Chapter 1

19 0 0
                                    

Meninggalkan Orangtua merupakan keputusan tersulit. Itulah yang Han Jia rasakan ketika melambaikan tangan perpisahan kepada Han jisuk ayahnya saat memasuki area keberangkatan pesawat. Han Jia membayangkan bagaimana kondisi ayahnya bertahan bila ditinggal sendirian. Ibunya Gong Eun yang mengidap kanker kelenjar pergi meninggalkan keluarganya 5tahun lalu. Mengakibatkan kondisi keluarga Jia sering diterpa badai. Dimana sejak kematian ibunya perlakuan kerabat terhadap keluarga Jia semakin jelas. Tuduhan tidak berdasar menjadi cerita hangat dikalangan linkungan membuat ayah jia sempat jatuh sakit.

Han Jia tidak pernah berniat meninggalkan ayahnya sendirian di desa, sudah berulang kali Jia meminta ayahnya agar ikut pindah sekalian ke seoul bersamanya. Tapi ayahnya selalu menolak, alasannya tidak ingin jauh dari Gong Eun dan di Seoul tidak ada tempat yang bisa dituju jika Han Jisuk merindukan istrinya. Hubungan dan kenangan kedua orangtuanya semuanya ada di gamcheon , desa kelahiran Jia. Sejak penumpang memasuki pesawat, Pikiran Jia tidak lepas akan bayangan ekspresi wajah ayahnya terlihat jelas pura-pura bahagia, namun sekaligus tersirat kesedihan dan kesepian pada manik mata Han ji suk

" permisi, ini tempat duduk saya" ujar pria itu membuyarkan lamunan jia. Wanita itu terkesan dengan kulit putih dan mata sipit pria itu namun terkesan tajam.

Jia pindah ke tempat duduk semestinya dan merapikan barangnya

" maaf tadi..." Jia langsung mendengus menahan kesal melihat pria itu menutup mata mengenakan headphonenya

Sebatas itu saja suara yang keluar dari mulut mereka, tidak ada perkenalan atau pembicaraan antara keduanya. Jia sesekali memperhatikan pria disebelahnya tidur mengenakan masker. Salut melihat pria itu tidur tanpa mengubah posisi, kulit putihnya menambah kesan layaknya mayat, namun juga heran bagaimana bisa seseorang tidur dengan masker, membayangkan saja Jia merasa sesak nafas, apa perdulimu  rutuk Jia pada dirinya sendiri kemudian langsung mengalihkan pandangannya ke jendela pesawat,menikmati pemandangan yang belum pernah dilihatnya bercampur perasaan takut, ini penerbangan pertama Jia. saat pesawat sedikit goyang akibat tabrakan pesawat dengan embun Jia langsung panik walau hanya sekejap dan itu terjadi selama penerbangan akibatnya Jia tidak mendapat istrirahat selama penerbangan.

*****

Jarak bandara ke apartemen Han Chami terbilang jauh, kurang lebih membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai. Selama perjalanan Jia begitu takjub akan bagunan yang menjulang tinggi meskipun sudah sering melihatnya di televisi, namun tetap saja beda bila melihatnya secara langsung.

" Bagaimana kondisi ayah?" Tanya Chami membuka pembicaraan

Jia membenarkan posisi duduknya menatap lurus kedepan " kondisi Fisiknya baik-baik saya tapi aku tidak yakin dengan kondisi batinnya" jawab jia menghela napas

" sebenarnya apa yang ayah pikirkan masih bertahan didesa itu?, itu hanya akan menyiksanya. Aku sangat membenci keras kepalanya ayah"

" kenapa ayah begitu egois, tidak mau tinggal bersama kedua putrinya di kota, disini kita bisa merawatnya bersama dan pasti lebih bahagia" ucap Chami menumpahkan kekesalnya

Chami sangat membenci desa gamcheon, perlakuan warga terhadap ayahnya masih sangat membekas dibenaknya, mengingat bagaimana hancurnya hati ayahnya hingga menghabiskan malam dengan minuman keras, Jia yang sering dikucilkan teman-temannya akibat berita chami yang dituduh menjual diri demi biaya kuliah. Sesulit apapun hidup Chami kala itu dia tidak sehina itu. Terakhir kali chami menginjakkan kaki di gamcheon 2 tahun lalu hanya sekedar ziarah dan meminta ayahnya agar ikut ke kota dengannya. Desa gamcheon bagaikan api neraka bagi Chami kenangan masa kecil indah bersama keluarganya terhapus oleh kebencian.

" eonni, wah wah wah hentikan mobilnya" jia memukul pelan lengan Chami

Kondisi jalan sangat ramai apalagi ini jam pulang pekerja kantoran, cukup sulit menepi namun demi adik kesayangannya jia,chami berusaha menepi dengan hati-hati. Setelah menepi jia begitu semangat melepas sabuk pengamannya, membuka pintu mobil.

Love Takes RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang