bagian 5| Monster

1K 42 4
                                    

Kepulan asap vape berterbangan diudara membentuk gumpalan bak awan yang berada dilangit sana.

lelaki memakai seragam sekolah urak urakan dengan kaos kaki berbeda beda warna menghembus asap vape membentuk sepeti ubur ubur.

"gila keren banget deh pokoknya gue".ucap lelaki yang baru saja menghembuskan asap vape miliknya di udara.

lelaki yang berdiri tak jauh darinya hanya ternsenyum mendengar ucapan lelaki itu sambil menghisap dalam satu batang rokok ditangannya dan memadamkan rokok itu diasbak.

"huaaa ngantuk banget dedek".ucap lelaki tadi yang mengisap vape bernama Mark sambil meliuk kan tubuhnya ke kiri dan ke kanan diatas sofa.

"anjir gede banget mulut lo".protes Felix ikut duduk disebelah Mark sambil membuka bungkus cemilan.

"lambe banget sih kamu".ucap Mark dengan nada gemas membuat kaum hawa melting tidak ketulungan sambil mencubit cubit kecil perut Felix membuat empunya mengamuk.

Altezza menatap dua orang yang duduk diatas sofa kulit berwarna merah hati dengan bergidik ngeri.

"eh Ja,jadi gimana lo setuju gak sama usulan Merpati?".ucap Felix setelah melerai cubitan Mark diperutnya.

lelaki itu menghela nafas dengan panjang sebelum ia bergumam "hm".gumam Altezza frustasi sambil membanting tubuhnya ke sofa tunggal disamping mereka.

"menurut gue,kita perang aja".ucap Felix sambil bersandar disandaran sofa.

ketika Altezza baru saja akan mengeluarkan suaranya mereka terdiam dikarenakan mereka mendengar suara grusak grusuk yang berasal dari luar.

ketika Mark akan mengeluarkan suaranya Altezza mengangkat satu tangannya mengisyaratkan untuk diam.

lelaki itu keluar perlahan lahan setelah ia melihat bahwa yang diluar adalah siswa bukan guru barulah laki laki itu keluar dengan tatapan tajam tidak suka kepada seorang murid laki laki yang telah berani memasuki area terlarang ini.

"ngapain lo kesini?".ucap Mark dengan nada tak suka yang baru saja keluar menyusuli Altezza.

laki laki yang ditanya itu tak mempedulikan ucapan dari Mark ia tetap saja mempotret potret sekeliling dengan lancang tanpa takut.

"heh! turunin hp lo!".bentak Felix sambil menghampiri lelaki itu dan berusaha merebut ponsel milik lelaki itu dari tangannya.

"gue akan laporin ke kepala sekolah!".ancam lelaki yang memakai seragam sekolahnya lengkap dengan atribut layaknya murid teladan.

Altezza menyunggingkan senyumannya dan tertawa dengan sinis membuat siapa saja bergidik ngeri mendengarnya.

"mau ngadu?".ucap Altezza sambil menghampiri lelaki tadi dengan jalan perlahan lahan menikmati wajah ketakutan lelaki itu.

"gue pegang bukti,lo jangan dekat dekat...".ucap lelaki tadi sambil mundur perlahan dengan wajah pucat pasih.

"bacot!".bentak Altezza lengkap dengan tinjuan keras yang mendarat di rahang lelaki tadi membuat lelaki itu tersungkur dan membentur dinding tembok dengan keras.

ponsel milik lelaki itu terpental membuat Mark sontak mengambil ponsel itu dan menghapus foto yang telah di ambil dengan lancang.

Altezza meninju perut lelaki itu menggunakan tangan kirinya dengan keras sambil mencengkram kerah baju milik lelaki itu keras dengan tangan kanannya untuk menahan lelaki itu agar tidak berpindah posisi.

setelah puas menghujam lelaki itu dengan pukulan bertubi tubi Altezza menarik belakang kerah baju lelaki itu layaknya menyeret anak kucing dan membawanya ke pinggir gedung mendorong lelaki itu hingga tubuh lelaki itu keluar dari tembok gedung dan mengancam lelaki itu untuk mendorongnya keluar gedung.

laki laki tadi beribu ribu kali memohon maaf kepada Altezza dengan susah payah,mendengar hal itu membuat Altezza mengembangkan senyumnya dengan bahagia.

beberapa menit lelaki itu mempertahankan posisi lelaki itu yang mana dengan posisi terbalik ia bisa melihat kebawah halaman sekolahnya dari ketinggian yang sangat membuat kepalanya pusing bukan main.

setelah puas bermain main Altezza menyeret lelaki itu dan memaksanya berdiri dengan tegap jika lelaki itu terkulai lemah ia tak segan menerajang tulang kering kaki lelaki itu dengan keras membuat lelaki itu bersusah payah untuk berdiri.

suara bantingan keras dari pintu dekat tangga membuat dua laki laki sahabat Altezza sontak melihat ke arah suara dan membulatkan matanya melihat ada seorang gadis yang sangat cerewet bernama Abel tengah berdiri dengan nafas yang terengah engah dan mematung ditempatnya melihat seorang lelaki tengah memukul seorang murid dengan membabi buta.

salah satu sahabat Altezza menyadari keadaan dan lekas berdiri menghampiri gadis itu "Abel cantik kenapa kesini?".ucap Mark yang berdiri menutupi penglihatan gadis itu menggunakan tubuhnya.

gadis itu mendorong tubuh lelaki di hadapannya masih dengan tatapan terfokus ke arah lelaki yang memukul murid laki laki itu dengan tatapan benci,yang didorong hanya pasrah dan melihat apa yang akan terjadi begitu pula dengan Felix.

gadis itu berjalan dengan kedua tangan mengepal keras sambil menyinsing lengan bajunya hingga diatas bahu.

"LEPASIN!!".bentak gadis itu dengan suara cemprengnya sambil mendorong kasar Altezza dan menghampiri lelaki yang dipukul membabi buta itu.

gadis itu merogoh saku roknya dan mengambil tissue berukuran kecil yang selalu ia bawa kemanapun mengelap darah yang keluar dari hidung lelaki itu.

gadis itu menatap Altezza dengan tatapan sinisnya dan yang ditatap menatap balik kearah gadis itu dengan memasang tampang belagunya.

gadis itu mendecih dan memutar bola matanya dan kembali menatap kearah lelaki tadi dengan wajah bersahabat.

"oi Mark! sini bantuin dia dong!".ucap Abel sambil berteriak masih dengan posisinya berjongkok disebelah lelaki yang mulai pingsan itu.

"aish lo kenapa pake.."ucapan Mark terpotong karena sebuah tatapan tajam dari mata Abel.

"iya iya gue bantu!".ucap Mark dengan tidak ikhlas tetapi lelaki itu segera menghampiri lelaki yang dipukuli oleh Altezza tadi.

"sorry bro gue harus bantu ni sialan!".kesal Mark sambil menarik korban dengan paksa dan menyeretnya menuju parkiran hal itu membuat Altezza dan Felix kebingungan.

gadis bernama Abel itu mengembangkan senyumnya bahagia karena Mark membantu lelaki itu untuk berobat dan ia mulai berjalan meninggalkan dua orang yang kebingungan.

ketika ia ditengah jalan gadis itu berhenti karena dua pasang matanya menangkap seekor kucing kampung berwarna oranye dan menghampirinya.

"hello krucil..uu tayang".ucap gadis itu berjongkok dan mengelus kepala kucing itu dengan manja.

Altezza mengernyitkan dahinya bukan karena oleh tingkah gadis itu yang konyol melainkan ia merasa sanagat familiar oleh wajah imut gadis itu.

sama hal nya dengan lelaki bernama Felix lelaki itu juga heran kenapa sahabatnya bernama Mark itu sangat menuruti ucapan gadis itu tapi sebuah telepon dari ponselnya membuatnya bergegas masuk kedalam markas untuk mengangkat teleponnya.

gadis itu masih memanjakan kucing dibawah kakinya dan mulai merogoh kantung saku roknya berusaha mengambil sesuatu didalamnya.

"kayaknya masih ada deh".ucap gadis itu sambil merogoh sakunya dan Altezza masih menatap gadis itu dari kejauhan.

"aah adaa!!!".ucap gadis itu dengan girang dan mengeluarkan makanan kucing berukuran bersahabat yang muat didalam kantung roknya.

lelaki bernama Altezza itu masih berdiri di tempatnya dan tak habis pikir terhadap gadis yang keberadaanya tak jauh dari tempat ia berdiri itu.

untuk apa gadis konyol itu membawa makanan kucing di saku roknya? apakah ia juga menyukainya? begitulah contoh beberapa pertanyaan yang tercetak dipikiran lelaki itu.

_______________


segini dulu ya bb😘

AltezzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang