flashback on
"Aaahh berentii!! Saakkiitt!!" teriak sang gadis yang baru saja dicambuk punggungnya
Bukannya berhenti, lelaki berotot itu malah tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha, gadis yang malang. Kamu seharusnya tidak tumbuh sebagai darah daging Malvin. Tapi karna sudah takdirnya, kamu sudah seharusnya menjadi korban untuk balas dendamku kepada kaparat itu!" teriak salah satu orang disana, dan mungkin, dia bosnya.
"Hiks hiks tapi kenapa?" tanya Biel sudah menangis.
"Karna ayah kamu yang menyebabkan anak saya meninggal!!" jawab Dodi berteriak.
"Dan cuma kamu anaknya yang tidak memiliki bodygoard yang menjagamu dan itu sangat mudah bagiku untuk membalaskan dendamku lewatmu!! Ngerti?!!" sambung Dodi.
"J-jadi kamu mau me-mbunuhku?" tanya Biel ketakutan
Dodi menyeringai dan tertawa mengejek
"Yaa, sudah pasti aku akan membunuhmu gadis malang" sambil menyolek dagu Biel"Ta-pi, ku mohon jangan sekarang" pinta Biel pelan.
Dodi tampak lebih emosi "Jangan sekarang kau bilang!! Aku sudah susah payah menangkapmu tak akan aku biarkan kamu lolos lagi!!" jawabnya lantang. Biel semakin ketakutan.
"Satu bulan, hiks. Beri aku waktu satu bulan. Dan katamu kau ingin membalas dendam kepada ayahku kan? Kalau aku mati sekarang, ayahku tidak akan peduli. Maka dari itu, beri aku waktu hingga aku berhasil mengambil hati ayahku kembali. Agar ia merasakan seperti apa yang kamu rasakan setelah aku meninggal. Aku janji tidak akan kabur. Kumohon" jelas Biel sambil memohon.
Dodi tampak berfikir. Tak lama ia menimang jawaban. "Baiklah, akan aku beri waktu kamu satu bulan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada dunia. Dan juga ayah mu. Tapi ingat, saat kamu mencoba untuk kabur, aku akan membuatmu tersiksa." ucapnya tegas
Biel mengangguk mantap. "Yaa, aku janji tidak akan kabur darimu. Hiks"
Bielpun bersyukur. Setidaknya ia diberi kesempatan untuk berpamitan kepada keluarga dan juga teman temannya."Kalian, bawa dia kembali ke tempat semula kalian membawanya kemari!" perintah Dodi kepada para bodygoardnya.
"Baik tuan."
.
.Biel masuk ke dalam rumah tempatnya dibesarkan, dulu, ia sangat senang untuk pulang dari sekolahnya. Tapi sekarang, rasanya untuk sedikit tersenyum saat masuk ke dalam rumah pun sulit. Seperti sekarang, ia baru pulang jam 11.00 malam dari sekolah -ralat dari tempat dia di sendra tadi, bukan seperti gadis lain diluar sana, yang akan dimarahi orang tua nya karna pulang terlambat, tapi Biel, tidak ada seorangpun yang menyambutnya pulang.
Dengan perasaan sedih, ia menaiki tangga menuju kamarnya. Diliriknya ruangan sebelah kanan kamarnya. Kamar kakak lelakinya. Bang Arga. Ia sangat rindu pelukan hangat sang kakak saat ia sedih dulu, saat ia baru saja dimarahi mamah papah nya. Arga lah yang selalu menenangkannya. Tapi sekarang tidak lagi. Bahkan tidak ada. Hanya Edo, sahabatnya dari kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara [oneshoot]
Short Storyhanya karangan pendek tentang seorang protagonis dan antagonis . terinspirasi dari kehidupan para remaja . semua tokoh dan alur cerita hanya fiksi penulis semata . cerita hidup yang mungkin sama sepertimu , ada disini . Oneshoot||Ceritapendek dari...