O1: Scream | revisi

741 130 30
                                    

Note: tiap chapternya bakal author revisi dulu sebelum update new chap ya!


"Makhluk... apa itu?" Mengedarkan pandangannya, melihat segerombolan orang-orang menyeramkan mengerubungi, Sakura merasa napasnya tertahan. Bulir keringat sebesar biji jagung melintas dari jidat lebarnya kedagu. Merinding, ketegangan memeluknya hingga terasa sesak.

"Zombie kah?" Ucapan Konohamaru membuat kepalanya tertoleh dengan alis menukik lagi mengerut. Konyol, tentu saja batinnya. "Lihat lah, mereka seperti zombie yang sering diputar difilm-film!"

Terngiang-ngiang. Bolak-balik melirik pada bocah remaja disampingnya lalu jauh kedepan pada makhluk yang dikata merupakan, zombie, Sakura mencoba cepat-cepat mengendalikan diri. Tunda dulu berfikir tentang apa, siapa, dan jenis makhluk apa yang terus mendekati mereka tersebut.

Tanpa banyak omong dan heboh, disaat sudah jelas sirine berbahaya berbunyi dikepalanya tatkala melihat gelagat belasan makhluk-makhluk unnormal itu, Sakura memutar kunci dengan cepat.

Sudah saatnya untuk lari, bukan menyerahkan nyawa dengan berdiam diri seperti ini.

Secepat mungkin mereka harus menjauh. Pedal gas diinjak keras, kecepatan berlari menuju titik maksimal, stir juga berputar sembilan puluh derajat, ban berdecit lantang dan saat Sakura benar-benar sudah terfokus untuk membawa mobil pergi menjauh secepat mungkin─sebagai usaha untuk melarikan diri ditengah kepanikan─nahas berujung menimpa. Para zombie atau makhluk apa lah itu namanya, telah sukses mengepung dari kanan, kiri, depan dan belakang. Dan parahnya dalam jumlah yang terus menumpuk. Seakan lusinan ini telah disiapkan untuk memerangkap. Bagai tikus terjebak perangkap, Sakura dan Konohamaru terdiam menggigil, ketakutan.

Khhh. Khhh.

Makhluk-makhluk itu bergumam menyeramkan.

Ditengah cucuran keringat dinginnya, Konohamaru bertanya─sebagai bentuk pemupukan kembali harapannya yang perlahan menghilang─dengan suara bergetar, "bagaimana ini?" Tubuhnya otomatis mendekat pada Sakura yang sama telah hilang keberaniannya.

Ketakutan terus menggerogoti kala melihat gerakan dramatis patah-patah yang dilakukan makhluk-makhluk aneh itu. Leher mereka yang tak lagi terbaluti kulit lengkap, meneleng kekanan-kiri, juga darah-darah segar yang menetes dari ujung bibir maupun luka yang tampak menganga disekujur badannya.

"Aku akan mencoba menginjak pedal gasnya lebih kuat lagi!" seru Sakura. Ia jiga perlu memupuk kembali keberanian jika tidak ingin berakhir mengenaskan ditempat yang entah dimana tersebut.

Sesuai ucapan, dokter muda itu mengijak pedal gas mobil sampai kandas lagi, habis menempel kelantai. Decitan ban dan aspal kembali melantang. Pergulatan antara badan mobil dan badan para zombie yang begitu ramai tersebut-pun terjadi.

Srrrttttt.

Bunyi raungan mobil dan raungan khas makhluk-makhluk aneh itu bersatu-padu menjadi satu. Pecah hening malam bulan sabit yang terasa memang terasa kosong sejak awal. Seakan malam itu tau bahwa akan ada peristiwa menyeramkan yang terjadi didalamnya. Lalu, ia enggan 'tuk turut menyemarakkan.

Krrrttt. Krtt.

Gesekan ban dan aspal terus sahut-sahutan, sedan hitam yang Sakura dan Konohamaru tumpangi, berputar-putar seperti jarum jam. Pelan-pelan. Dengan decit tajam yang terus mengudara.

Bulir-bulir keringat melintasi jidat lebar Sakura. Pendingin mobil tak ada rasanya sedikit pun lagi. Panas tubuhnya bercampur hawa dingin ketakutan, membuatnya terus menggigil. Coba untuk terus fokus ditengah situasi tak mengenakkan tersebut, misi keluar dari kepungan para zombie harus segera tercapai. Dan batinnya terus tanpa sadar merapalkan doa agar misinya segera menemukan titik penyelesaian.

Sakura mengamati sekeliling sekilas, otaknya bekerja jauh lebih cepat dari biasa. Tak henti mencoba memikirkan berbagai pedoman penyelamatan diri.

Dan ketika ujung ekor matanya melihat ada sebuah sudut yang tak terlalu ramai dikerubungi disebelah kanan, kaki Sakura lantas menginjak pedal gas kuat-kuat lagi. Lagi. Memutar roda setir dengan dramatis, doanya yang terapal, ia ucapkan, 'kami-sama... kumohon semoga itu jalan keluarnya!'

Peka dengan rencana Sakura, Konohamaru yang sudah berhasil mengumpulkan harapan dalam dirinya berseru kencang, beri dukungan, "OOOOOOOOOHHH!"

Dugh!

"YATTAAA!"

Kedua manusia berbeda gender dan berbeda generasi tersebut berseru girang sambil melakukan tos. Berhasil sudah mereka keluar dari lingkaran berbahaya itu.

Sambil tersenyum penuh kemenangan, Konohamaru mencoba melirik kebelakang. Ia sudah keduluanan percaya diri tidak akan dikejar, karena mobil terasa sudah melaju kencang, membelah jalanan meski masih terdengar samar-samar dari belakang raungan menyeramkan.

Tunggu, kenapa masih terdengar? Apakah zombie itu belum menyerah jug-

"OOOO, OWH!"

Menoleh, dengar seruan dramatis itu, Sakura mengerutkan dahi bertanya-tanya tentang apa.

"Holy cricket!"

Bocah itu tampak menutup mulut, "Kak, lihatlah kebelakang!"

Memerhatikan jalan didepan sebentar, lalu lantas menoleh sekilas kebelakang melalui spion.

"AAAHH!"

Jeritan kuatnya menyeruak. Bagaimana tidak, para zombie yang berkisar ratusan itu, terus mengejar mereka. Bahkan ada beberapa yang sudah nongkrong di bagian belakang mobil. Memegang plat nomor kendaraan. Sambung menyambung saling berpegangan satu sama lain untuk menahan. Terjawab sudah pertanyaan paralel Sakura tentang, massa mobil yang terasa bertambah. Meski masih bisa melaju diatas kecepatan normal.

"Injak gasnya lagi, kak!"

Tanpa diperintah pun Sakura sedari tadi terus menginjak pedal gas hingga kandas. "Apa mereka masih mengikuti kita?"

"Ya! Dan sialan sekali, sangat banyak!"

"Oh yaampun!" Dan seperti sebelumnya, Sakura terus menginjak pedal. Tanpa henti dan dengan dada bergemuruh, kening berpeluh, penuh ketegangan lagi kekalutan. Mungkin, jika ia terus menginjak pedal itu sampai pagi menjelang, pedalnya akan menerobos dan membolongi lantai bawah mobil.

Wanita yang biasanya selalu mengendarai mobil dengan santai itu, kini berubah sepenuhnya. Persis dirinya terlihat seperti seorang pembalap pro yang berambisi menggapai kemenangan disirkuit balapan.

Terlalu asyik menyelami adegan balap-balapan, kabur-kaburan, kejar-kejaran, Sakura dan Konohamaru tidak sadar dengan satu hal─

Mereka mengendarai mobil kearah yang berlawanan dari Desa Putih; desa yang seharusnya mereka sambangi. Kini, mereka malah sedang berbalap menjauhi segerombolan zombie menuju segerombolan zombie lainnya dikota terpinggir Negara Petir yang zona merah telah mencap sepenuhnya.

Mereka diperjalanan menuju kota yang telah sepenuhnya terinfeksi virus.

tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

rescuers : run or dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang