📌 20 Juni 2020
© dhayucaristasy
~
"Wa'alaikumsalam."
Salam itu terdengar sebelum seorang perempuan dengan jas almamater yang berdiri di depan kaca itu mematikan panggilan masuk sejak sepuluh menit yang lalu. Tangan kanannya bergerak meraih liptint di atas meja, kemudian mengoles tipis di atas bibir.
Anindya Pritha. Gadis yang dulunya masih menjadi mahasiswi baru itu sudah duduk disemester lima. Kini ia tengah bersiap untuk pergi ke kampus setelah sebelumnya menerima telepon dari seseorang yang jauh di sana.
Seseorang yang hampir empat tahun mengisi relung hatinya. Dan seseorang yang satu tahun ini jauh dari dirinya untuk kembali mengejar pendidikan di negeri orang.
Fathur, satu tahun yang lalu lelaki itu meminta izin pada Pritha untuk melanjutkan pendidikannya ke Australia. Fathur bilang sembari menunggu Pritha lulus kuliah, ia ingin menambah ilmu kedokterannya.
Tentu saja ia tak akan menghalangi langkah lelaki itu memperdalam pendidikan.
Selesai dengan segala macam persiapan, ia bergegas untuk turun ke ruang makan.
"Pagi!"
"Pagi juga, sayang!" sapa mamanya.
"Eh, Kak Bantet nggak ke RS?" tanya Pritha sambil menarik kursi untuk duduk.
"Shift siang," jawab kakaknya, Diva.
Pritha mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian menarik selembar roti dan selai cokelat.
"Fathur gimana, Pit? Jadi pulang bulan depan?" tanya ayahnya.
"Belum tau, Yah. Tadi sih katanya insyaallah, masih termasuk maba juga kan soalnya," jawab Pritha yang mendapat anggukan dari ayahnya.
"Tapi wisuda kamu besok jadi datang, kan?" tanya mamanya.
"Emmm, katanya sih jadi."
"Kok katanya. Dateng kan?" tanya mamanya sekali lagi.
"Pasti disempetin kok sama Fathur. Iya kan, Pit?" ujar Diva.
"Iyaa——iya, pasti disempetin," ujar Pritha sedikit tak yakin.
"Siip! Besok kalo calon mantu ayah pulang mau ayah ajak jalan-jalan keliling Jogja," ujar ayahnya sambil memberikan jempol.
"Udah pernah kali, Yah," balas Pritha.
"Hah, kapan?"
"Dulu, waktu sama Pita, hehe," ujar Pritha sambil nyengir.
"Pita yang maksa loh, Yah. Waktu itu Diva diceritain," Diva tersenyum jahil sambil melirik Pritha.
"Heh, enggak ya!! Enak aja!" protes Pritha tidak terima.
"Mama juga bingung, kok Fathur bisa kepincut ya sama adekmu? Padahal masih kaya anak sapi gitu," tanya mamanya heran.
"Dipelet pake semar mesem kali ya? Sampe suka sama anakonda," timpal ayahnya.
"Kok jadi nistaiin Pita!!" protes Pritha lucu.
"Kan, liat kan. Udah jadi anak kuliahan juga masih kaya anak TK."
"Mama ihhh!"
"Haha, buruan tuh dihabisin rotinya, katanya ada kelas pagi," lerai ayahnya.
Pritha segera menghabiskan roti di piringnya. Berpamitan pada semua yang ada di sana sebelum berakhir menuju kampus untuk masuk di kelas paginya.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Ingat
Fanfic[ Book 2 of Menolak Lupa ] [ COMPLETE ] Tidak ada yang baik. Semua yang mereka pertahankan selama hampir lima sampai enam tahun menghadirkan luka dan rasa yang tak bisa hilang. Semua terjadi, sebab, bagi lelaki ini, gadis itu bukan satu-satunya manu...