🌸
Dia terbiasa menghabiskan harinya dengan menari dan menari. Baginya menari adalah napas dan jiwanya. Terlahir dari keluarga yang berjiwa seni membuat impiannya menjadi seorang balerino semakin menguat dengan dukungan dari berbagai anggota keluarganya. Ayahnya ada seorang komposer musik klasik yang terkenal di berbagai belahan dunia sedangkan ibunya adalah seorang balerina profesional. Dia adalah Uchiha Sasuke anak bungsu dari keluarga Uchiha.
Hidupnya bisa dikatakan mendekati sempurna, jika saja kecelakaan yang dialami keluarganya tidak terjadi. Mobil yang dikendarainya beserta keluarganya dikala malam itu saat hujan deras mengguyur di pertengahan musim semi tergelincir dan menabrak pembatas jalan disalah satu tikungan menuju rumahnya dikarenakan licinnya jalan.
Mobil tersebut terbalik dan mulai mengeluarkan bau bensin. Sasuke yang berada di samping kursi kemudi terluka parah dikepalanya. Pandangannya buram dikarenakan keterkejutannya dan darah yang mengalir kearah matanya. Ia mengedarkan pandangannya ke arah ayah dan ibunya.
Kedua orangtuanya mengalami luka yang lebih parah darinya, luka di seluruh tubuh dan kepala terlihat. Bahkan dapat dilihat di beberapa bagian tubuh keduanya terdapat tusukan dari pecahan kaca mobil akibat benturan keras. Hal ini dikarenakan keduanya tidak menggunakan seatbelt sebelumnya. Tidak dapat dielakkan nyawa keduanya terenggut meninggalkan si bungsu yang menatap nanar kesakitan tak berdaya.
Api sudah mulai tersulut menandakan dalam hitungan menit mobil tersebut akan meledak. Sasuke tidak dapat menggerakkan badan, seatbelt yang masih terpasang dan juga himpitan di bagian paha menghambatnya. Ia berusaha untuk bergerak namun usahanya tidak membuahkan hasil, semakin ia banyak bergerak semakin terasa sakit rasanya dan banyak darah yang keluar.
Hingga Sasuke secara perlahan mulai kehilangan kesadarannya, dari jauh ia dapat melihat langkah kaki samar dan tarikan yang kuat dari sepasang tangan putih pucat di bahunya yang terasa dingin melebihi cuaca malam itu. Sebelum ia benar-benar kehilangan kesadaran, Sasuke dapat melihat sepasang mata hijau emerald menatapnya.
🌸🌸
"Sasuke-sama, Itachi-sama telah tiba dan berpesan untuk makan malam bersama." Ujar salah satu pelayan keluarga Uchiha seraya membungkukkan badannya menghormati tuannya.
"Hn". Setelah gumaman samar terdengar, sang pelayan mendekat dan mulai mendorong kursi roda tersebut menuju ruang makan dimana sosok kakak pria tersebut telah menunggunya.
"Sasuke, bagaimana keadaanmu hari ini? Sudah merasa lebih baik?" Itachi tersenyum menatap adiknya. Tidak ada jawaban yang terdengar untuk pertanyaannya. Itachi maklum akan hal ini, ia sangat tahu adiknya semakin dingin dan tak tersentuh dari hari ke hari semenjak kejadian itu. Ia hanya berharap suatu hari adiknya akan dapat menerima keadaannya yang sekarang dan bisa melanjutkan hidupnya seperti dulu kala.
"Aku akan pergi selama sebulan ke Eropa, rangkaian konser orkestra disana sangat padat. Jaga dirimu selama kepergianku." Hanya itu yang dapat dikatakan Itachi kepada Sasuke diakhir acara makan malam bersama mereka.
"Ayame-san, tolong antar Sasuke kembali ke kamarnya". Perintah Itachi seraya mengetuk kening adiknya dengan senyum penuh kehangatan.
Ayame mendorong kembali kursi roda Sasuke dan membawa tuannya ke kamar. Pelayan tersebut mengarahkan Sasuke menghadap jendela kamar dimana biasanya sebelum tidur tuannya akan melakukan rutinitas menatap langit malam tanpa suara. Tak lupa pula ia memberikan selimut kepadanya agar Sasuke tidak kedinginan mengingat cuaca malam ini tidak seperti biasanya.
"Saya mohon undur diri tuan, tuan bisa membunyikan lonceng jika butuh sesuatu." Pelayan tersebut keluar dari ruangan tersebut dan kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaan yang belum di selesaikannya.
Sasuke menerawang mengamati langit bersinar yang malam ini banyak bintang bertaburan berbeda dari biasanya. Bulan bersinar dengan terangnya merefleksikan cahaya perak yang sangat memukau. Malam ini adalah malam kesekian ia mulai menatap langit malam. Kejadian naas itu terjadi dua tahun silam mengubur impian serta kebahagiaannya. Sasuke tidak tahu apa yang akan ia lakukan kedepannya.
Bukannya ia menyerah akan hidupnya, hanya saja ia masih belum sanggup menerima kenyataan bahwa apa yang selama ini ingin ia raih harus dilepaskan secara paksa darinya. Ia tidak bisa menetapi janjinya terhadap Ibunya yang dulu selalu mengasihinya.
Sasuke ingin menangis rasanya, akan tetapi air mata tidak nampak setitik pun seolah telah mengering tak bersisa mengingat setiap malam di tahun pertama setelah kejadian tersebut ia menangis tertahan. Ia tidak ingin Itachi mendengar tangisannya, karena itu akan menambah rasa sakit kakaknya.
🌸🌸🌸
Musim semi.
Sasuke ingat malam kejadian itu terjadi saat bunga sakura bermekaran dan berguguran sangat indahnya. Seharusnya ia benci akan musim semi karena hal itu, tapi ia tidak bisa. Dikesendiriannya hanya dengan menatap pohon sakura yang berguguran di balik jendela kamarnya yang dapat melupakan rasa sakitnya walaupun hanya sementara.
Malam ini adalah bulan purnama kesekian di musim semi. Cahaya bulan yang bersinar dan guguran kelopak sakura merupakan perpaduan yang memukau. Sasuke menyukainya. Ia berterimakasih kepada kakaknya sewaktu kecil dulu Itachi bersikeras ingin menanam pohon sakura di halaman rumah mereka. Jika saja Itachi tidak keras kepala mungkin saja ia tidak akan pernah terhibur ditengah kesendiriannya. Ia tersenyum sangat tipis mengingat kenangan tersebut.
Ditengah kegiatannya ia melihat sesosok bayangan di salah satu dahan kokoh pohon tersebut. Sasuke menyipitkan mata memfokuskan penglihatannya. Disana berdiri sesosok bertudung berjubah ivory. Sosok tersebut membelakanginya. Rasa penasaran menghinggapinya akan sosok tersebut.
Siapakah yang dengan gilanya di malam hari berdiri didahan pohon dihalaman rumahnya. Bukannya apa, tetapi seingat Sasuke rumahnya berpagar tinggi dan di jaga oleh beberapa pengawal. Mustahil ada orang yang bisa dengan mudahnya memasuki pekarangannya tanpa seizin ia maupun Itachi.
Saat ia tengah berkutat dengan pikirannya, sosok tersebut membalikkan badannya dan membuka tudung jubuhnya.
Sasuke terpaku, rambut berwarna merah muda sebahu yang berkibar ditiup angin diiringi guguran kelopak sakura dan mata emarald itu menghadirkan rasa yang familiar untuknya.
Ia merasa tidak asing, akan tetapi sorot mata yang balik menatapnya terasa sangat misterius dan mengintimidasinya. Sosok tersebut tersenyumdan menggerakkan mulutnya.
Sasuke semakin menajamkan penglihatannya guna mencari tahu apa yang dikatakan oleh perempuan tersebut. Tapi aneh. Ia dapat mendengar suara seorang perempuan tepat di telinganya yang mengalun merdu seperi lonceng.
Sasuke menegang, tidak percaya apa yang dialaminya saat ini. Tidak mungkin dengan jarak yang dapat dikatakan terpaut jauh suara perempuan tersebut dapat terdengar. Ia tahu ia sendirian dikamarnya. Logikanya tidak berjalan saat ini.
"Kau milikku"
Itulah yang dikatakan perempuan tersebut sebelum menghilang tak berbekas tersapu guguran kelopak sakura.
Tbc
Hey ho, salam kenal semuanya. This is my first Writing about SASUSAKU. Mohon kritik dan sarannya ya.
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
FULL MOON
FanfictionDia selalu terduduk diatas kursi rodanya menatap kearah luar jendela kamarnya . Pria itu sudah kehilangan hidupnya semenjak ia mengalami kecelakaan yang merenggut kehidupan serta impiannya. Hingga saat bulan purnama malam itu, aku melihatnya, tengah...