"Hun, kau belum di jemput?" tanya seorang laki-laki berkulit legam pada laki-laki berwajah oriental di halte.
Yang ditanyai memberikan senyum kemudian menggeleng.
"Mau bersamaku?" tawar laki-laki itu.
"Arah rumah kita berbeda, Jeremy." tolak Sehun sungkan.
"Apakah itu masalah?"
Sehun tahu, Jeremy sebaik itu. Tapi ia tetap tak enak menerimanya. Mengingat jarak rumah mereka sangat jauh.
"Tidak usah. Kau duluan saja."
"Aku tidak akan pulang sebelum kau pulang." ujar Jeremy.
Sehun tersenyum, "Ya sudah. Duduklah."
Jeremy adalah teman Sehun sejak ia pertama kali menginjakkan kaki di salah satu universitas kenamaan Amerika Serikat ini. Perawakannya tinggi tegap, rambut ikal-ikal, juga kulit hitam. Pribadinya yang ramah membuatnya bisa menjadi teman pertama sekaligus satu-satunya yang Sehun punya. Ia juga menjadi orang yang pertama kali membuat Chanyeol cemburu selama mereka menetap di negara paman sam ini.
"Jeremy, aku duluan ya." pamit Sehun saat sebuah van putih berhenti di depan mereka.
"Baiklah."
***
"Whoaaa!"
Chanyeol terkekeh melihat ekspresi istrinya.
"Kak Park, kau yang mendekornya?" tanya Sehun tak percaya.
"Memangnya siapa lagi?"
Sehun terkejut sekaligus senang bukan main melihat ruang kerja Chanyeol yang di sulap menjadi tempat kencan. Ada sebuah meja dengan dua kursi berhadapan. Di lengkapi dengan balon-balon, lampu redup, juga lilin-lilin aroma terapi. Jangan lupakan dimsum panas lengkap dengan sausnya di atas meja. Wanginya saja membuat Sehun lapar.
Tadi saat di mobil, Chanyeol bilang ia tak sempat merayakan hari anniversary mereka lantaran ada operasi mendadak. Jadi ia akan membawa Sehun ke rumah sakit dulu untuk menunggunya sebentar. Mood Sehun seketika rusak. Ia mogok bicara. Sampai ketika Chanyeol mengantarkannya ke ruangannya- Tempat Sehun biasa menunggui Chanyeol saat bertugas- mood anak itu berbalik total.
Chanyeol melepas tas Sehun dan menggantungnya pada stand hanger. "Duduklah." pintanya.
Sehun duduk. Memerhatikan Chanyeol yang membuka lemari dan mengambil sebuah kado berukuran lumayan besar. Ia kemudian duduk di depan Sehun dan memberikan benda itu padanya.
"Boleh aku buka sekarang?" Sehun bertanya tak sabar.
Chanyeol tersenyum. Tangannya yang panjang memudahkannya mengusap puncak kepala Sehun. "Bukalah."
Sehun membukanya. Mendapati sebuah boneka sapi berwarna cokelat dan sebuah cincin. Chanyeol memang tak pernah memberinya bunga.
"Lucu sekali!" Sehun memeluk boneka itu erat. "Terima kasih, sayang."
Chanyeol menepuk pahanya. Sehun paham isyarat yang menuntutnya untuk duduk di paha kokoh itu. Ia menurut dan naik ke pangkuan Chanyeol.
Chanyeol menangkup kedua pipi Sehun, menarik wajah Sehun lebih dekat hingga bibir keduanya menempel. Cukup lama mereka berciuman, saling menautkan lidah dengan romantis. Hingga keduanya sama-sama setuju untuk menghentikannya.
"Tetaplah seperti ini." ungkap Sehun.
"Tentu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Far • ChanHun
Fanfiction(2nd Book of The First One) Bulan-bulan pertama pernikahan, Sehun masih merasakan keromantisan suaminya. Tapi saat sudah memasuki setahun, Chanyeol berubah sedikit demi sedikit. Menjadi seorang workaholic yang hampir tak punya quality time bersamany...