tidak sengaja tubuhku tidak seimbang dan jatuh tetapi aku menahannya . Tapi minumanku malah mengenaimu jadi maafkan aku , aku sanggup melakukan apa saja asalkan anda memaafkan ku dan tidak menyebar mukaku ke sosial media" perjelas gadis itu sambil bertekuk lutut di hadapan ku dan James . Ya ampun , ngapain juga harus aku sebar mukanya di media sosial , kurang kerjaan saja .

Kasihan juga aku melihatnya , kaki putihnya yang cantik sekarang menyentuh kotornya tanah . Akal licik pun tiba tiba melewati pikiran ku . Bagaimana kalau kita sekarang melakukan sebuah permainan , cewek pirang ? .

"Aku memaafkan mu , tapi..." sengaja aku menggantungkan kalimat ku supaya membuat dia penasaran , bahkan sekarang dia mendongak dan menatapku untuk menunggu apa yang ku mau .

"Kau menjadi budakku , mengerjakan tugas tugasku , mengatur jadwal dan berkas berkasku , dan mengikuti apa yang aku perintahkan dan jangan pernah membantah ! Jika satu kalimat saja yang ingin kau keluarkan untuk membantah maka siap siap besok di media sosial , bahkan berita akan aku sebar muka mu sebagai pelaku tindakan dari perlakuan yang tidak menyenangkan" aku menjelaskan padanya sambil tertawa dalam hati . Cewek ini gampang di bodohi . Sepertinya ini akan menyenangkan pikirku .

"Hei bodoh , apa kau tidak berlebihan ? Dia kan sudah minta maaf juga apalagi dia wanita , masa kau bakal menyi--" Sialan James malah menasihati ku , ku beri tanda untuk diam dengan menyikut perutnya dengan keras .

"Ughh.. sakit , dasar !"

"Tugas mu dimulai besok lusa" aku berkata padanya seraya berjongkok untuk mensejajarkan tinggi ku dengan dia yang masih berlutut itu .

"Dan tidak ada kata pe-no-la-kan" tekanku di setiap kata sambil menatap tajam padanya , lagi lagi dia diam dengan tatapam bodohnya itu .

Karena merasa urusan kita sudah selesai , aku dan James segera bergegas untuk meninggalkannya yang masih terpaku di atas tanah , yang pasti tanpa menolongnya bangun terlebih dahulu . Aku memang kejam , tidak seperti cover wajahku yang disama samakan dengan malaikat .

( maap lg ga mood nulis :( tapi harus nulis :( g tau kenapa :v )

Remember Me ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang