BABANG GANTENG

29 15 0
                                    

Ayah masih fokus menyetir ditemani Bunda yang terdengar sedang membicarakan tentang keadaan rumah nenek ketika Ayah dan Ace ke sana.

Kata Ayah, rumah nenek terlihat bersih dan terawat karena mungkin Paman yang tinggal di dekat sana sengaja menyewa tukang bersih-bersih tiap minggunya untuk membersihkan sekaligus menjaga rumah nenek.  

Semenjak nenek meninggal pamanlah yang ditugaskan merawat rumah nenek. Meski dulu setiap hari selalu mengunjungi nenek, sekarang hanya paman lakukan seminggu sekali.

Apalagi kini Ayah sudah memutuskan untuk meninggali rumah itu. Ayah sudah melakukan serah terima kunci kamarin.

Hari ini mungkin paman akan datang untuk berkunjung. Entahlah.

***

Suhu ruangan dalam mobil semakin dingin menandakan mobil yang Kyu tumpangi semakin menjauh dari perkotaan. Dan itu berarti tujuan mereka sudah semakin dekat.

Suhu yang terlalu dingin menggelitik kulit terluar Kyu dan membangunkannya, memaksanya untuk memakai jaket yang sedari tadi ia ringkuk.

Mata Kyu terbelalak melihat pemandangan yang ada di sekililingnya saat ini. Pepohonan besar bak pagar pembatas jalan dan hutan yang di sebelahnya bak taman yang sengaja di tanami pohon secara berurutan semakin membuatnya takjub. Ia tak pernah membenci pemandangan seperti ini.

Dari sana Kyu bisa melihat beberapa orang yang sedang mencari kayu di beberapa bukit rendah dan binatang-binatang liar yang sedang mencari makanan demi keberlangsungan hidup mereka.

"Bun, kambing yang di sana itu nggak ada yang punya ya?" tanya Kyu penasaran.

Bunda Nampak berpikir sebentar, "Um... Mungkin iya mungkin tidak."

Kyu tak mengerti. "Maksudnya?"

"Ada yang memang sengaja dibiarkan mencari makan sendiri di hutan itu, ada yang memang binatang liar," jelas Bunda.

"Terus pemiliknya di mana? Apa tidak takut hilang?"

Bunda yang ingin menjawab langsung di sela Ace. "Ya nggak lah, tadi kamu kan juga liat ada orangnya di sana. Ngoceh mulu kaya Beo."

"Ih, sewot." Dan percakapanpun berakhir.

Karena sudah terlanjur bangun, Ace tidak bisa tidur lagi. Ia mengikuti gerakan adiknya memandangi pemandangan di sebelah kirinya.

"Tadi ngeledek, padahal situ sendiri juga takjub," sindir Kyu.

Ace sedikit tersentak, kemudian mengalihkan pandangannya pada ponsel yang ia genggam, berakting seakan-akan ingin mengganti lagu yang dari tadi ia dengar lewat earphonenya.

"Nggak mau ngaku lagi," cibir Kyu lagi.

.
.
.

Kakak Kyu yang bernama Ace ini orangnya memang misterius. Sesekali ia terlihat terkejut kemudian dengan sigap mengecek sesuatu atau menanyakan itu entah pada Ayah atau Bunda. Seperti kejadian ikan Koi yang ia pindah tadi.

Ace memang tak pernah cerita apapun tentang apa yang ia alami seharian, kecuali jika ditanyakan oleh Bunda atau Ayah. Kakak beradik itupun tak terlihat seakrab kakak beradik di luar sana. Bahkan jika Kyu bisa membaca pikiran oranglain itu tak pernah berlaku pada Ace, berlakupun hanya kemungkinan kecil, selain itu adalah tebakan.

Pernah sekali Kyu bertanya pada Ace tentang sesuatu yang mungkin terjadi pada mereka. Tapi Ace memilih bungkam, ia menjawab seolah-olah pertanyaan Kyu tak masuk akal. Tapi Kyu tak berhenti curiga jika sebenarnya Ace lebih tau itu daripada dirinya. Keanehan sikap Ace adalah buktinya.
.
.
.

The ClairvoyantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang