ILY - 11

1.1K 174 95
                                    

"WOY SUN LO MASAK AP- eh buset."

Suara menggelegar pria itu terhenti ketika menemukan seorang pria lain yang tengah menata peralatan makan di atas meja. Mingyu mengenyitkan dahi, merasa tak asing dengan wajah tampan di depannya ini.

"Melamun lo. Kesambet atau teringat utang?" tanya Sunmi seraya menepuk keras punggung Mingyu dan membuat pria itu langsung mengaduh keras.

"Itu siapa?"

"Itu siapa~ kamu siapa~"

"Aaaku siapa~" sambung mereka berdua.

Selanjutnya Mingyu menoyor kepada Sunmi dan beranjak meninggalkan gadis itu. Kini pria itu mengambil sebuah piring keramik untuknya lalu duduk di kursi makan. Dengan tak tau diri, ia menyendokkan nasi dan sup ke piringnya terlebih dahulu lalu menatap Jimin dan berkata, "Ayo silahkan nikmati hidangannya, mas."

Baru saja satu sendok kuah sup masuk ke mulutnya, Sunmi memukul tengkuk Mingyu dan membuat pria itu tersedak. Mingyu terbatuk heboh sambil memegang lehernya sementara Jimin sibuk menyediakan segelas air untuknya. Jimin pun menyerahkan air tersebut dan langung dihabiskan oleh Mingyu.

"Tega banget kamu sama abang, dek."

"Gak usah ngomong kayak gitu. Mau muntah tau, gak."

"Hah? Muntah? Sun, jangan-jangan lo-"

"Diem atau gue ulek beneran mulut lemes lo itu ya, njing."

Mingyu langsung menutup mulutnya ketik mendengar ancaman itu, mengingat Sunmi hampir melayangkan batu ulekan padanya tentu saja membuatnya sedikit was-was jika gadis ini benar-benar melaksanakan niat bejatnya.

"Sini pak piring punya bapak."

"O-oh, iya."

Jimin menyerahkan piring miliknya kepada Sunmi dan langsung diisi nasi oleh gadis itu. Sedari tadi ia hanya diam melihat interaksi antara muridnya dan satu orang pria asing ini. Oh, mungkin saja asing untuk Jimin namun tidak untuk gadis itu.

"Kenalin dong, Sun. Itu siapa?"

Baru saja Sunmi ingin memasukkan suapan pertamanya, gerakannya berhenti karena pertanyaan sari Mingyu. Gadis itu melanjutkan pergerakannya lalu berkata, "Ono phokh Jwimwin."

"Telen dulu makanan lo, goblok."

Sunmi pun menelan makanannya lalu berkata, "Ini Pak Jimin, guru BK di sekolah gue."

"Guru BK? Lo kasus di sekolah tapi guru BK juga sampe ke rumah lo? Lo kasus juga emang di rumah?"

"Goblok nya natural banget, sob," ujar Sunmi.

"Oh iya, pak. Ini Kambing, tetangga saya."

"Enak aja!" Mingyu pun melotot menatap Sunmi lalu mengulurkan tangan kepada Jimin di depannya, "Saya Kim Mingyu, tetangga Sunmi yang paling ganteng dan pengertian hehe."

"Park Jimin, guru BK Sunmi."

Mingyu mengangguk pertanda mengerti lalu kembali melanjutkan kegiatan makannya. Setelahnya kondisi mereka mulai kondusif karena sibuk dengan pikirannya masing-masing dimana Jimin yang masih memikirkan siapa Kim Mingyu ini, Sunmi yang merasa Jimin sedikit berbeda dari beberapa saat lalu dan Mingyu yang merasa bersyukur karena bisa makan malam gratis.

Mingyu mengambil sepotong ayam lagi lalu meletakkannya di piring Sunmi yang hampir kosong. Baru saja ia ingin buka suara, Mingyu sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Makan yang banyak, biar gak tepos."

"Gue kaga tepos, anjir."

"Gue gak akan percaya sebelum liat pake mata kepala gue sendiri."

Mr. CounselorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang