Bagian X

15.5K 2.4K 1.5K
                                    

Kedatangan Avadiéra ke markas kemiliteran membuat pengamanan di markas kemiliteran ditingkatkan ke level satu, tahap paling siaga untuk penjagaan wilayah kerajaan. Bagaimana tidak, kedua orang terpenting di daratan Eichner berada di garda depan perbatasan antara Eichner dan Dillensburg. Terlebih keadaan Granger yang saat ini tengah terluka membuat pengamanan disekitar markas militer Eichner benar-benar diperketat. Untuk sementara, komando utama untuk melakukan penyerangan dan defense mechanism berada di tangan Jerome dan Stefan. Sedangkan Avadiéra, memegang komando tertinggi atas kontrol militer Eichner saat ini.

"His Highness Prince Stefan has arrived, Your Grace."

Avadiéra meletakkan teh marigold yang tengah ia minum di sebuah meja kecil yang berada di hadapannya. Gadis itu tengah berada di ruangan khusus yang telah disiapkan staff kerajaan untuk menjadi ruang kerjanya selama berada di markas kemiliteran. Ia menurunkan kakinya yang semula disilangkan, lalu bergegas berdiri dari tempatnya duduk. Begitu pintu ruangan itu terbuka, Stefan bersama keempat imperial army memasuki ruangannya.

"Salutation, Your Highness!" Stefan membungkuk hormat, sedang keempat imperial army berlutut di belakangnya.

"Salutation, Prince Stefan. Kau bisa duduk."

Avadiéra melangkah menuju sofa yang berada di ruangannya, mempersilakan Stefan untuk duduk di sana. Stefan mengisyaratkan agar para imperial army menunggu di luar ruangan. Ia lalu bergegas duduk di hadapan Avadiéra. Laki-laki itu mengamati kakak iparnya dengan seksama. Avadiéra terlihat sangat berbeda dengan peplum, celana panjang, dan cloak berwarna senada yang dikenakannya. Bahkan rambut gadis itu di tata dengan braids yang menghiasi kepalanya. Avadiéra seperti sosok yang benar-benar berbeda tanpa gaun yang biasa dikenakannya. Gadis itu terlihat jauh lebih maskulin. Dan meskipun ia sedang tidak menggunakan mahkota, benda itu seolah selalu berada di kepalanya dan terpatri di sana. Stefan benar-benar terkesima untuk sesaat.

"Seperti prediksi Anda, Your Highness. Dillensburg menunda penobatan Prince Louis menjadi seorang raja," ucap Stefan memecah keheningan yang baru saja tercipta.

"Berapa lama?" tanya Avadiéra to the point.

"Menurut informasi, satu hingga dua bulan ke depan. Mereka tidak menyertakan waktu pasti dalam official statement yang telah mereka rilis. Tapi mereka pasti butuh waktu untuk mengkalkulasi kerugian atas penyerangan tak terduga yang kita lakukan tempo hari, dan menyusun strategi berikutnya."

Avadiéra menyilangkan kedua tangannya. Sebelah alisnya terangkat, tanda gadis itu sedang berpikir. Ujung jari telunjuknya mengetuk lengan kursi yang ia duduki beberapa kali.

"Bagaimana dengan Sandova? Apakah kondisi di sana sudah terkendali?"

Stefan mengangguk, "Sandova sudah berada di bawah pemerintahan kita saat ini. Jika Dillensburg mencoba merebutnya dengan kekuatan militer yang mereka miliki saat ini, akan menjadi sangat beresiko. Jumlah armada yang tersisa di perbatasan adalah satu banding dua dengan Eichner. Perlu beberapa waktu untuk mengirim pasukan tambahan, tapi mengingat penobatan Prince Louis yang urung dilakukan, mereka tidak akan mengambil langkah berani untuk melonggarkan barikade di pusat wilayah kerajaan. Dengan tekanan itu, Dillensburg tidak mampu merebut kembali Sandova. Setidaknya hingga Prince Louis menjadi raja."

Avadiéra menegakkan punggungnya. 

"Bagus. Tetap perketat pertahanan di Sandova. Dan, apa memungkinkan jika kita menyerang saat hari penobatan Prince Louis?" tanya Avadiéra.

"We will do as per your order, Your Highness. Ada kemungkinan, tapi kesempatan itu kecil. Mereka pasti telah mengantisipasi penyerangan di hari penobatan."

The Monarch's VagaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang