s a t u

346 28 0
                                    

Oh I was so wrong, you came on so strong

"RENJANA!" Panggil Euna. "Apasi? Brisik mulu!" jawab Renjana sewot. "Lu sampe kapan mau bolak-balik BK mulu hah?!" omel Euna. "Bukan urusan lu, lagi pula yang ngejalanin gua. Kenapa lu yang sewot?!" Renjana mulai malas dengan gadis yang selalu mengusik kehidupannya ini. "Lu ya!! Udah orang tua ngga pernah ke sekolah, nakal, sok ngeberandal lagi! Mau jadi apa lu besok? Simpenan om om?" Sindir Euna. "Lu ga tau apa-apa soal gua na! Gausa sok tau bangsat!" ucap Renjana lalu meninggalkan Euna sendirian

"Apaan si anjir, Euna gila!" celoteh Renjana sepanjang perjalanan menuju kantin. "Ren!" panggil Yennie. "Hey broh!" senyum Renjana merekah seketika. "Disidang lagi lu? Keren bener anjay wkwk" kata Yennie sedikit tertawa. "Alah! Gurunya ae yang baperan njir, masa rok gua digunting terus gua gaboleh melakukan perlawanan. Kan ga adil!" Renjana kembali tersulut emosi. Yennie hanya 'ngakak' melihat ekspresi wajah Renjana. "LU JUGA NGAPAIN NGAKAK" kata Renjana sedikit berteriak membuat seisi kantin melihat ke arah mereka. "Heh njir!  Lambenya difilter napa!" kali ini Yennie mengomel. Renjana hanya tertawa. "Yen! pesenin batagor pedes pake banget, dan GPL"  kata Renjana. "GPL apaan ren?" tanya Yennie. "GA PAKE LAMA BUAHAHAHA" kata Renjana tertawa keras. "Emang anak pungot ya lu!" kata Yennie tapi tetap memesankan batagor untuk Renjana.

Ting!
Bel pengumuman berbunyi.

"Kepada Saudari Renjana Lokananta, kehadirannya ditunggu diruang Kepala Sekolah"

Renjana yang mendengar itu hanya bisa tersenyum miring. "REN! ITU LU YANG DIPANGGIL KE KEPSEK?!" tanya Yennie tergopoh-gopoh. "Sudah tiba saatnya beb" kata Renjana enteng. "Gua ga rela lu pindah sekolah ren! Gua ga ada temen lagi" kata Yennie menggoyang-goyangkan badan Renjana.

"Renjana!!" panggil Euna. "Napa na?" tanya Renjana. "IH JANGAN PINDAH LAGI! GUA NANGIS NIH"kata Euna histeris. " lah tadi elu ngatain gua simpenan om-om, sekarang kok bombay?" tanya Renjana. "Ya karna gua takut ini terjadi ren! Gua gamau elu di D.O lagi! Ih anjir emang" Rengek Euna. Di Sekolah ini memang Euna dan Yennie adalah teman terdekat Renjana. Tapi sekarang Renjana sudah harus pindah untuk yang kesekian kalinya. "Gua ke kepsek dulu, dadah cingtah!" kata Renjana lalu memberi kissbye pada kedua sahabatnya itu.

"Permisi Yang Mulia" kata Renjana lalu terkikik sendiri. "Saudari Renjana" panggil Kepala Sekolah. "Iya saya akan segera mencari sekolah baru, suratnya saya ambil ya. Permisi" kata Renjana setelah mengambil surat di atas meja Kepala Sekolah. "Haduh, Apa sih pikiran anak itu?" Bahkan Kepala Sekolah tak tahu apa yang ada dipikiran seorang Renjana.

🗿🗿🗿

Kriett...

Renjana membuka pintu apartemennya lalu segera melepas sepatu dan seragamnya. "Gua kudu telpon jeffrey!" katanya lalu membuka telepon genggamnya.

'Halo ren, kenapa?' Terdengar suara dari seberang sana. "Jeff, gua mau sekolah ditempat lu bisa kan?" tanya Renjana sembari memainkan kukunya. 'Lah? Seriusan aja lu? Sekolah gua isinya anak anak bermasalah. Lu yakin?' kata Jeffrey sedikit mencemaskan temannya itu. "Lu tau rumah gua kan? Jemput besok jam 6.30 gua bakalan masuk kelas lu" kata Renjana. 'Lu gila? Kapan lu dafta—' belum sempat menyelesaikan kalimatnya telepon itu sudah diputus sepihak oleh Renjana.

🗿🗿🗿

"Gila ini anak" ucap Jeffrey berdecak kesal menghadapi temannya yang satu itu. "Lu kenapa jeff?" tanya Arkan. "Ini njir temen gua cewek, katanya pen pindah ke sekolah kita!" kata Jeffrey kesal sendiri. "Bagus dong" jawab arkan. "Apanya yang bagus anjir? Bagus kaga, tambah rusak iya!" celoteh Jeffrey. "Kan bisa jadi mainan baru gua, gua bosen sama murid-murid sekolah kite" ucap arkan mulai memikirkan bagaimana rupa anak baru itu. "Gua ga yakin lu bisa naklukin dia" ucap Jeffrey meremehkan. "Apa? Kenapa lu bisa mikir bahwa itu cewe kaga bisa gua luluhin?" ucap Arkan merasa tertantang. "Well, she's not like another girl" kata Jeffrey menepuk pundak Arkan sekilas lalu pergi.

"Yah, I'll see it tommorow" ucap Arkan menaikan sudut bibirnya.

🗿🗿🗿

"Lama banget sih! Kan gua bilang SETENGAH TUJUH bukan JAM TUJUH KURANG LIMA BELAS!" omel Renjana pada Jeffrey. Jujur saja, Jeffrey merindukan omelan teman kecilnya ini bahkan bibir Renjana tak berhenti mengerucut. "Heh bambang! Dengerin gua kalo bicara!" kata Renjana lalu menepuk jidat Jeffrey. "Kalo lu ngomel mulu, kapan kita berangkatnya?" kata Jeffrey sedikit terkekeh. Renjana membulatkan matanya kaget. "Oh iya anjir! Berangkat sayangku" katanya lalu Jeffrey menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Udah sampe, turun ren" kata Jeffrey. Renjana mengangguk tapi ia kesulitan membuka helm—nya . "Jeff, Jeff ini gimana Jeff susah banget anjir!" gerutu Renjana. "Sini gua bantu"kata Jeffrey lalu membantu Renjana membuka helm—nya

Klik

"Makasii aa Jeffrey sayang, gua udah tau dimana kantor guru jadi gausa ngasih tau dan tolong bangku sebelah lu dikosongin" kata Renjana manis di awal lalu kembali mendatarkan wajahnya. "Iya nyai iya" kata Jeffrey. "Gua duluan, bye" kata Renjana lalu berjalan ke arah ruang guru.

Saat Renjana akan masuk ke ruang guru, ia ditabrak hingga terjatuh. "Anjing! Woy jalan pake kaki, tapi matanya juga dipake buat lihat!" sewot Renjana pada laki-laki itu. "Lu gpp kan? Sori ye. Ntar gua traktir deh pas istirahat tapi gua duluan ya bye!" kata laki-laki itu lalu melangkah pergi. "IDIH! APAAN TUH JIJAY BEGETE. NTIR GII TRIKTIR DIH PIS ISTIRIHIT!" kata Renjana mencoba menirukan gaya bicara laki-laki tadi. Tak ingin berlama-lama tersulut emosi Renjana segera merapikan seragamnya lalu memasuki ruang guru tersebut.

"Permisi" kata Renjana lalu membuka sedikit pintu Guru tersebut. "Iya?" tanya seorang guru yang masih terlihat lebih muda dari guru lainnya. "Ah, saya murid baru pak. Saya Renjana Lokananta pindahan dari SMA Pilar Bangsa" kata Renjana. "Yasudah, ayo ikut saya. Saya antar ke kelas kamu" kata Guru itu. Renjana membaca name tag di sakunya yang bertuliskan 'Suho Dewata'. "Oke pak Suho" katanya. "Kamu tahu dari mana nama saya?" tanyanya sedikit terkekeh. "Ya dari mana lagi? Dari name tagnya lah! Yakali dikasih tau mantan!" celetuk Renjana. Bagas sedikit kaget dengan sikap murid barunya yang bisa dibilang 'nyeletuk' banget.

Tersadar dengan apa yang dikatakannya bukannya minta maaf, Renjana justru terkekeh. "Jangan kaget pak, besok saya bakalan langganan jadi Napi BK" kata Renjana enteng. "Yang sopan sama guru!" celetuk perempuan disamping pak Suho. "Sapa lu? Sok kenal idih" kata Renjana memutar bola matanya malas. "Kenalin, Sowonia Putri ketua osis sekolah ini" kata

"Cuma ketos kan? Bukan kepsek? Belagu lu!"

𝐅𝐀𝐕𝐎𝐑𝐈𝐓𝐄 𝐒𝐈𝐍(B)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang