Lisa mengitari pandangannya ke segala penjuru ruangan megah dengan dominasi berwarna hitam.
Manik nya dapat melihat ada banyak partisipan yang berada dalam ruangan itu, sedang terlibat suatu perbincangan, candaan, bahkan ada juga yang berseteru.
Lisa kemudian menolehkan pandangan nya pada gadis yang tampak berusia lebih muda, duduk di sebelah nya.
Gadis itu terlihat menahan sakit, seraya memegangi perut nya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Lisa pada gadis yang tengah menundukkan kepala nya itu.
Mendapat pertanyaan yang dirasa di tujukan untuk nya, gadis itu kemudian mengangkat pandangan nya menatap ke arah Lisa yang melihat nya khawatir. Membuat nya tersenyum.
"Tidak apa-apa kak, aku baik. Hanya sedikit kelaparan."
"Kau belum sarapan?" tanya Lisa lagi, membuat gadis itu mengangguk.
Lisa kini menatap ke arah arloji yang bertengger di pergelangan tangan nya. Masih ada waktu setengah jam sebelum upacara pembukaan di mulai.
"Nama mu siapa?" tanya Lisa kini, kembali menatap gadis itu.
"Namaku Shin Ryujin kak." jawab gadis itu yang bernama lengkap Shin Ryujin.
"Baiklah, aku seperti nya memanggil mu Ryujin saja."
Ryujin mengangguk.
"Tunggu disini. Aku akan membeli roti dan snack untuk mu." ujar Lisa lalu berdiri dari duduk nya. Membuat Ryujin menarik tangan nya, menatap nya dengan tidak enak hati.
"Ah, tidak usah kak. Aku tidak ingin merepotkan." ucap Ryujin. Membuat Lisa tersenyum lalu menyentuh pundak Ryujin.
"Tidak apa-apa. Kau tidak merepotkan, tunggu yah." ujar Lisa kemudian berlalu dari sana.
Meninggalkan Ryujin yang menatap kepergian nya mengeluari ruangan itu.
••
Lisa mengitari setiap lorong rak produk-produk yang memajang beragam macam makanan yang bisa mengganjal perut untuk sementara.
Kebetulan, dia juga belum sempat sarapan tadi. Mengingat ia yang terlambat bangun, hingga harus membuat nya terburu-buru dalam bersiap dan berangkat ke tempat pertemuan.
Melihat keranjang belanja yang terletak di sudut mini-market itu, membuat Lisa segera menghampiri nya dan mengambil satu keranjang.
Mulai mengambil beberapa camilan dan minuman, hingga ia tersadar akan sesuatu.
Lisa kemudian meletakkan sejenak keranjang belanjaan nya pada lantai, dan mencari sesuatu dalam tas nya.
Wajah nya terlihat panik seketika, tetapi tetap menggeledah isi tas nya agar menemukan benda yang di harapkan nya, tidak di lupakan nya.
Namun, ia benar-benar melupakan nya. Lisa lupa memasukkan dompet nya.
Membuat nya meringis stress meratapi kebodohan nya. Ini pasti karena dia terlalu terburu-buru tadi.
Ia kembali menatap keranjang belanja yang telah terisi beberapa jenis camilan dan minuman untuk nya, dan juga untuk Ryujin.
Tapi mengingat bahwa ia melupakan dompet nya, ia jadi mati kutu.
Memikirkan bisa apa dia tanpa makanan dan minuman itu jika tidak membeli nya karena lupa membawa dompet.
"Bagaimana ini? Tidak mungkin pulang lagi." sembari membatin, Lisa mengedarkan pandangan nya bergantian dengan menatap ke arah keranjang belanjaan nya.
"Terpaksa."
Dengan hati-hati dan tetap memasang ke-waspada-an nya, Lisa memasukkan beberapa camilan dan minuman yang dirasa nya sangat di butuhkan ke dalam tas ransel nya.
Ia menggigit bibir bawah nya dengan tangan yang bergetar saat memasukkan camilan itu hingga sebuah tangan terulur dan menahan tangan nya.
Membuat nya terkesiap hingga jatuh terduduk. Menatap pemuda yang tampak berusia dua tahun lebih tua dari nya memergoki aksi nya.
Lisa hanya diam menatap pemuda dengan aura dingin dan mata yang menatap nya datar, lama.
Pemuda itu kini meraih tangan Lisa dan menarik nya untuk berdiri, kemudian berjalan ke arah meja kasir bersama lalu mengeluarkan semua camilan curian Lisa di atas meja kasir.
Membuat Lisa mematung melihat nya.
Petugas kasir mini-market itu segera meng-scan semua belanjaan yang diniatkan Lisa untuk di curi karena lupa membawa dompet nya.
Manik Lisa kemudian melihat pemuda itu yang mengeluarkan dompet milik nya dan membayarkan semua belanjaan Lisa.
Membuat Lisa malu, dan segera keluar dari tempat perbelanjaan itu.
"Sial. Jika saja waktu nya tidak mendesak, aku akan pulang dibanding harus mencuri semua itu." gumam nya pelan, hingga tiba-tiba kedua tangan nya menangkap tas ransel nya kembali.
Lisa mendongakkan wajah nya, menatap pemuda itulah yang mengembalikan nya.
"Lain kali, jangan di ulangi." ujar pemuda itu seraya menatap Lisa yang menatap nya tak suka.
"Aku tidak pernah mencuri jika saja aku tidak lupa membawa dompet ku." sergah Lisa dan berlalu dari sana.
Meninggalkan pemuda itu yang diam menatapi punggung nya yang berjalan kian menjauh seraya meniupkan udara pada permen karet nya membentuk sebuah gelembung. Lalu meletuskan nya.
"Bukan nya terima kasih, malah pergi begitu saja. Dasar wanita."
Next Debut....
![](https://img.wattpad.com/cover/228920920-288-k882447.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[FINAL] Game | Taelice
FanfictionPanem, adalah satu-satu nya distrik yang tersisa akibat penyerangan Capitol di Amerika Serikat. Sebagai bagian syarat-syarat kapitulasi, setiap distrik di luar Panem melakukan sebuah pertandingan yang mengharuskan satu orang untuk menjadi perwakilan...