Keesokan harinya pada hari minggu Randy termenung diteras rumahnya memikirkan perjanjian yang telah disepakati antara dirinya dengan ayah nya. Randy sibuk berargumen dengan pikirannya sendiri apakah dirinya dapat menjalankan semua perjanjian yang telah dia tuliskan tersebut. Keraguan pun timbul didalam hati Randy karena dirinya merasa tidak akan dapat menjadi juara kelas disekolah. Karena Randy hanyalah seorang anak yang hanya lulusan dari sekolah menengah pertama disebuah desa terpencil didaerahnya. Akibat dari argumen yang timbul didalam pikiran Randy, membuat dirinya berbicara sendiri.
"Apakah aku dapat yaa Tuhan mewujudkan semua perjanjian yang ku tulis tadi malam" ucap Randy kepada dirinya sendiri
Randy pun asik bertanya kepada dirinya dengan ucapan yang keluar dari mulut nya.
"Bagaimana jika di kota kelak, aku tidak memiliki seorang teman? Karna aku kan hanya anak yang berasal dari desa terpencil? Apakah ada yang mau berteman dengan ku? Bagaimana jika aku di bully kembali seperti masa aku duduk dibangku sekolah dasar dan pada masa sekolah menengah pertama ku? Apakah aku sanggup yaa Tuhan menjalankan amanah dan apakah aku sanggup meraih mimpiku menjadi seorang dokter yang terkenal? Bagaimana jika nanti aku tidak dapat menyelesaikan studi ku?" Randy berucap sendiri mengenai apa yang akan terjadi terhadap dirinya kelak setelah ia tinggal dan bersekolah di kota.
Flasback mengenai Bully yang pernah dialami oleh Randy pada masa Sekolah Dasar adalah bahwa Randy selalu diejek dan dihina oleh teman-temannya karena Randy berasal dari keluarga yang kurang mampu, dimana pada saat itu ibu Randy hanya bekerja menjadi tukang cuci kain dikampung nya, dengan upah yang dibayarkan Rp. 2.500 untuk sekali cuci kain. Sedangkan ayah Randy pada saat dirinya duduk disekolah dasar hanya menjadi buruh harian lepas di ladang sawit milik orang lain. Hal tersebutlah membuat Randy takut jika kelak dikota teman-teman sekelas atau teman-teman sekolahnya mengetahui latar belakang keluarganya membuat dirinya menjadi bahan olok-olok tentang dirinya.
Tiba-tiba Randy teringat akan bayangan masa lalu yang begitu menyakitkan yang terjadi pada dirinya dimana Randy dipermalukan oleh kakak seniornya karena pakaian yang digunakan dirinya sudah robek (dibagian baju belakang dan di tampel dengan kain jahitan lainnya) dan lusuh, karena pakaian Randy yang sudah robek membuat dirinya dihinda dan dicaci maki oleh kakak senior tersebut dan membuat pakaian Randy yang sudah di jahit tersebut dikoyak kembali oleh kakak seniornya. Akibat kejadian tersebut kakak senior Randy yang pada saat itu duduk dibangku kelas enam sekolah dasar diskorsing dan diminta untuk meminta maaf kepada Randy akibat dari kejadian tersebut. Setelah kejadian itu, Randy semakin sering mendapatkan ejekan dari teman-teman sekolahnya. Banyak yang mengatakan bahwa anak orang miskin tidak layak untuk bersekolah ditempat ini karena anak orang miskin harusnya membantu orang tuanya bekerja untuk membiayai uang makan dan kehidupan keluarganya. Akibat dari perkataan hinaan tersebut membuat Randy memiliki motivasi untuk menjadi seorang yang sukses dibidang kesehatan. Pada saat Randy SD, Randy mendapatkan bantuan dari seorang kepala sekolah yang membiayain uang seragam sekolah, buku, sepatu hingga semua peralatan sekolah yang dibutuhkan olehnya hingga menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar. Motivasi yang didapat Randy ketika mendapatkan hinaan dari teman-teman nya hanya didapat dari seorang guru yang selalu memotivasi dirinya disekolah. Karena ibu guru tersebut mengetahui potensi kepintaran yang dimiliki oleh Randy. Guru tersebut adalah kepala sekolah yang membantu membiayai seluruh kebutuhan dan keperluan Randy selama duduk dibangku SD.
Akibat pengalaman masa lalu Randy yang terlintas didalam bayangan pikirannya membuat Randy meneteskan air mata karena hinaan dan caci makian yang ia dapatkan. Setelah meneteskan air mata Randy akhirnya tersenyum kembali setelah mengingat kembali cita-cita menjadi seorang dokter yang terkenal dibidang kesehatan. Randy pun kembali berbicara sendiri dengan dirinya sendiri.
"Aku harus dapat membanggakan kedua orang tua ku. Aku yakin, dapat menyelesaikan sekolah ku kelak di kota, dan dapat menjadi seorang yang berprestasi. Dan aku sangat yakin, ketika seluruh harapan dan cita-citaku, kuserahkan dalam nama Tuhan pasti dijamah dan dikabulkan nya"ucap Randy sendirinya
Seketika Randy terdiam ketika ibu nya menepuk punggung belakangnya.
"Nak, kamu sedang ada masalah?" Tanya ibu kepada Randy
"Tidak bu, hanya saja Randy bingung" Jawab Randy
"Bingung kenapa nak? Ceritalah sama ibu apa yang membuat kamu kayak orang ketakutan begini" ucap ibu
"Bagaimana ya bu, jika kelak aku sudah bersekolah di kota, aku tidak dapat menepati perjanjian yang telah kutilus tadi malam dengan ayah bu?" Cerita Randy kepada ibu
"Ibu yakin, kamu akan dapat menjadi anak yang sukses kelak di kota. Intinya ibu mau anak ibu selalu mengandalkan Tuhan didalam setiap perjalanan hidup mu ya nak. Jangan ikutin kehidupan orang kota yang berfoya-foya, yang merokok, dan jangan sesekali ikut kepada pergaulan bebas ya nak" ucap ibu dengan penuh harapan kepada Randy sang anak pria satu-satunya didalam keluarga.
"Baik bu, Randy akan mengikuti nasihat ibu. Doain Randy ya bu, supaya Randy dapat berhasil kelak bu" Ucap Randy kepada sang ibu, yang mana Randy langsung menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu.
"Iyaa nak. Ibu percaya kok sama kamu. Kamu jangan jahat-jahat disana yaa. Jika kamu dibully, kamu harus kuat yaa nak. Jangan mengecewakan ayah dan ibu dikampung" Ibu Randy meneteskan air mata dan langsung menghusap kepala Randy yang bersandar dibahunya
Randy langsung mengetahui bahwa sang ibu sedang menangis, karena rambutnya terasa basa akibat air mata yang jatuh kekepala Randy
"Ibu kenapa menangis" Tanya Randy kepada sang ibu
"Tidak apa-apa nak, ibu terharu saja" Ucap Ibu yang langsung menghapus air matanya diwajah tersebut.
Randy pun terdiam dibawa sandaran kepalanya dibahu sang ibu. Sang ibu pun terdiam memperhatikan Randy yang sudah mulai beranjak dewasa
"Ibu sudah selesai masak, dan ini sudah pukul 09:00 WIB mari kita masuk kerumah dan sarapan bersama ayah dan adik mu" ucap ibu kepada Randy
"Baik bu" ucap Randy
Akhirnya Randy dan keluarganya pun selesai sarapan pagi, Randy kembali kekamar untuk mengulang kembali mata pelajaran bahasa inggri. Karna untuk seleksi disekolah negeri favorit di ibu kota provinsi nya ada bagian tes bahasa inggris. Randy yang sedari tadi belajar Bahasa Inggris pun akhirnya jenuh, dan Randy mendengarkan musik kesukaan nya yaitu musik jazz.
Aktivitas Randy dihari minggu membantu ibu nya untuk mencuci pakaian tetangga yang datang menggunakan jasa ibunya sebagai pencuci kain. Sedangkan ayah Randy dihari minggu bercocok tanam di halaman rumahnya. Setelah satu harian dilalui oleh Randy, dari termenung, mendengarkan musik, sambil membantu ibu nya mencuci kain akhirnya selesai. Randy pun mengistrahatkan diri dan pikirannya dikamar tercintanya.
Maaf yaa jika ceritanya engga jelas. Hehehee
Mohon dibantu koreksi yaaa, jika mendapatkan typo dalam penulisan cerita inii..
Akhirnya kelar jugaa cerita tahap selanjutnyaa😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan dan Cita-Cita
General FictionSebuah kisah dari perjalanan hidup seorang anak yang lahir dari sebuah kampung yang memiliki sebuah cita-cita yang besar untuk menjadi seorang yang sukses dan bermanfaat. Randy yang merupakan anak yang sangat pintar yang berasal dari sebuah dusun t...