late

8 1 1
                                    

Farhan POV

Flashback on

Jalanan malam ini cukup padat. Aku mengurangi laju mobil ku.anak - anak jalanan juga masih menghiasi malam yang penuh keramaian ini.

Disitulah aku melihat Fira. Teman masa kecil ku, sekaligus orang yang paling tegar menhadapi pahit nya hidup.

Aku menepikan mobil karena jalanan sudah mulai renggang. Fira yang melihatku langsung memalingkan wajah nya.

"Ngapain kamu disini Han?" Tanya Fira membetulkan ujung jilbab nya.

"Kamu kenapa sih nggak ada kabar 3 minggu ini? Apa kamu marah sampai kamu ngga dateng ke pernikahan ku ?" Tanya ku duduk di sebelah Fira. namun, tetap menjaga jarak.

"Engga aku ngga marah. Maaf ngga dateng" jawab Fira seadanya.

"Kamu ada masalah? Cerita sama aku" aku menawarkan untuk sekedar bercerita.

"Ngga" Fira melanjutkan bicara nya.

"Lebih baik kita ngga usah ketemu lagi kita los kontak kalo perlu" sambung Fira.

"Kamu kenapa  kok gitu? Temenan kita dari kecil kamu korbanin?" Tanya ku serius pada Fira.

"Nggak gitu, aku ngga mau ada celah antara kamu sama Hana. Cuma gara - gara aku." Alasan Fira.

"Terus apa hubungan nya sama Hana. kita hanya temenan nggak lebih" jelas ku lagi.

"Aku yang ngga bisa. Ternyata usaha yang selama ini aku lakuin agar bisa deket sama kamu sia - sia kalo semua nya bakal berakhir kek gini." Fira mulai menitikkan bulir - bulir bening dari mata nya.

"Maaf" hanya itu yang keluar dari mulutku yang ngga bisa berkata kata lagi.

Hening tak ada suara yang menyaut hanya suara mobil berderu.

Fira segera menuju mobil yang dipesan nya. Dan pergi meninggal kan ku yang masih dalam pikiran nya.

pikiran ku kacau antara sesal dan bingung. Mau apa lagi, Fira terlambat dan aku merasa jadi cowok berengsek yang ngga peka pada cewek.

Aku ngga bisa kehilangan Fira. Dia salah satu bagian terpenting dalam hidup ku.

Flashback off

                        ***

Hana POV

Gue ngga habis pikir sama Farhan yang kadang bersikap manis tapi, kenapa dengan malam ini. Malam pertama gue jadi istri dia rasanya beda banget sama sebelum nya.

Farhan lebih memilih tidur di sofa. sikapnya dingin setelah dia pergi ke rumah mama dan papa nya.

Gue ngebiarin dia tidur di sofa sampe dia ngga nyaman dan tidur di samping gue.

Apa gue salah tadi? Apa gue kelewatan ya bicara nya? Dan pikiran - pikiran lain berkecamuk di kepala gue.

Gue milih baringin badan gue di kasur daripada semakin pusing dengan tingkah Farhan malam ini. Malam yang seharus nya gue bahagia.

                          ***

Sebenar nya Farhan belum tidur. Farhan kembali memegang hp nya dan milih keluar dari kamar menuju balkon di depan kamar nya.

Farhan membuka room chat nya

                                               Farhan
                           Assalamu' alaikum

FarhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang