📌 23 Juni 2020
© dhayucaristasy
~
Pritha melambaikan tangan ketika melihat seorang perempuan dengan jilbab putih. Kakinya dibawa berlari ke arah perempuan itu. Perempuan itu adalah Dila. Teman sebangkunya ketika tiga tahun berada di SMA.
"Dilaa!!" teriak Pritha sambil memeluk Dila.
"Huhu, gue kangen tau, Pit, sama lo!" balas Dila sambil memeluk balik Pritha.
Keduanya memang sudah jarang bertemu. Bahkan dua tahun terakhir ini pertemuan mereka bisa dihitung jari. Sekitar dua atau tiga kali. Maklum, sama-sama sibuk di kampus masing-masing.
Kebetulan ini tadi habis nugas sama Gea, Dila ngajak ketemu di Galleria. Nah, karena Pritha emang udah lama nggak ketemu makannya mau-mau aja, hehe.
"Ck, emang Pita tuh bikin kangen!" ujar Pritha sambil menaikkan bagian depan jilbabnya ke bahu.
"Yeee, udah tua masih aja," cibir Dila.
"Enak aja. Masih gemes kok!" protes Pritha tidak terima.
"Dih, gemes dari mana?!"
"Dari hatinya Kak Fathur yang paling dalam hiyaaa," jawab Pritha sambil geleng-geleng kepala, gemes sendiri sama omongannya.
Dila menggeleng-gelengkan kepala sambil mengelus dada sabar. Udah tambah umur dan lama nggak ketemu, kirain temennya ini jadi waras. Ternyata masih sama aja. Untung Dila udah kebal kalo Pritha malu-maluin gini.
"Eh, btw, gimana sama mas-mas ganteng?" tanya Dila.
Kedua alis Pritha terangkat, kemudian memukul lengan Dila lumayan kencang.
"Aduh, sakit woy!!" pekik Dila.
"Dilarang manggil-manggil calon imam gue ganteng kalo nama lo bukan Pita," ujar Pritha sambil tersenyum lebar.
"Dih, masih calon kan?" tanya Dila, "dari dulu kok calon, kapan beneran?" ledek Dila.
Pritha memanyunkan bibirnya kesal. Nggak tahu apa Pritha udah pengen cepet-cepet lulus kuliah biar jadi makmum benerannya Fathur.
"Dila. Gue kasih tau nih ya. Besok habis lulus kuliah, gue langsung nikah sama Kak Fathur!"
"Pita. Boboknya udah bangun belum?" tanya Dila.
"Dillll!!!"
Dila tertawa pelan, kemudian menunjuk salah satu stand food court. Keduanya segera berjalan, mencari tempat yang nyaman untuk melanjutkan obrolan.
* * *
"Jadi, gimana LDR sama Kak Fathur?"
Pritha mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum kecil mendengar pertanyaan Dila. Tangannya sibuk mengaduk minuman di hadapannya.
"Gitu deh," jawab Pritha.
"Gitu deh gimana? Ada niat mau udahan?" tanya Dila.
"Heh, enggak ya! Enak aja!" Pritha memukulkan sedotan ke tangan Dila.
"Aduh, lo kok sekarang hobi mukul sih?!"
Pritha memanyunkan bibirnya, "Kayanya gara-gara lama nggak ketemu Kak Fathur deh."
"Dih, bucin amat sih lu, Pit!" Dila bergidik geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Ingat
Fanfiction[ Book 2 of Menolak Lupa ] [ COMPLETE ] Tidak ada yang baik. Semua yang mereka pertahankan selama hampir lima sampai enam tahun menghadirkan luka dan rasa yang tak bisa hilang. Semua terjadi, sebab, bagi lelaki ini, gadis itu bukan satu-satunya manu...