6. Rumah Bunda.

26 2 0
                                    


•SELAKSA•

Malam ini aku dan Jaemin menginap dirumah Ayah Bunda. Oh ya, Papa dan Mama juga menginap disini. Tadi Mama Jena membawa banyak sekali makanan.

"Biar Chaera aja yang siapin," kataku pada Mama dan Bunda.

"Duh, gak salah dulu Mama pilih kamu sebagai istrinya Nana," kata mama.

Ya, mama dan papa kalau memanggil Jaemin pasti dengan sebutan Nana. Semacam sebutan kesayangan.

Aku hanya bisa tersenyum menanggapi perkataan mama.

"Yaudah yuk jeng, kita tunggu di meja makan aja. Biar Chaera yang siapin, ada bibi juga," timpal Bunda.

"Iya. Yuk."

Sekarang Jaemin, Ayah, Bunda, Papa, dan Mama sedang berbincang kecil di meja makan. Mereka menunggu makanan yang ku siapkan.

"Capek ya Jaem, pulang sore bahkan malem," kata Ayah. Aku bisa mendengarnya dari dapur.

"Ah, nggak kok, Yah."

"Memang menantu idaman kamu ini," lanjut Ayah sambil terkekeh kecil, disusul oleh yang lainnya.

Satu persatu aku membawa makanan yang tadi Mama bawa ke meja makan. Kemudian ku susun disana.

"Makasih, cantik," kata Mama.

"Iya sama-sama, Ma," jawabku tersenyum.

Setelah membawa semua ke meja makan, kini aku menuangkan air putih ke setiap gelas. Tak lupa memberikan pada semuanya.

"Dari kecil udah suka bantu bunda kamu ya?" tanya Papa.

"Hehe iya, Pa."

Selesai menungkan air putih, aku pun duduk disamping Jaemin. Tinggal kursi itu yang kosong. Kami mengantri untuk mengambil nasi dan lauk.

"Chae, masa Jaemin ambil sendiri. Diambilin dong," ucap Bunda membuat jantungku berdebar kencang. Pasalnya Jaemin sempat melirikku. Ia sangat... tampan. Sungguh.

"Jaemin bisa sendiri kok, bun."

"Jangan gitu, biarin Chaera yang ambilin. Dia kan istri kamu. Pokoknya kalau kalian berdua mau makan, yang ambilin Chaera. Iya kan, Yah?," lanjut Bunda.

"Iya, dong. Kayak Bunda nih selalu ambilin untuk Ayah."

"A-ah, gitu ya.." gumamku kecil.

Aku pun mengambil piring Jaemin yang ada di tangannya. Kemudian mengambilkan ia nasi dan lauk secukupnya. Setelahnya ku letakkan piring itu di depannya.

Rasanya.. canggung sekali.

Tidak ada yang istimewa saat makan malam. Kami hanya berbincang-bingcang kecil, menambah keakrapan keluarga Jung dan Na.

"Jadi, Jaehyun mau pulang minggu depan?" tanya Mama pada Bunda.

"Iya. Kebetulan kalau di Jepang, bulan depan itu libur semesteran," jawab Bunda.

SELAKSA •na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang