LWAP •02•

604 60 22
                                    

S E L A M A T  M E M B A C A

Harus baca sampai bawah, AN juga baca yeup
>ㅅ<

________

Tirai itu dibuka. Membuat sinar matahari masuk ke dalam kamar, mengganggu seorang gadis yang tengah terlelap. Namanya adalah Leah Emily Pearson atau kerap dipanggil Lea.

"Lea, bangun. Kamu tidak lupa kan harus ikut Papa?" Seorang wanita berumur empat puluhan berseru beberapa kali membangunkan putri tunggalnya yang pemalas.

"Ngghh." Hanya lenguhan singkat yang keluar dari bibir pink Leah, matanya masih terpejam.

"Ck, bangun Lea!" Wanita yang hampir berumur lima puluhan itu pun berdecak kesal melihat putrinya yang tak kunjung bangun.

"Mama, bentar lagi," gumam Leah pelan.

Katie Pearson--Mama Leah--berdecak pelan. "Nggak ada! Sekarang bangun!" tegasnya.

Katie memaksa tubuh Leah agar bangun dan duduk. "Buka mata kamu, Lea!"

Leah merasa tidurnya sudah benar-benar terganggu pun terpaksa membuka matanya. "Iya, ini udah bangun."

Senyum Katie merekah. "Nah bagus. Sekarang kamu mandi."

Tidak ada yang bisa Leah lakukan selain menurut. Ia berdiri dan mengayunkan kakinya menuju kamar mandi.

Dua puluh menit kemudian ia telah siap dan sudah rapi dengan kemeja putih dan blazer berwarna abu-abu. Leah mematut dirinya kembali di kaca.

Tidak cocok kalau di ikat. Batin Leah melihat model rambutnya sendiri yang tadinya ia ikat. Ia langsung melepaskan ikat rambut dan menggerai rambutnya.

Senyum puas tercetak di wajahnya yang cantik. Leah mengambil ponsel dan dompetnya lalu ia masukkan ke dalam tas kecil.

Kaki Leah menganyun meninggalkan kamar dan berjalan menuju ruang makan.

"Morning Pa, Ma," sapa Leah dengan senyum cerah.

"Pagi juga sayang. Sarapan cepat," titah Katie.

"Nanti kamu ikut Papa Meeting bersama Schulman corp. Jangan keluyuran di kantor," ucap Anthony, Papa Leah.

"Iya, Pa."

***

Kini Leah sudah berada di gedung perusahaan Papanya, lebih tepatnya sudah berada di dalam ruangan sang Papa. Sejak tadi Anthony tak berhenti berbicara mengenai bisnis dan juga posisinya yang akan ia dapati sebentar lagi.

Leah akan bekerja menggantikan sang Papa dan tentu saja ia harus mengetahui apa saja pekerjaan yang harus ia lakukan.

"Kamu mengerti?" tanya Anthony, mengakhiri ucapan panjangnya yang sedikit membosankan bagi Leah.

"Paham, Pa."

"Bagus. Nanti Jason Schulman akan datang, kamu harus memperhatikan kesepakatan bisnis yang akan Papa lakukan. Kamu jangan kebanyakan melamun, paham?"

Leah mengangguk. "Iya Papaku tercinta, cerewet banget sih." Leah tertawa kecil.

Anthony hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah putrinya.

"Pa, haus," adu Leah sambil memegang lehernya.

"Kamu bisa mengambilnya sendiri," sahut Anthony acuh, fokusnya berada pada tumpukan dokuman di mejanya.

Living With A PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang