"Dokter, bagaimana keadaannya?"
Sang dokter menggeleng pelan, membuat wanita dihadapannya mendesah kecewa. "Tidak ada tanda-tanda dia akan bangun, mereka semua tidak ada perkembangan menuju sesuatu yang baik."
Wanita itu menunduk, menangis keras di hadapan dokter yang merawat anaknya yang koma selama dua tahun ini.
Napasnya diambil panjang, lalu berucap dengan tegas. "Lakukan apapun untuk membuat anakku hidup. Biarkan dia disini sampai aku menyerah dan putus harapan."
.,.
"Hyung, hyung masak apa?"
Jungkook duduk di kursi makan, mengamati hyung tertuanya yang sedang berkutat di depan kompor. "Sup kamboja dengan kemenyan."
Yang lebih muda mengernyit, "Tapi aku tidak—"
"Hyung tau, kau tidak suka kan? Makanya hyung memasak lauk lain. Nasi goreng hati, bagaimana?"
Jin tersenyum lebar saat mendapat anggukan antusias dari sang adik. "Tunggu di ruang tengah saja, nanti hyung panggil kalau sudah matang, tapi nanti kau memanggil yang lain ya?"
"Oke! Tapi tadi Namjoon hyung sedang pergi."
Sekarang gantian Jin yang mengernyit, "Kemana?"
"Biasa, rapat bulanan dengan Kanjeng, bersama penghuni apartemen yang lain."
Di apartemen yang mereka tinggali sekarang, selalu ada rapat setiap akhir bulan, diadakan oleh pemilik gedung apartemen sendiri, dan yang datang hanya perwakilan dari setiap unit apartemen. Jadi satu unit satu orang yang ikut rapat, begitu. Mereka merundingkan banyak hal yang tidak penting, sebenarnya.
Tapi kalau tidak datang nanti Kanjeng; si pemilik apartemen bisa murka dan mengutuk hantu itu, karena Kanjeng ini hantu senior. Dia sudah menjadi hantu sejak dua ribu tahun yang lalu, kekuatannya sangat besar, selain bisa mengutuk manusia, dia juga bisa mengutuk sesama hantu.
Jadi hantu berusia jagung seperti Jin sampai Jungkook jelas tidak mau mengambil resiko dan bermain-main dengan Kanjeng.
"Kita sudah setor biaya listrik belum sih?"
Taehyung menyahut, "Sudah, kemarin Hoseok hyung yang menyetor pada Kanjeng Bae."
"Berarti hari ini tidak ada masalah kan dengan unit kita?" Jin bertanya lagi, dan di angguki oleh Taehyung juga Jungkook, "Tidak ada masalah kok."
"Ya sudah, aman berarti."
"AAAAA~"
Jin terkejut, begitupun dengan Taehyung dan Jungkook yang juga ikut terkejut.
Itu suara teriakan Hoseok.
Pria berwajah seperti kuda itu terburu-buru masuk apartemen, menutup pintunya cepat kemudian menguncinya, menghasilkan tatapan bingung dari ketiga hantu yang sedari tadi berdiam diri di dapur.
Jungkook berinisiatif untuk melayang mendekat dan bertanya pada Hoseok yang terduduk di lantai dengan wajah pucat, seperti habis melihat hantu.
Tapi tidak mungkin pucat seharusnya kalau hanya melihat hantu, kan dia sendiri hantu, masa hantu takut hantu?
"Hoseokie hyung kenapa? Dikejar hantu anjing? Atau ada hantu kecoa?"
Hoseok melotot, "Yang ini lebih seram, Kook!"
Jungkook mengernyit tidak mengerti, lalu Hoseok melanjutkan. "Di bawah ada anak indigo! Cepat sembunyi!"
Tapi bukannya ikut panik, Jungkook malah berbinar senang. "Mana mana mana? Aku mau ketemu—"
"Eh tidak boleh!" Hoseok menahan pergelangan tangan Jungkook. "Nanti kau dimasukkan dalam botol bagaimana? Lalu dibuang di laut hitam? Dan tidak bisa kembali kesini?"
"Apa sih hyung? Yang memasukkan hantu kedalam botol itu kan dukun atau paranormal, ini cuma anak indigo kan? Aku bosan mengobrol dengan hantu terus, sekali-kali ingin dengan manusia juga." Jungkook tetap mempertahankan keinginannya.
Hoseok menggeleng, "Tidak! Kalau anak indigo itu anaknya dukun atau paranormal bagaimana? Lalu dia bilang ke ayahnya kalau disini ada hantu, dan ayahnya datang kesini sambil membawa botol kemudian-"
"Halo? Apa disini ada orang?"
Jungkook dan Hoseok sama-sama membulatkan matanya, Jin dan Taehyung yang sekarang sudah ada di samping mereka juga ikut membulatkan mata.
Jika Hoseok, Jin dan Taehyung membulatkan mata karena terkejut dan panik, maka Jungkook membulatkan mata karena senang sekali mendengar suara manusia di depan pintu apartemennya.
"Kalian diam disini, aku akan menelepon Namjoon, Yoongi dan Jimin agar tidak pulang sekarang." Jin berucap final, meninggalkan ketiga adik-adikannya, pergi ke kamar dan mengambil ponsel, mau menelepon adik-adikannya yang lain.
Yoongi dan Jimin memang tidak ada di apartemen, mereka berdua sedang keluar, katanya mau bertemu teman.
"Tidak ada orang ya? Atau hantu? Aku mencium bau kemenyan disini."
Hoseok melotot, lalu mengendus rambut Taehyung. "Kau memakai pomade ya?!"
Yang ditanya mengangguk pelan sambil meringis.
"Dasar narsis! Di rumah saja pakai pomade, buat apa sih? Kalau begini kan jadi repot!"
Taehyung melotot, tidak mau disalahkan, "Tapi Jin hyung kan sedang membuat sup kamboja dengan ekstrak kemenyan! Lebih jelas itu baunya, lagipula pomade-ku ini kemenyan fermentasi, tidak kentara, kau sendiri yang bilang begitu kemarin."
Sementara Hoseok dan Taehyung masih berdebat, Jungkook melayang menjauh secara perlahan, menuju pintu apartemennya.
Menatap pintu itu dengan binar senang dan senyum lebar, kemudian tanpa suara, dirinya menembus pintu itu pelan.
Pintunya memang dikunci, untuk menghalau agar manusia diluar tidak bisa masuk, tapi kan yang ada di dalam hantu, jelas bisa menembus pintu itu untuk keluar.
Dan senyum Jungkook melebar saat melihat seseorang di depannya, sedang menunduk dan memakan es krim yang dipegang erat.
"Hai?"
Manusia itu mendongak, lalu es krim-nya jatuh seketika, mulutnya menganga dengan mata yang dibulatkan.
Jungkook jadi bingung, apa dia terlihat menyeramkan? Sepertinya dari dulu dirinya tidak pernah mengaktifkan mode seram.
Baru saja mau bertanya, tapi manusia itu sudah menjerit heboh di koridor apartemen yang sepi. "AAAA, AKU BERTEMU HANTU TAMPAN!!"
Nah, Jungkook jelas linglung.
Two bee count tea new-
Halo?
Jangan lupa vote sama komen banyak banyak yay!
Sekian, terima Sehun. Papaii~
/lempar cium jauh sambil ngewink ;*
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Katanya
Fiksi PenggemarIni cerita hantu. Inget! Hantu! Ghost! Setan! Hii~