Prolog + Cast

332 47 15
                                    

Kring kring!!

Dering alarm kini melakukan tugas paginya untuk membangunkan gadis cantik yang masih tertidur lelap dengan tubuhnya yang terlungkup dan diselimuti oleh selimut bergambar princess Yasmine putri favoritnya sejak kecil.

Tapi sepertinya alarm tersebut tidak berguna sama sekali.

Pasalnya gadis itu masih terlelap tanpa berkutik sedikit pun.

Sepertinya dia telat tidur tadi malam.

Kriet!

"Adek, Embun. Bangun cantik,"

Seorang wanita paruh baya dengan sedikit raut kesalnya memasuki kamar sang putri untuk membangunkan gadis kecilnya itu.

Wanita tersebut menarik selimutnya hingga menampakkan tubuh putrinya yang sejak tadi tenggelam di dalam selimut.

Gadis kecil itu merengek kecil karena sang Bunda yang menarik selimutnya.

"Nanti bunda, 5 menit lagi,"

Ujar Embun dengan suara seraknya dan menenggelamkan wajahnya di bantal, tidak ingin bangun sedikit pun.

Sang bunda hanya menggeleng pelan lalu melangkah menuju tirai kamar Embun untuk membukanya dan membiarkan cahaya matahari masuk dan menerangi kamar putrinya.

Teng! Teng! Teng!

Sontak bunda menoleh ke arah pintu disaat mendengar suara panci yang dipukul dengan centong dapur milik bunda.

Anak kedua bunda, Alvaro. Berjalan masuk ke kamar adiknya sambil memukul centong pada belakang panci hingga menimbulkan suara yang nyaring juga sangat berisik.

"Bangun woi!"

Teriaknya tepat ditelinga sang adik, hingga membuat Embun bergeliat marah lalu membuka matanya menatap tajam sang kakak.

"Berisik tau gak,"

Marah Embun dan duduk dengan wajah mengantuk ya melirik Alvaro yang tersenyum di samping ranjangnya.

"Embun di pagi hari~"

Embun menatap Kakaknya malas yang kini menyanyi dengan membawa namanya—kebiasaan setiap harinya memang seperti itu.

"Berisik lu Keanu,"

Kesal Embun sambil menyampirkan selimutnya lalu turun dari kasurnya dan melangkah malas menuju luar kamar.

"Nama gua Kenan bukan Keanu woi!"

Teriak Al kesal menatap kepergian adiknya yang tidak peduli dengannya.

Sementara Embun yang sudah di luar kamar hanya berdecak sebal sambil bergumam,

"Bodoamat,"


------

"Bunda, peralatan mos Embun masih di kamar ya?"

Tanya Embun yang kini memeriksa isi tasnya setelah sarapan berlangsung dengan keluarganya.

Langkah Bunda yang ingin beranjak ke dapur untuk meletakkan piring kotor pun terhenti.

"Gak tau dek, kayaknya iya deh. Coba kamu periksa sana, nanti kamu di omelin kak Dirga lagi kalo gak lengkap,"

Ujar Bunda dan kembali melangkah menuju dapur untuk membawa piring kotornya.

Dengan segera Embun meletakkan tasnya di kursi makan lalu berlari cepat ke atas menuju kamarnya untuk mencari benda-benda yang ia cari tadi.

"Untung aja ada,"

Ujar Embun senang karena melihat plastik yang sudah ia siapkan tadi malam masih ada di meja belajarnya.

Embun [Umga Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang