CHAPTER 5

158 8 3
                                    

"Selamat pagi, Dol---"
"Aaahh !"

"Nathan, berisik !"

"K-kenapa ... matamu kenapa ?"

Dolly mengucek matanya lalu menguap. "Aku kurang tidur"

"Hai, Dolly ! Ada apa dengan matamu ?"

"Aku tidak bisa tidur tadi malam"

Layla mengerutkan dahinya. "Kenapa ? Setahuku, dulu kau mudah tidur"

"A-aku memikirkan sesuatu"

"Hei, teman teman ! Selamat pagi !"

"Pagi, Dylan !"

"Hei, Dolly"

"Hm ?"

"Jangan tidur dijalan lagi, ya ..." ucap Dylan sambil mengusap puncak kepala Dolly

"Kau ini ! Aku merasa pendek jika kau seperti itu !"

"Kau memang lebih pendek dariku, 'kan ?"

"Terserah !"

"Dolly, ada apa denganmu ?" Tanya Layla dengan wajah khawatir

Dolly menatap Layla sendu. "Layla, maukah sepulang sekolah nanti kita berkunjung ke caffe lagi ?"

"Ah, baiklah. Aku akan beri tau Dylan dan Nathan"

"Eh ? Jangan ! Kita berdua saja"

"Emm, baiklah"

Dolly mengangguk dan melenggang pergi ke tempat duduknya. Ia duduk di tempat duduknya dan menaruh kepala di atas mejanya. Beberapa saat kemudian, ia tampak tertidur lelap.

"Yaampun, kasihan sekali Dolly" ucap Layla sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangannya

"Dia tidur jam berapa memangnya ?" Tanya Nathan sambil mendekati Layla

"Dia tidur dijalan tadi"

"Benarkah ? Dengan skateboard ?"

Dylan tersenyum lalu mengangguk. "Hmm"

"Yaampun. Dia itu ceroboh"

"Sudahlah, biarkan dia istirahat"

.....

"Dolly, kau mau naik apa kesana ?"

"Emm, minta Dylan dan Nathan antarkan saja"

"Ada apa sebut sebut namaku ?"

Dylan dan Nathan datang sambil membawa tumpukkan buku di tangan mereka masing masing. Layla dan Dolly yang melihatnya hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Buku apa itu ?"

"Kami disuruh bawa ini ke kantor guru"

"Disuruh siapa ?"

"Kau tau wali kelas kita, 'kan ?"

"Ah, i see ..."

"Memangnya ada apa kalian mencari kami ?"

"Tadinya kami mau minta antarkan ke Bougenville Caffe. Tapi, kalau kalian sibuk, tidak apa apa"

"Eh kami tidak sibuk ..."

"Ya, sebentar lagi juga selesai"

"Tidak, kami akan pergi sendiri"

Layla mengangguk lalu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Dylan dan Nathan. "Dah ..."

"Semangat ya, Dylan, Nathan"

Dolly dan Layla melenggang pergi, meninggalkan Dylan dan Nathan yang memasang wajah datar. Lalu mereka melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda.

Love And SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang