Sebelum Baca Vote Dulu Yuk~
"Mengetahui fakta bahwa kau membenciku
sudah sangat menggangguku, terlebih lagi mengetahui
fakta bahwa kau milik orang lain, bagai ribuan jarum menusuk hatiku.
Tak apa karena aku yang memilihnya,
Memilih mengagumi dan mencintaimu dalam diam"
Badan Hyora meluruh ke tanah, ia menatap nanar kedepan lebih tepatnya mengarah ke kedua nisan yang ada didepannya. Wajahnya terlihat sangat kacau, badannya lemas tidak bertenaga air mata mengalir dari kedua mata indahnya yang terlihat sedikit membengkak. Dia tidak menyangka hal yang sangat buruk terjadi dengannya, ia ingin berteriak dengan keras bahkan marah kepada Tuhan atas apa yang Tuhan lakukan kepadanya tapi semua itu percuma takdir tidak akan berubah. Tepat didepan nya, orang yang sangat dia sayangi dan cintai dimakamkan.
"A-ayah b-bunda kenapa pergi tidak membawa Hyora....kenapa meninggalkan Hyora disini, di dunia yang kejam ini sendirian" ucap nya dengan nada yang dapat membuat siapa saja akan merasa iba. Yaa, saat ini tengah berlangsung acara pemakaman kedua orang tua Hyora. Kedua orang tua nya mengalami kecelakaan mobil. Sebuah tangan lembut memegang pundak Hyora dengan lembut.
"Hyora sayang, ayo bangun. Tante mengerti sekali bagaimana perasaanmu sekarang, tapi hujan segera turun sayang. Ayo" ucap sosok wanita paruh baya yang nampak anggun di balutan pakaian hitam. Hyora menoleh kebelakang dan mendongakkan kepalanya, air mata masih mengalir di wajah mungil nya, bibirnya terlihat sangat pucat. Ia melihat sosok wanita paruh baya yang cantik dan tepat disamping wanita itu berdiri sesosok pria paruh baya yang tersenyum hangat ke arah nya. Hyora terlihat enggan untuk beranjak dari tempatnya, tetapi bagaimanapun dia harus segera mengikhlas kan nya , karena ia tidak ingin kedua orang tuanya bersedih diatas sana. Dia harus kuat, dia sudah berjanji ketika kecil kepada ayahnya dia akan menjadi gadis yang kuat. Ia berdiri tubuhnya sedikit goyah, tetapi tangan lembut segera membantunya. Dia menatap wanita yang membantunya.
"Terimakasih tante.." ucap Hyora lirih dengan senyuman yang lemah. Wanita itu tersenyum dan mengangguk, segera mereka berdua berjalan meninggalkan area pemakaman di susul dengan pria paruh baya tadi yang berjalan di belakang mereka. Mereka memasuki sebuah mobil berwarna hitam yang terpakir. Hyora hanya diam duduk tempat duduk belakang , pandangannya mengarah keluar jendela mobil, hujan mulai turun membasahi bumi dengan langit kelabu seakan langit menangis mengerti bagaimana perasaannya saat ini.
"Hyora, mulai sekarang kamu akan tinggal dengan keluarga tante. Tante Irene dan Om Suho akan menjagamu mulai sekarang. Kamu akan kami angkat menjadi anak tante, tante tau ini sangat mendadak tapi ini amanat dari kedua orang tua mu" ucap wanita anggun itu dengan nada lembut. Hyora terdiam sejenak, dia tau bahwa Tante Irene dan Om Suho adalah teman baik tapi Hyora hanya beberapa kali bertemu dengan mereka. Dia mengangguk dan tersenyum, dia sangat bersyukur masih ada orang baik disekitar nya disaat keluarga besar dari Ayahnya membenci nya dan tidak menganggapnya. Tampak senyuman senang tercetak jelas di wajah cantik Tante Irene. Sebenarnya Irene sangat ingin mempunyai anak perempuan, tetapi karena suatu alasan dia hanya bisa memiliki satu anak dan anak tunggalnya seorang cowok.
"Oh ya Hyora, nanti kamu bisa berteman dengan anak Om dan Tante. Anak om dan tante seumuran denganmu, nanti kamu akan pindah dan satu sekolah dengan anak om agar lebih mudah" ucap Suho. Hyora hanya mengangguk, dia juga baru tau kalau Om Suho dan Tante Irene memiliki anak yang seumuran dengannya. Dia tidak mempermasalahkan tentang ia harus pindah sekolah. Perjalanan masih sangat jauh, ia terlelap di sepanjang perjalanan mungkin karena ia kelelahan. Irene membalikkan badan dan melihat tempat duduk belakang, dia tersenyum ketika melihat Hyora tertidur dengan pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream
Teen Fiction"Berdiri di sampingmu, merasakan hangatnya genggaman tanganmu adalah mimpi terindah ku. Melihat mu tersenyum dan mendengar tawa mu merupakan candu ku ....." (Hyora) "Aku menyesal ketika terbangun,dan sadar semua hanyalah mimpi. Mimpi yang sekedar be...