🌾perpisahan🌾

6 0 0
                                    

" Jadi, apa kita sudah berakhir sekarang?"
Tanyaku pada seseorang di depan ku.

" Ya, mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua. " jawabnya.

" Baiklah, kau benar mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua. Kalau begitu, terima kasih, maaf, dan selamat tinggal. " Hanya itu yang dapat ku katakan, sembari menampilkan senyum, senyum untuk menutupi kesedihan yang ku rasa. Toh, apapun yang ku katakan tidak akan berpengaruh. Perpisahan ini memang telah ditakdirkan.

" Ya, jaga diri mu baik-baik. Kejarlah mimpimu, aku yakin kau dapat menggapainya. Aii, terima kasih telah hadir di kehidupan ku ini, maaf karena aku selalu merepotkanmu. Dan, selamat tinggal juga. " ucapnya sembari mengelus kepalaku, hal yang selalu ia lakukan setiap kami bersama. Ahh, jika ingin pergi kumohon pergi saja, jangan membuatku kembali berharap.

" Ya, kau juga kejarlah mimpimu, Al. " hanya kalimat itu yang dapat ku ucapkan.

" Aku pergi. " Ia mulai beranjak pergi, meninggalkan ku seorang diri. Bulir bening mulai membasahi kedua kelopak mataku. Ahh, air mata yang sedari tadi ku tahan mati-matian akhirnya keluar juga.

Langit malam yang dipenuhi oleh bintang, bulan yang memantulkan cahanya pada danau di hadapanku, dan pepohonan sakura yang mengelilingiku. Harusnya menjadi saksi atas momen romantis sepasang kekasih, malah berbalik menjadi saksi atas putusnya sebuah hubungan.

Harusnya saat kita berjanji untuk tetap bersama, kita tak melupakan fakta bahwa pertemuan telah ditakdirkan dengan perpisahan.

Lihatlah sekarang, kita yang dulu sangat dekat, sekarang saling menjauh.

Aku ingin marah pada takdir, mengapa mereka mepermainkan kita seperti ini. Tapi, siapa aku?
Aku tak punya hak atas itu.

Namun, ketahuilah di mana pun kau berada, sejauh apapun kau pergi, ketahuilah bahwa aku mencintaimu.

" Haha, harusnya itu ku katakan sebelum ia benar-benar pergi tadi. " dengan sedikit kekehan, aku bermonolog dengan diriku sendiri.

Aku diam, mengamati danau di hadapan ku ini. Indah. Sangat indah, ditambah dengan pantulan dari sang candra.

Memoriku kembali membawaku ke masa lalu. Tepat disaat awal mula cerita kami. Tempat dimana cerita kami di mulai, juga menjadi tempat berakhirnya cerita ini.

Flashback on

" Aii!"

" Loh, Kak Al?  Sedang apa di sini? " tanyaku.

" Hanya berjalan-jalan, kamu sendiri sedang apa? " tanya Al.

" Aku memotret beberapa pemandangan di sini. Hanya sebagai kenangan, terlalu banyak hal indah yang kan sangat disayangkan jika terlewat. " ucapku sembari menunjukkan beberapa potret yang ku ambil tadi.

" Sangat indah, sepertinya kau berbakat menjadi fotografer, Aii "

" Wah terima kasih kak."

Setelah itu kami berjalan di tengah pepohonan sakura yang mengelilingi danau itu.

" Padahal sekarang belum waktunya musim gugur, tapi sudah banyak yang berterbangan." ucapku tanpa menyadari tatapan Al terhadapku.

" Aii"

" Ada apa? "

" Mau lihat pemandangan yang lebih bagus? Kau mungkin tidak akan cukup hanya dengan memotretnya. " katanya.

"Benarkah?" Jika ini dalam dunia komik mungkin mataku akan terlihat sangat berbinar.
" Kalau begitu, ayoo. "

Kami kemudian berjalan kembali ke arah danau, tapi tidak, ini bukan danau yang tadi.

"aku baru tau ada dua danau di sini"
Ucapku.

Kami kemudian berhenti tepat di bawah pohon sakura yang berdiri megah tepat di bibir danau. Ini sangat indah, ditambah dengan daunnya yang berguguran menambah keindahannya.

" Dari mana Kak Al tau tempat ini? Bagaimana mungkin ada tempat seindah ini, tidak ini tidak indah, tapi sangat indah, sempurna. " baiklah, mungkin aku sudah bicara terlalu banyak, hehehe.

Dan terjadi lagi, aku menatap sekeliling ku dengan wajah berbinar tanpa tahu Al menatapku sedari tadi.

" Aii "

Mendengar seseorang menyebut namaku, tentu saja aku berbalik ke sunber suara. Dan seketika tatapan ku terkunci pada sepasang mata. Kak Al.

" Ya? "tanyaku

" Aku menyukai mu "

Tepat setelah mengatakan itu, angin tiba-tiba berhembus dengan lembut, menjatuhkan daun-daun sakura lebih banyak lagi seakan menyetujui jika aku menerima nya.

Mungkin karena melihatku yang diam saja, ia melanjutkan perkataannya.

" Aku menyukaimu sejak lama. Kau tak perlu menjawabnya sekarang, aku akan menunggu-"

" Aku menerima mu." ucapku menyanggah kalimatnya.

" Kau serius? "tanya nya, mungkin masih belum percaya dengan jawabanku.

" Iya. " dan tentu saja aku menjawabnya dengan penuh keyakinan. Oh ayolah, aku menyukai nya juga sejak lama, hingga kupikir hanya bertepuk sebelah tangan.

Entah karena refleks atau sengaja, dia menarikku ke pelukannya.

" Terima kasih, Aii. "

Flashback off

Hah.. Aii, kenapa kembali mengingat jika itu nenyakitkan dirimu sendiri.

Mataku kemudian melirik me arah jam yang tergantung pada lengan ku.

" Sudah jam segini rupanya, hahaha, berapa lama aku merenung tadi." ucapku sembari menghapus jejak air mata yang sedari tadi menghias di wajahku. Kemudian mulai beranjak dari sana. Meninggalkan tempat itu dengan segala kenangan nya.

'Kota kelahiran, 21 Juni 2020'


Ttd, Yuu si author.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang