Happy Reading
💕💕"A-apa yang kau lakukan ,,,Aughhh! "
Jisoo mencoba bangun dari ranjang , dirinya kaget begitu membuka mata mendapati Jennie duduk di samping menghadap dirinya, menunjukkan raut muka yang sulit diartikan oleh dirinya.
Namun rasa sakit yang menjalar di seluruh bagian tubuhnya membuat nya menggerang kesakitan ." Tenanglah, kau terluka saat ini Aku hanya ingin mengobati lukamu " Jennie mengisyaratkan agar Jisoo tetap berbaring agar ia leluasa mengobati lukanya
"Bagaimana bisa kau mendapatkan Luka ini, Kau di culik atau kecelakaan? " Jennie bertanya lagi kali ini tangannya mengambil handuk kecil dalam baskom berisi air memerasnya, kemudian mengompres sudut bibir Jisoo yang memar.
"Aughhh,,Aku bisa sendiri " Jisoo berusaha menolak namun tatapan mengintimidasi dari Jennie mengurungkan niatnya.
Entah mengapa jisoo menurut saja, padahal naluri untuk memberontak bisa saja muncul seketika."Namamu Jisoo bukan? " Jennie singkat lagi - lagi dengan tatapan dingin berdiri mendekati meja kecil di sudut kamar
"Bagaimana kau tau namaku ? " Jisoo sedikit kaget mengerucutkan bibirnya matanya mrnyipit, apakah gadis yang menolong nya itu tahu asal usul siapa sebenarnya dirinya.
" Minumlah, aku tak akan meracuni mu " Jennie datar menyerahkan gelas berisi air ke tangan Jisoo
"Aku mau pulang ,," Jisoo menolak, mengingat hari hampir menjelang pagi netranya menelisik kapal itu.
" Kau mau mati, ini pantai bukan wahana bermain lihat luka di tubuhmu nona " Jennie sedikit kesal melihat Jisoo yang dengan entengnya mengabaikan luka di tubuhnya.
Glekglek!
Jennie berjalan sembari tersenyum kecil usai melihat Jisoo sedikit ketakutan dengan segera menuruti ucapannya menghabiskan minuman pemberian yang kini sudah kosong dan, kemudian meletakkan di meja semula.
Paginya, Jisoo tersadar saat tubuhnya terasa hangat, terkena sinar matahari pagi yang masuk lewat celah kecil dari sebuah pintu yang terbuat dari besi
Semalam setelah berdebat panjang tentang niat kepulangannya dengan pemilik kapal yang tak lain adalah Jennie, dirinya mengalah dan di putuskan menginap di kapal itu.Sedikit kesulitan Jisoo mencoba berdiri hendak mencari sesuatu yang bisa di gunakan untuk membasahi tenggorokannya yang terasa terbakar.
Berjalan pincang menuju pintu yang berjarak tak jauh dari ranjang .
Netranya membulat saat menangkap sosok Jennie sedang tertidur pulas di kursi panjang yang berada di haluan kapal, wajahnya terasa damai seakan tak terusik oleh sinar matahari yang mulai menyengat,
Jisoo tersenyum pelan berjalan menoleh kiri kanan mencari sesuatu lagi - lagi netranya kembali tertuju pada Jennie. kini tubuhnya sudah berdiri tepat di sebelah Jennie yang masih anteng dengan mimpinya.
Perlahan Jisoo menatap keatas kemudian balik menatap Jennie muncul ide nakal di benaknya sedikit menggoda gadis bermata kucing itu,
Jisoo bergeser sedikit dari posisi semula yang langsung membuat wajah Jennie mengerjap pelan karena terkena sinar matahari langsun, Jisoo kembali bergeser di posisi semula hingga bayangan tubuhnya kembali melindungi Wajah Jennie dari sinar
Jisoo tersenyum gemas saat melihat reaksi Jennie yang menurutnya lucu
Sampai pada titik Jennie benar - benar sadar dan membuka mata bangun dengan muka keheranan , Jisoo pun tak kalah terkejut tubuhnya yang tak seimbang karena luka di kakinya hampir saja terjatuh jika saja Jennie tak menangkapnya dengan sigap.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIREN'S
FantasyRatusan tahun telah berlalu dan Aku masih menunggumu bersama nyanyian ku. Kau kah cahaya itu ? GxG bahasa non baku Cerita ini terinspirasi dari salah satu komik yang pernah di baca.