satu💞💞

108 7 0
                                    

Durga Bhansali pov 💞

Nama ku Durga Bhansali......

Hari ini adalah hari pertama ku bekerja menjadi detektif penyelidik pembunuhan. Kenapa ku memilih propesi ini??, karena memang sejak dari kecil ku memang mendamba dambakan untuk menjadi seorang detektif.

Sungguh, hal inilah yang paling kutunggu tunggu selama ini. Selama beberapa bulan setelah kelulusan ku di kuliah, lamaran kerja ku selalu di tolak. Tapi hari ini, lihat lah. Akhirnya ku mendapat kan nya.

Bahagia....

Itulah yang kurasakan sekarang ini. Sampai sampai, kebahagiaan ku tidak dapat di gambarkan dengan kata kata. kebahagiaan akan ada walau dengan hal yang paling sederhana.

Sekarang ini, ku sedang berada di ruangan kepala detektif. Karena apa?, ya tentu nya mungkin kalian sudah mengetahui nya.

Berdiri di hadapan seorang kepala detektif membuat kaki ku menjadi sedikit gemetar. Meskipun dia tidak akan menggigit ku nanti nya.

Wajah nya itu seperti sangat seram sekali menurut ku. Kumis yang tebal dan mata nya yang galak, di tambah lagi, sebuah garis hitam tipis berada di bawah mata nya, yang di sebut dengan celak mata.

Ya, dia memakai sebuah celak mata. Membuat nya terkesan lebih seram, ups maksud ku berwibawa.

MADHAV DUTTA.

nama itu lah yang tertulis di atas saku baju nya di sebelah kiri.

''Nona Durga Bhansali mari ikuti aku.'' ajak kepala detektif seraya berdiri dari kursi kebesaran yang ia duduki tadi.

Aku sangat bingung sekali, ia ingin mengajak ku kemana??.aku tak banyak tanya dan langsung mengikuti kemana tuan Madhav membawa ku.

Kami berjalan menelusuri koridor beberapa ruangan. Beberapa orang memberikan sapaan kepada tuan Madhav, begitu pula sebalik nya, tuan Madhav juga ikut menyapa mereka. Bagi mereka mungkin kata bawahan dan atasan sudah tidak berlaku lagi sekarang.

Kalau sudah seperti ini, tidak akan ada lagi yang nama nya kasus pembentakan seorang atasan kepada bawahan nya. Dan seorang bawahan tidak akan membangkang apa yang akan di perintah kan atasan nya. Karena mereka saling menghormati satu sama lain.

Beberapa menit telah berlalu setelah menelusuri koridor ruangan kantor tersebut, sampai pada akhirnya tuan Madhav menghentikan langkah kaki nya di depan sebuah pintu yang bertulis kan, tim 3 b.

Aku juga berhenti melangkah kan kaki ku setelah beberapa saat yang lalu tuan Madhav menghenti kan langkah kaki nya.

''Apakah kita sudah sampai?'' ku memberanikan diri untuk bertanya kepada nya dan di balas dengan anggukan kepala nya pelan.

Pintu pun akhir nya di buka, kami masuk bersama sama kedalam ruangan itu. Semua pasang mata tanpa aba aba mengarah kearah ku, dan sudah dapat di pasti kan mungkin mereka bertanya tanya kenapa aku bisa bersama kepala detektif mereka?, hal itu lah yang membuat ku menjadi sedikit canggung.

Satu, dua, tiga. Semua orang yang ada di dalam ruangan itu terdapat tiga orang.

Tanpa menunggu salah satu dari mereka yang ada di dalam ruangan itu bertanya siapa aku, tuan Madhav sudah langsung membetitahukan nya kepada mereka.

''Semua nya, mulai detik ini nona yang berdiri di samping ku ini akan masuk di tim kalian.'' beritahu tuan kepala detektif kepada semua orang yang ada di ruangan itu.

Setelah mendengar penuturan yang di katakan tuan Madhav tadi membuat ekspresi mereka menjadi berubah dalam seketika.

Bahagia.

Kesal.

Tentu setiap kali kau memulai pekerjaan di suatu tempat yang baru, orang yang berada di sekitar sana akan merasakan hal itu merasakan hal itu.

''Tuan kenapa dia masuk di tim kami ?, tim kami sudah cukup orang, jadi masuk kan saja dia ke tim yang lain.'' ucap seorang wanita yang ada di tim itu. Entah siapa nama nya, aku pun tidak mengetahui nya. Dia benar benar terlihat sangat kesal ketika tuan Madhav mengumumkan kepada mereka semua, kalau aku akan masuk ke dalam tim itu.

''Anjali, tolong jaga sikap mu.'' tegur salah satu anggota pria tim itu dengan nada tegas kepada wanita yang di panggil nya dengan nama anjali.

''Nona Durga maaf kan atas ketidak nyaman ini.'' mohon tuan Madhav meminta maaf atas apa yang telah di lakukan nona yang bernama Anjali itu. Padahal, menurut ku tuan Madhav tidak lah pantas meminta maaf atas sesuatu yang tidak di lakukan nya.

''Tidak apa apa tuan.'' Ku menjelas kan kalau tidak ada yang perlu di khawatirkan di sini tentang masalah ini. Mendengar penuturan yang ku katakan tadi, seperti nya membuat tuan Madhav bernafas lega dan satu ujung bibir nya sedikit tertarik keatas, dan tentu nya juga kumis nya yang tebal juga ikut naik keatas. Kepala nya juga sedikit mengangguk angguk pelan, entah apa yang sedang ia pikirkan sekarang ini.

Tertawa lepas.

Itulah yang ingin ku lakukan ketika kumis nya yang tebal juga ikut terangkat mengikuti satu ujung bibir nya yang terangkat. Tapi ku urungkan niat ku itu, karena andai saja ku melakukan hal itu, membuat ku harus melamar kerja lagi setelah ini.

Memang, sangat sulit sekali menahan tawa ku ini. Sehingga mulai sejak itu, ku terus menundukkan kepala ku dan tidak berani lagi menatap langsung kearah wajah tuan Madhav.

''Durga, silahkan perkenal kan diri mu kepada mereka semua.'' perintah tuan Madhav memulai pembicaraan baru nya.

Sesuai dengan apa yang di perintahkan tuan Madhav, ku mulai memperkenal kan nama ku kepada semua orang yang ada di dalam ruangan yang menurut ku lumayan cukup besar.

Perasaan malu malu bercampur gemetar hadir di benakku saat ku memperkenal kan diri kepada mereka semua yang ada di tim itu. Dan tentu, saat ku melakukan nya wajah ku masih setia tertunduk kebawah menatap lantai. Bukan karena ingin menahan tawa lagi ku melakukan nya, namun kini ku melakukan nya karena rasa gugup bercampur malu memperkenal kan diri ku kepada anggota tim yang ada di ruangan yang sedang ku masuki ini.

Setelah memperkenal kan nama ku dan memperjelas di mana asal usul ku. Tuan Madhav memulai topik pembicaran yang baru, menjelaskan apa yang harus ku lakukan setelah ini.

''Durga, untuk beberapa hari ini kau hanya akan ikut membantu mereka untuk menyelesaikan kasus mereka yang sebentar lagi akan selesai. Dan setelah mereka selesai melakukan nya, barulah kau akan bekerja sebagai tim ini. Aku melakukan semua ini agar kau bisa lebih dekat dengan teman teman tim mu. Dan juga, kau bisa mulai belajar apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan di tempat ini.'' beritahu tuan Madhav

Mendengar apa yang telah di katakan tuan Madhav, aku hanya mengangguk nganggukkan kepala pelan, seraya mengeluarkan senyum lebar ku.

''Karena disini semuanya sudah jelas, aku akan pergi dulu. Ada banyak tugas yang harus ku lakukan. Jadi, silahkan kalian saling mengenal satu sama lain.'' ucap tuan Madhav sambil ingin melangkah pergi meninggal kan ku bersama anggota tim lain nya yang ada di ruangan 3 b.

Bersambung....

Maaf yaaa...
Ini cerpen pertamaku, jadi mungkin tulisan nya tidak terlalu rapi dan typo bertebaran.

By zara

Love Story DurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang