undecided

6 2 0
                                    

Farhan POV

Setelah pertemuan keluarga kami waktu itu. Aku jadi bingung dengan sikap beda nya Hana. Aku tau dia ngejar -ngejar aku waktu SD.

emang,aku ngga pernah ngerespon apapun dari dia karena aku tau, aku bakal pergi setelah sekolah dasarku usai.

Dan aku juga ngga ngerasa pantes kalo pacaran sama dia. Dia tuh most wanted banget disekolah dasar dulu. Dasar cinta ketek;

                        ***
Kali ini Hana telat lagi. Mungkin karena Vella lupa ngebangunin atau Vella sakit.

Hana berlari menuju gerbang sekolah nya. Tapi, pak Wira yang kelihatan nya udah santuyy duduk - duduk sambil ngopi. Hana yakin ia telat lebih dari 15 menit.

"Pak bukain gerbang nya yahh" ucap Hana memohon pada pak Wira.

"Maaf neng, neng Hana udah telat 20 menit."jawab pak Wira memelas.

"Yahh, tukan bapak. saya kan lengganan, masa ngga boleh masuk" ucap Hana tak kalah memelas.

"Lengganan? kalo pembeli mahh gapapa neng.ini lengganan telat kan ngga bagus" ujar pak Wira lagi.

"Pak Wira." Hana mengeluarkan jurus puppy eyes semoga berhasil.

Tak berselang lama terdapat mobil entah milik siapa main nyelonong di sebelah Hana. Pak Wira dengan sigap membukakan gerbang nya. Hana memiliki kesempatan untuk masuk. Jadilah Hana bisa masuk tampa ber nego lagi dengan pak Wira.

Tapi sama saja Hana tetap telat dan harus menerima hukuman dari Bu Nita guru Matematika nya.

                        ***

Hukuman yang Hana jalani sudah beres. Hana bergegas pergi ke kelas nya yang hanya berisi teman - teman nya. Sekarang jam istirahat. jadi Vella masih menunggu kedatangan Hana yang habis kena hukuman.

"Na, lo tau ngga ?" Tanya Vella.

"Kenapa? Ngga tau gue" jawab Hana.

"Elo sihh kena hukuman. Tadi ada cowok baru pindah kesini" Hana hanya ber ohh ria aja.

"Dan lo masih ngga tau, yang pindah kesini tuuh si Farhan Iskandar " ucap Vella heboh.

Hana yang masih menikmati minuman yang dibelikan Vella tadi. Tersedak 'surga' nya itu.

"Ahh lo boong kali mungkin cuma mirip aja" ucap Hana santai dan kembali menyeruput minum nya itu.

"Ya kali mirip. masa muka  sama nama nya juga mirip sihh anjirr" ucap Vella gemas pada teman nya itu.

"Dia masuk kelas kita?" Tanya Hana sedikit khawatir. bagaimana tidak, Farhan calon suami nya jadi teman kelas nya kan ngga asikk.

"Iya Hana tolol. Dia masuk tadi waktu pelajaran nya bu Nita." Vella jadi semakin gemas.

Hana hanya bengong menikmati minuman nya yang hampir habis.

                         ***

Pelajaran hari ini sungguh sangat melelahkan dan menyebalkan karena Farhan salah satu faktor nya.

Hana yang sedang menunggu ojol pesenan nya. Di buat kaget pasal nya tiba - tiba Farhan sudah berdiri di samping mobil nya.

"Et dahh ngapain lo disini?" Tanya Hana ngga santuy banget.

"Pulang Bareng aku"ucap Farhan menarik baju seragam yang Hana kenakan. Dan mendudukkan nya ke kursi mobil.

"Ehh gue bukan najiss. Enak aja dipegang lengan baju gue doang" Hana berucap sarkas.

"Iya, najis mugholadhoh kenapa?" Ucap Farhan tak kalah sarkas.

Muke datar nya itu lho kan sayang kalo dianggurin : > numpang lewat 🙏

"Gue bisa pulang sendiri" ucap Hana membuka pintu mobil milik Farhan.

"Ngga, kamu tetep harus pulang bareng aku " ucap Farhan tegas.

"Kenapa? Mau cari muka di depan bonyok gue?" Ucap Hana mengejek.

Farhan hanya menatap Hana tak suka. dan menarik lengan baju Hana kembali.

Hana bungkam. Dan kembali menatap Farhan lagi.

Tak ada yang bicara. Hanya ada suara deru mobil yang ber lalu lalang.

Sepertinya ini bukan jalan menuju rumah nya.

Hana angkat bicara.

"Mau kemana kita?" Tanya Hana heran karena mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah mall ternama.

"Nemuin tante aku" jawab Farhan datar.

Hana hanya ber ohh ria sambil berjalan memasuki mall tersebut.
                         
                         ***

Mereka berhenti di salah satu toko emas bertuliskan 'Jauhar' disana.

"Ayo masuk" ajak Farhan.

Tante nya yang kelihatan sedang sibuk memandangi beberapa katalog perhiasan di depan nya.sepertinya dia sadar akan kedatangan Farhan dan Hana.

"Farhan? Udah lama disini ? " tanya Nissa- tante Farhan.

"Belum tan,cuma liat - liat beberapa cincin aja tadi." Jawab Farhan sambil menyalami Nissa dan bergantian dengan Hana juga.

"Lohh,ini calon istri kamu? Cantik bangeet. Tante suka dehh" ucap Nissa sambil memegang dagu Hana. membuat pipi Hana merona.

Hana hanya teraenyum dengan ucapan tante Farhan yang memuji nya itu.

"BTW, tante udah milihin cincin yang cocok buat kalian berdua. Bentar tante ambilin." Ucap Nissa meninggalkan dua sejoli itu.

                           ***

Setelah acara milih cincin yang buat Farhan pusyingg karena beberapa kali Hana menolak. Hanya karena kurang pas, kurang cocok, atau kelihatan norak.

Mereka memilih untuk pulang dan berhenti di sebuah Cafe dengan nuansa hijau segar.

Disana Farhan mulai mengajak Hana berbicara. Tentang perjodohan yang tak diketahui mereka.

"Kamu ngga nyesel masdep kamu bakal ke ganggu sama pernikahan kita? "Tanya Farhan membuka percakapan setelah pelayan cafe tersebut mengantarkan kopi dan makanan yang mereka pesan.

"Ngga" jawab Hana singkat. Membuat Farhan semakin bingung.

"Jawab yang bener. Aku mau jujur aku tau kamu dari SD suka sama aku. So, sekarang semua itu bakal terwujud karena kamu bakal nikah sama aku." Ucap Farhan menjelaskan.

Hana yang merasa jleb n kaget n campur aduk langsung menghentikan aktivitas makan nya.

"Terus dengan cara ini lo pikir gue seneng bisa nikah sama lo. Ngga habis pikir ya gue. Lo tuhh ngga punya hati tau ngga?" Hana yang merasa diejek langsung bangkit dari duduk dan pergi meninggalkan Farhan.

Situasi ini yang buat Farhan bimbang dengan sikap Hana yang beda banget. Ngga kaya dulu.

Farhan sadar dan mengusap muka nya kasar. Farhan segera menyusul Hana dengan muka ngambek nya.

"Aku minta maaf" ucap Farhan. Dan membujuk gadis itu sampai mau pulang dengan nya.

Sampai sini dulu yaa.
Disini saya sebagai pemula, yang menulis di dunia orange ini. saya sadar diri bahwa karya saya tidak pantas untuk di baca, tapi saya mohon untuk sesekali memberi dukungan dan mengahargai karya saya, please 🙏

FarhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang