Drama India

34 5 5
                                    

"Gausah nyari kesalahan diri sendiri, tanyain aja sama orang lain kesalahan lo apa"

Itu adalah isi pesan terakhir gue sama Hafidz, tiba-tiba dia jadi senior, sukanya julid terus. Jadi males buat pergi ke sekolah, kalo bukan ada proker OSPEK yang harus dijalani, gue males buat datang ke sekolah.

Hari ini akan ada acara classmeeting, proker SEKBID 4, SEKBID ini selalu mengatur mengenai seni dan olahraga. Biasanya sih Classmeeting ini diadakan selama 1 minggu, dan ini adalah hari pertama. Gue bingung, kenapa harus ada classmeeting? Gue males buat jadi seksi keamanan lah, seksi acara lah, atau apalah.

"Mang Boy! Ayo! Nanti telat" Lama nih ah, kata Mang boy dia lagi benerin dulu mesin motornya. Udah tau kalo jadi panitia datangnya harus pagi, ini udah telat 2 menit, tapi santuy aja. Padahal gue seksi acaranya, that's okay.

-----------------------------

"Sa, gue mau keliling ya? Keamanannya ga ada yang jaga" Alibi gue biar bisa keluar lapangan. Ngapain panas-panasan di lapang buat ngamanin acara? Toh ga akan ada yang tawuran kok. "Jangan sendirian, yuk sama aku" Gausah, duh gimana ya? Bentar, gue mikir dulu. "Jangan, nanti lo dimarahin sama senior, seksi acara masa ga diem di lapang" Akhirnya bisa kabur yuhu.

Gue keluar lapang dengan senyuman yang manis, semanis good day cappucino. "Kang Fathir!" Asik, bisa keliling bareng nih sama dia. "Mau kemana kang?" Dia cuman senyum sambil jalan, kenapa? Jangan-jangan si Hafidz ngejelek-jelekin gue ke Kang Fathir. "Akang, kenapa?" Bukannya keliling malah ngikutin calon imam, eh calon imam orang maksudnya.

"Kenapa? Kenapa ngikutin? Bukannya kamu harus dilapang?" Dih, dia kaya takut ngeliat gue, emang gue kaya valak? "Akang kenapa? Ko ga kaya biasanya" Jangan berubah tiba-tiba dong, jadi ga ada topik kan. "Apa seharusnya kita jalani hubungan ini? Dibelakang semuanya?" Hah? Kang Fathir mau ngungkapin kali yak? Asik! Yes! "Kamu yakin semuanya akan berjalan baik-baik saja? Padahal aku ini sudah milik orang lain" Hmm?

"Jawab" Kirian dia cuman ngomong doang, ternyata nanya. "Apa yang harus dijawab? Semuanya kembali kepada diri akang sendiri, apa akang siap menerima semua resikonya?" Gue sih siap-siap aja, apalagi kalo bersama Kang Fathir, umm. "Kamu yakin akan baik-baik saja ketika kehilangan semua berlian dalam hidupmu?" Kenapa jadi gitu ngomongnya?

"Kehilangan sahabat yang selalu ada disampingmu" Bisa nyari lagi, haha. "Teman itu ga hanya satu kang, mereka banyak, asal kita mau membuka mata, hati dan pikiran kita" Dia menggeleng, kirain mau kaya trio macan. "Cinta itu sulit dicari Lid, kamu ga paham tentang itu" Lah buktinya lu cinta sama gue kan? Katanya sulit, tapi ketemu di satu sekolah yang sama, aneh.

"Yang sulit itu bukan cintanya, tapi dramanya yang harus dijalani, orang jatuh cinta itu mudah, dengan cara melihat pun orang bisa tiba-tiba jatuh cinta" Ngajak debat di tengah pohon, lumayan sih cukup sepi, cocok. "Seharusnya kita ga ngelakuin semua ini" Kita? Iya sih, gue kan yang pertama deketin. "Kayanya kita ga boleh banyak ngobrol gini kang"

"Kenapa?" Malah nanya. "Soalnya kita lagi dalam acara, masa bikin acara didalam acara?" Eh ga gitu juga sebenarnya tapi bodo amat. "Yaudah, nanti kita lanjut" Gue ngangguk dan pergi keliling. Keliling? Kaya kenal? Keliling?

----------------------------

"Rintan, lo yakin mau pulang duluan? Kang Azmi mau rapat dulu loh" Agak menghangat sama Rintan. "Ga apa-apa, aku bareng sama Ana" Ngedenger nama Ana rasanya inget terus sama Kang Fathir. "Oh gitu? Bukannya Ana juga mau pulang bareng sama Kang Fathir?" Gue bohong, tapi Rintan ga akan tau kok. Kalo misalnya Fathir jadi milik gue, terus hubungan gue sama Ana hancur gitu? Tapi apa bener Fathir bakal ngungkapinnya sama gue?

"AKU" [END]✓Where stories live. Discover now