NOT CONSIDERED

64 14 8
                                    

****

Ini adalah cerita tentang diriku. Aku, yang tidak pernah dianggap oleh keluargaku. Aku yang dihina, diasingkan, disiksa bahkan dianggap tidak ada.
Aku selalu disalahkan disetiap masalah yang sama sekali tidak ku lakukan.

Flashback on

Seorang gadis berumur 8 tahun sedang bermain bersama adik perempuannya bernama Tiara Antania atau yang biasa di panggil Ara

"kakak tangkapp" ucap Tiara gadis kecil berumur 5 tahun itu melemparkan bola karet kepada kakaknya.

"Aaaahahhaha kakak kalah kakak kalah" tawa Tiara karena kakaknya tidak dapat menangkap bola.

Kakaknya hanya tersenyum, lalu sedikit berlari mengambil bola yang tidak bisa ia tangkap tadi. Dan entah bagaimana Tiara sudah dahulu mengambil bola tersebut tepat di tengah jalan.

"Araaaa awasss" triak sang kakak saat melihat dari arah lain ada sebuah mobil yang melaju kencang. Tapi Tiara tidak mendengar triakan kakaknya dan malah cengarcengir sambil menatap bola yang ada di genggamannya.

Sang kakak berlari agar bisa meraih adiknya, tapi naas sebelum sang kakak sampai adiknya,

BRAKKK

Darah segar mengalir dari pelipis Tiara
Tiara tak sadar kan diri. Sang kakak terkejut dan syok melihat kejadian tepat di di depan matanya.

"TIARAAAA" triakan itu berasal dari belakang tubuh sang kakak. Triakan dari keluarganya.

"Kenapa bisa seperti ini, Tiara bertahanlah nak" ucap sang Mama sambil menangis.

"Cepat telepon ambulance!" titah sang Mama.

****

Suasana di depan ruang rawat Tiara hening. Tidak ada yang memulai percakapan. Hanya suara isak tangis yang memecahkan keheningan.

"Ini semua salah kamu Laura !" ucap sang Mama dengan tatapan mata tajam.

Yap, gadis yang sedari tadi disebut kakak adalah Laura Angelica.

"Tapi Rara gak tau kalau Ara udah di tengah jalan Maa, hikss" ucapnya sambil menitikan air mata.

"Banyak alasan kamu," sambil melangkah mendekat ke arah Laura. "Kamu gak bisa jagain Ara haa? Jangan karna saya lebih memanjakan dan lebih perhatian sama Rara kamu jadi biarin dia main di jalan HAH? Kamu mau balas dendam iyaa? " bentak sang Mama kepada Laura.

"Sekarang lebih baik kamu pulang, saya tidak ingin melihat wajah sok polos kamu itu"

"Sabar Maa, ini rumah sakit jangan triak-triak" ujar sang Papa mengingatkan sambil menepuk-nepuk bahu sang istri menenangkan.

"Belain aja dia terus, dia itu emang ga becus jaga adiknya sendiri. Dia pasti sekarang pura-pura nangis, padahal dalam hati dia senang, IYA KANNNN!!???"

"Enggak Ma gak gitu hikss, Rara beneran sedih karna Ara kecelakaan"

"Sekarang lebih baik kamu pulang, saya tidak ingin melihat wajah sok polos kamu itu"

"Tapi Rara mau nungguin Ara Ma" ucapnya dengan wajah memohon.

"Diam kamuu, saya bilang pergi yah pergi. Muak saya lihat kamu" ucap sang Mama semakin galak.

Dengan berat hati Laura pergi meninggalkan tempat itu dengan air mata yang semakin deras keluar. Di tambah dengan cuaca mendung yang sebentar lagi akan hujan, seakan tau bahwa Laura sedang bersedih dan langit pun ikut bersedih.

Di sinilah penderitaan Laura akan dimulai.

Flashback off

****

Gimana-gimana cerita kedua aku?

Semoga kalian sukaaaa

Jgn lupa vote and comments sebanyak"nya oohh iya sama follow juga hehe

Salam manis Yolanda Adelia❤️












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOT CONSIDEREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang