O1。Jung's Cafe

147 13 19
                                    

Gemerlap bintang dilangit malam disertai dengan tetesan salju yang jatuh dari langit dan dinginnya malam, lelaki tampan nan manis ini berjalan ditengah kerumunan sambil mendengarkan music dengan earphone yang terdapat pada telinga merahnya itu dam dia bersenandung sambil berjalan ke Cafètarian langganannya.

Selama perjalanan menuju Cafe yang ia tuju, dia melihat sebuah kardus kecil yang berisi tiga anak kucing beserta induknya, lelaki tampan nan manis itu menghampiri kardus nya dan jongkok didepan kardus yang berisi kucing itu. Dia melihat ketiga anak kucing itu sedang tidur dan mereka berdekat untuk menghangatkan tubuh mereka masing - masing, induknya pun membantu menghangatkan ketiga bayinya itu,

"Hai kucing manis, kenapa kau ada disini heum? Kasian ketiga anakmu dan kamu kedinginan, sekarang sudah sangat dingin untuk kalian tinggal diluar sini, bagaimana kalau kalian mati kedinginan hm?" Ucap lelaki manis ini kepada induk kucing tersebut.

Lelaki tampan nan manis ini mengelus - ngelus bulu kucing induknya dan memberi mereka sebuah kain kecil yang tebal dengan ukiran wajah kucing yang lucu nan manis.

"Tahan sebentar ya, aku secepatnya akan mencarikan tempat penampungan layak untuk kalian tinggal,"

Dan benar dia tidak mengingkari apa yang dia ucapkan, dia membawa kardus yang berisi ketiga anak dan induk kucing itu dengan berjalan sedikit berlari untuk secepatnya mencarikan tempat penampungan hewan yang layak untuk para kucing ini.

10 menit lamanya dia menemukan sebuah tempat penampungan hewan sekaligus dokter hewan, tanpa pikir panjang dia pun langsung masuk kedalam tempat itu, saat memasuki tempatnya dia melihat sebuah kucing manis yang memghampirinya dan memberikan elusan lembut dikaki lelaki tampan itu,

"Selamat pagi tampan, maafkan Ryan ku ini dia sering sekali seperti ini jika ada orang masuk ke dalam tempatku ini," ucap seorang dokter cantik yang terlihat sudah menua yang tiba - tiba keluar dari ruangan dokternya dan menggendong kucing yang bernama Ryan itu.

"Selamat pagi juga dok, tidak apa - apa dok, saya tidak merasa terganggu terhadap perlakuan Ryan,"

"Dan tujuan saya menemukan ketiga anak dan induk kucing ini di pinggir jalan dan berencana untuk menitipkannya disini karena udara di luar sudah sangat dingin untuk keempat kucing ini tinggal di luar" lelali itu menaruh kardus yang berisi kucing itu ke bawah dan mengelus - elus keempat kucing itu secara bergantian

"Hatimu sangat mulia nak, bukan hanya wajahmu yang menarik perhatian, hati kecilmu juga sangat mulia, jika kau anakku aku akan memberikan apapun yang kamu mau nak," candaan dokter itu yang diiringi dengan kekehan kecil darinya

"Ah dokter bisa saja, saya hanya lelaki biasa tidak sebaik apa yang anda bicarakan,"

"Tapi menurutku kau baik nak, jarang - jarang anak muda sepertimu sebaik ini,"

"ah maafkan aku, sepertinya aku berlebihan menilaimu nak,"

"Tidak apa - apa dok, mohon maaf sebelumnya apa saya bisa menitipkan keempat kucing ini?"

"Sangat - sangat boleh, Ryan pasti senang mempunyai teman baru ditambah dengan ketiga anak kucing ini, pasti mereka bermain setiap harinya"

"Terima kasih banyak dokter, saya sangat berterima kasih karena anda sudah ingin menampung mereka berempat" ucap lelaki itu dengan senyuman manisnya

"Tidak usah berterima kasih tampan, aku hanya melaksanakan kewajibanku sebagai dokter dan merawat mereka sampai mereka memiliki pemilik nya. Boleh aku tau namamu nak? Saya Lee Yong-Jae kamu boleh memanggillu dokter lee atau dokter yong,"

"Saya Na Jaemin dok, panggil saja Jaemin,"

"Nak Jaemin ya, nama dan wajahnya sama - sama tampan ah aku jadi ingin mempunyai anak sepertimu,"

"Ah dokter lee terlalu berlebihan kepada saya, anda anda mungkin lebih baik dari pada saya" ucap jaemin sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Aku tidak memiliki seorang anak na jaemin, suamiku meninggal 5 tahun yang lalu dan aku memiliki masalah dalam organ reproduksiku,"

"A-ah maafkan saya dok, saya tidak bermaksud me-"

"Tidak apa - apa nak, aku tau tidak semua orang bisa mengetahui keadaan ku sekarang apalagi dengan orang yang baru ku kenal dan aku membuka tempat penampungan hewan ini agar aku tidak kesepian, meskipun hanya hewan tetapi aku bersyukur karna aku tidak kesepian lagi,"

Ahh memdengarkan curahan hati dokter lee saja sudah sangat menyakitkan apalagi jika ada diposisinya saat ini,

"Pasti sangat berat untuk anda dok,"

"Memang awalnya berat tetapi perlahan - lahan akan terbiasa, yang dokter pikirkan hanya suami ku yang sudah bahagia disana. Hanya itu"

──※ ·❆· ※──

Setelah berbincang banyak dengan dokter lee Jaemin segera pergi ke Cafetarian langganannya itu, Cafetarian itu bernama Jung's Cafe yang pemiliknya adalah sepupunya sendiri Jung Jaehyun dan adik manisnya Jung Nara dibantu oleh Lee Taeyong sahabat masa kecilnya. Meskipun umur Taeyong lebih tua dari Jaehyun mereka tidak masalah, mereka seperti kakak adik.

15 menit Jaemin berjalan dengan setengah berlari akhirnya dia sampai ke Jung's Cafe, melihat keadaan cafe dari luar pun kelihatan jika Cafe nya sangat ramai. Jaemin segera masuk dan menemui mereka di dapur. Jaemin yang baru saja meletakkan tasnya di loker dekat alat pembuat kopi mendengar teriakan lantang dari Taeyong,

"Jaemin-ah!! Bantu aku dikasir, Jaehyun kualahan dibelakang!!" Ucap Taeyong sambil melayani pembeli yang sedang antri.

Jaemin pun langsung mengambil alih kasir dan Taeyong segera membantu jaehyun.

──※ ·❆· ※──

Tak terasa 2 jam pun berlalu dan jumlah pelanggan pun mulai berkurang. Jaemin dan Jaehyun sedang duduk di pojok Cafe untuk mengurangi rasa lelah mereka, tiba - tiba Taeyong menghampiri mereka dan memberikan 3 cangkir coklat panas.

"Minumlah, aku akan menambah suhu Heather dulu hawanya sangat dingin," Ucap Taeyong kepada kedua adiknya sambil menaruh 3 cangkir coklat panas dihadapan mereka.

"Memang suhunya berapa sekarang?" Tanya Jaehyun kepada Taeyong

Taeyong mengecek hp nya untuk mengetahui suhu Seoul saat ini, "Suhunya baru 10° Celcius tapi sangat dingin,"

"Sudah kuduga," Ucap Jaemin sambil menyesap coklat panasnya.

Taeyong pun segera pergi untuk menambah suhu Heaternya, sedangkan Jaehyun dan Jaemin sama - sama tidak membuka suara selama beberapa hitungan detik dan pada akhirnya Jaehyun pun membuka suaranya,

"Bagaimana kuliah mu?"

"Berjalan lancar seperti biasa, kadang aku merasa bosan mengerjakan tugas, skripsi, dan tugas lainnya"

"Jika kau bosan pergi saja kesini, bantu aku dan Taeyong hyung berkerja, itung - itung nambah penghasilan ku nanti kalau penghasilan cafe naik aku akan memberimu gaji,"

"Awalnya aku berpikir begitu, hanya saja-" Jaemin memotong perkataanya sejenak "Hanya saja, aku tidak ingin mengingat masa lalu ku di Cafe ini" Jaemin menghembuskan nafasnya sejenak dan kembali meminum coklat panasnya.

"Apa itu karna adikku?" Tanya Taeyong yang tiba - tiba saja datang.

Jaemin menatap Taeyong sejenak dan segera memalingkannya ke arah jendela dengan salju yang turun sangat lambat,

"Jawab aku Na Jaemin," ucapan Taeyong lembut tapi penuh dengan penekanan,

"Mungkin itu salah satunya, aku merasa bersalah, sangat bersalah, aku gagal membuatnya bahagia, terlebih lagi aku berjanji satu hal denganya" tatapanya penuh dengan penyesalan, matanya sedikit berkaca - kaca dan dia berusaha menahan getaran dalam tubuhnya.

©ALETHAN
©VICTORIEUX LIBRARY

Halo para readers! Semoga menikmati ceritanya ya! Berikan vote, saran dan kritikmu! Terima kasih untuk kalian yang sudah memberikan Vote, saran dan kritik! Semoga Vote, saran dan kritikmu bermanfaat!
모두 감사합니다💚🐰

Missing Puzzle Piece|Na Jaemin🐰 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang