"Darma"
Suara yang tak asing seperti memanggil namaku,aku yang saat itu menikmati acara liburan di sebuah kota.Malam itu dengan acara event budaya musik daerah yang diisi oleh beberapa penyanyi dan Band ternama ibu kota,Aku mencari ke arah suara yang memanggil namaku.
"Darmawan kan?..."
Suara itu menghampiriku,suara musik yang sedikit kencang membuatnya berteriak dan menepuk bahuku.
"Iya,Maaf anda siapa Bro?"
Aku kembali bertanya kepada seseorang berbadan sedikit agak gemuk,berkulit sawo matang dengan tinggi hampir sama denganku sekitar 167-169cm.
"Masa kamu lupa sih Bro,teman SD mu dulu.Hendra"
Laki-laki itu kembali menepuk bahuku.
"Ya ampun elo Hen? Wah sampai nggak ngenalin aku,subur kali rupanya sekarang kau."
Aku berpelukan sesaat dengan Hendra,teman semasa SD dulu di Sumatera Barat.
"Lo ngapain disini?"
"Lagi liburan,Cari angin Bro."
Aku kembali menikmati acara yang sangat antusias ini,mereka bernyanyi bersama.
"Lo sendiri ngapain disini Hen?"
Akupun bertanya pada Hendra, Hampir 15 tahun lebih aku tidak bertemu dengannya,seingatku waktu kelas 5 SD Hendra tidak melanjutkan sekolahnya,karena saat itu ayahnya hanya seorang tukang jahit keliling,sakit parah dan meninggal dunia,terakhir ku mendengar ibunya Hendra bekerja sebagai seorang buruh cuci di perumahan dekat tempat tinggalku dan tidak sanggup membiayai sekolahnya Hendra.
"Gue hampir 15 tahun tinggal di ini Bro,Main-mainlah ke rumah Gue!"
Tidak beberapa lama kami saling bertukar Nomer telepon,lalu Hendra pergi pamit,aku melihat dia melajukan motor besarnya.Mungkin kalau tadi Hendra tidak menyapaku duluan sulit rasanya aku untuk menyenalinya lagi.Penampilannya sangat jauh berbeda,pakaian yang dia kenakanpun seperti barang mahal semua.
"Hebat Hendra,sukses sekali rupanya dia!"
Aku bergumam dalam hati,teringat kenangan saat di sekolah dulu,dimana aku melihat Hendra tidak bersemangat dan sangat lemas,aku menghampirinya dan bertanya,ternyata dia belum sarapan dari rumah dan tidak diberikan uang saku,aku ajak dia ke kantin waktu jam istirahat,aku suruh dia makan nasi goreng dan gorengan di kantin sekolah,Hendra sepertinya makan dengan kalap.
"Syukurlah dia sukses sekarang,aku harus banyak belajar darinya"
Aku kembali berbisik di dalam hati,lalu kembali menonton.Tak lama kemudian,waktu pun semakin larut dan aku kembali ke Hotel.
Pagi pun telah tiba,acara festival semalam sangatlah meriah.
"Kring...Kring...Kring..."
Telepon selulerku berdering,ku ambil Hp yang terletak di atas kasur tempat menginap ku.
"Darma,dimana kamu?"
Suara Hendra kembali menyapaku tampa basa basi.
"Masih di hotel Hen,baru saja bangun,mau cari sarapan sekalian mau lihat-lihat kota ini."
"Sudah kamu langsung ke rumah aku saja,kita sarapan di sini bareng,sekalian makan siang,kamu masih lama di kota ini kan?"
Wisnu memintaku untuk berkunjung kerumahnya,sebenarnya aku agak sedikit malas,masih capek meliat acara semalam,kalau di tolak gak enak juga.
"Oke,aku mandi dulu Hen,kamu share lokasi aja di WA ya!"
"Klik"... Telepon genggampun aku matikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbal Psikopat
UmorismoHargailah Karya Seseorang Karena Mereka Juga Ingin Jadi Terdepan