TL

47 2 0
                                    

*Jangan iri

Kehidupan ini tidak hanya seperti yang terlihat di luarnya saja.

Saat ada orang yang luarnya nampak berkecukupan, kaya raya, rumah megah, mobil mewah, belum tentu hidupnya seindah yang kita sangka. Boleh jadi masalahnya lebih banyak dari kita. Kitalah yang semestinya bersyukur, meski semua serba sederhana, hidup kita lebih damai tenteram.

Saat ada orang yang luarnya nampak sukses berat. Jabatan tinggi di usianya yang muda. Semua didapat, semua digenggam. Tidak perlu bergegas iri nan cemburu. Kita tidak tahu apa yang telah dia lakukan untuk mendapatkannya. Kerja kerasnya. Pun, kita juga tidak tahu apakah itu semua memang kesuksesan atau justru cobaan.

Kehidupan ini tidak sekadar yang terlihat di luarnya saja.

Dan tidak perlu sibuk mengambil contoh dari orang lain. Kita bisa mengambil contoh dari diri sendiri. Kita semua punya masalah hidup. Dan itu bisa jadi pelajaran. Boleh jadi, dulu saat kita tidak punya apa2, hidup kita lebih tenang. Boleh jadi, dulu saat bukan siapa2, hidup kita lebih indah. Karena sungguh, bukankah saat kita dulu masih kecil, hidup kita lebih ringan dan bahagia? Kita tidak perlu pusing atas penilaian orang lain, pun tidak perlu pusing menilai orang lain.

Sangat melelahkan saat kita mengukur apapun dari kulit luarnya saja. Apalagi jika mendefinisikan kesuksesan hidup ini hanya dari harta benda, jabatan, kekuasaan. Karena itu semua hanyalah perlombaan yang tidak akan ada habisnya. Akan selalu ada orang yang berada di depan kita.

Kehidupan ini tidak hanya dilihat dari luarnya saja.

Jadi tidak perlu iri melihat siapapun di dunia ini. Biasa saja. Jangan silau dan terpesona. Jangan menjilat dan cari muka. Biasa saja. Dan sebaliknya, jangan merendahkan serta meremehkan. Jangan congkak dan sombong.

Kita tidak pernah tahu kualitas kehidupan orang lain. Orang yang kita sangka tidak sukses, hanya pekerja kasar, mungkin tidurnya lebih nyenyak dibanding kita. Buruh petani, boleh jadi hidupnya ringan terbang bagai sehelai bulu, bukan merangkak penuh beban pikiran. Mereka tidak dikendalikan oleh dunia. Mereka tidak khawatir kehilangan apapun. Sementara kita, takut sekali besok lusa hidup susah. Mereka tidak perlu membuat orang lain terpesona, sementara kita, sibuk sekali memoles sana-sini demi sanjung orang lain.

Kitalah yang tahu kualitas hidup masing2. Maka semoga kita bisa terus berusaha bahagia, bukan pura-pura bahagia.  Pastikan saja, kita tidak menjadi beban orang lain, penuh drama, dsbgnya. Apalagi menyakiti orang lain hanya demi mengejar definisi kebahagiaan versi dunia. Toh hidup ini simpel, apakah kehidupan kita itu bermanfaat tidak bagi orang lain. Dan sekecil apapun manfaatnya sepanjang dilakukan dengan tulus, genap sudah nilainya. Tidak perlu bersilat lidah, tidak perlu banyak argumen, kita tahu seperti apa kehidupan masing-masing.




*Tere Liye

Kata MutiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang