1

4 1 0
                                    

"Cinta tidak pernah salah, yang salah manusianya dalam berharap dan mengharapkan secara berlebihan"

Agustus 2015
.
Alhamdulillah setelah perjuangan panjang aku belajar dan terus belajar akhirnya aku diterima diperguruan tinggi. Sebelumnya perkenalkan nama aku Shabila Nur Kafka. Aku terlahir sebagai anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakak ku bernama Aisha Nur Kafka. Nama Ayahku Kafka Nur Hisyam. Nama Ibuku Kamila Nur Hisyam. Oke, pasti kalian bingung nama belakangnya sama, yup Ayah dan Ibuku adalah saudara persepupuan. Ibunya Ayah dan Ibunya Ibu adalah kakak beradik dari eyang kakung Nur Hisyam. Aku terlahir dari keluarga yang biasa saja tidak terlalu agamis. Namun untuk urusan sholat itu nomor satu, dalam keadaan apapun sekrusial apapun sesulit apapun jangan pernah tinggalkan sholat. Wejangan itu yang selalu Ayah katakan.

Pernah suatuku kecil, ayah memarahiku karena aku terus saja asyik bermain dengan teman-teman. Ayah sudah 3x mengingatkan untuk sholat ashar terlebih dahulu nanti dilanjut main, karena aku selalu menjawab ntar-ntar dan ntar, Ayah ingin memukulku dengan sendal jepit namun itu semua hanya gertakan agar aku menyudahi permainan dan segera mandi dan sholat. Saat kecil aku sedikit tomboy, karena temanku lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Permainan yang sering kami mainkan diantaranya main kelereng, dan layangan. Itu sekilas cerita dimasa kecilku.
.
Aku memiliki seorang teman dekat berjenis kelamin pria. Kami dekat saat diakhir-akhir masa kelulusan SMA. Kami dekat entah karena apa tiba-tiba saja dekat. Kami saling bertukar nomor WA. Sebelumnya kami pernah sekelas saat dibangku kelas X lalu kami mulai dekat saat dibangku kelas XII. Dia adalah sosok yang baik, pengertian dan peduli kepada siapapun apalagi teman dekatnya.
Singjat cerita, kala itu saat pengumuman perguruan tinggi posisi aku dijakarta sendirian. Ayah, Ibu dan Ka Aisha sedang dikampung halaman karena kakak sepupu kami mengadakan acara pernikahan. Aku tidak hadir, karena menunggu pengumuman takut-takut aku diterima dan Alhamdulillah ternyata aku diterima. Aku ceritalah ke teman pria ku ini yang bernama Gema Elhakim. Grma adalah pria yang dingin namun sosok yang penyayang dna peduli. Inilah kisahku Syabila Nur Hisyam dengan Gema Elhakim.

Syabila
Assalamu'alaykum Gem, Alhamdulillah aku diterima nih diperguruan tinggi di Jakarta :)

Gema
Wa'alaykumussalam, serius bil? Alhamdulillah, tuhkan apa aku bilang jangan putus asa. Aku yakin kamu pasti keterima.

Syabila
Iya Alhamdulillah, ini mungkin salah satu do'a lu juga. Btw thanks ya.

Gema
Sip, sama-sama.

Syabila pun mengabari keluarganya yang sedang dikampung bahwa Syabila diterima di perguruan tinggi negeri di Jakarta. Namun syabila maish bingung karena ia harus segera verifikasi (daftar ulang) untuk daftar mahasiswa baru dikampus tersebut,namun Syabila belum tahu harus verifikasi dengan siapa. Syabila belum tahu jalan dan prosesnya. Karena sebagai anak bungsu, syabila biasa dimanja jadi saat ini benar-benar membuat Syabila dilema. Saat sednag asik berfikir denting handphonenya berbunyi.

Ting
Gema
Bila, lu udah daftar ulang belum? Si Bayu ternyata diterima di perguruan yang sama kaya lu, Bayu temen gua yang anak ips itu lu kenal ngga? Dia udah daftar ulang tadi dan kata dia daftar ulangnya tinggal 2 hari lagi.

Syabila
Iya Gem, gua tahu si Bayu diterima di perguruan yang sama kaya gua. Sebenarnya ini gua lagi bingung mau verifikasi sama siapa. Karena gua ngga tahu prosesnya, gua ga tahu arah jalannya, kan selama ini lu tahu gua dirumah aja. 

Gema
Lah emang bokap nyokap lu kemana? Ka Aisha kemana?

Syabila
Ayah, Ibu sama Ka Aisha lagi dikampung ada acara walimahan nikahan kakak sepupu gua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang